Turun Gunung Bulan Maret, SBY Kartu As bagi Prabowo-Sandi
A
A
A
JAKARTA - Deputi Kogasma Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, angkat bicara ihwal informasi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru akan turun mengkampanyekan Prabowo-Sandi di bulan Maret 2019.
Herzaky mengatakan, SBY bagaikan kartu As bagi Prabowo-Sandi. Namanya kartu As, keluarnya hanya pada saat tertentu. Tapi, begitu keluar, langsung bisa mengubah arah permainan. Bisa memberikan perbedaan signifikan. Bisa mengubah konstalasi pertandingan.
Dalam konteks Pilpres 2019, Herzaky mengatakan, SBY bisa memecah kebuntuan kalau nanti elektabilitas Prabowo-Sandi stagnan di Maret 2019, atau justru memastikan keunggulan elektabilitas Prabowo-Sandi tetap terjaga di atas lawannya.
"Karena itu, wajar-wajar saja kalau misalnya Pak SBY baru turun mengkampanyekan Prabowo-Sandi di bulan Maret 2019," kata Herzaky kepada SINDOnews, Rabu (21/11/2018).
Politisi Demokrat asal Kalimantan Barat ini meminta parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandi tidak meributkan kapan SBY turun kampanye buat paslon capres-cawapres nomor urut 02 itu. Menurutnya, banyak cara untuk mengkapitalisasi SBY untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi, bahkan elektabilitas parpol-parpol pendukung koalisi.
Di antaranya, beber Herzaky, dengan menyampaikan prestasi SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia dan mengingatkan publik kalau Prabowo-Sandi menang kebijakan-kebijakan SBY yang positif bakal dilanjutkan, bahkan ada penebalan.
Parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandi juga bisa memastikan kepada rakyat bahwa kestabilan ekonomi bisa terjaga, pertumbuhan ekonomi meroket bukan meleset, dan utang-utang bakal diminimalkan, bahkan kalau bisa dilunasi seperti era SBY.
Belum lagi jika mengedepankan perbandingan kemajuan infrastruktur. Herzaky mengatakan, puluhan bandara yang cantik dan megah di kota-kota besar di Indonesia saat ini, semuanya dibangun dan direvitalisasi di era SBY. Begitu juga dengan berbagai bandara perintis. Apalagi kalau mau membandingkan pembangunan ruas jalan dan jalan tol.
"Bandingkan dengan era sekarang. Dari 245 proyek strategis nasional (PSN), baru empat yang selesai setelah tiga tahun pemerintahan. Malah, tahun ini ada empat belas PSN yang dicoret karena mangkrak," ucap Herzaky.
Prabowo-Sandi juga diminta Herzaky untuk berjanji ke publik, kalau di era mereka, mayoritas bakal merasa diayomi, minoritas tetap merasa nyaman dan bisa hidup tenang seperti era SBY. Di era SBY juga tidak ada polarisasi yang begitu tajam seperti sekarang.
"Jadi, mau kapanpun SBY turun kampanye, itu bukan masalah. Prabowo-Sandi dan parpol koalisi tetap bisa menggunakan nama SBY kapan pun buat kepentingan pemenangan mereka di Pilpres 2019, bahkan pileg 2019," ujar Herzaky.
Herzaky mengatakan, SBY bagaikan kartu As bagi Prabowo-Sandi. Namanya kartu As, keluarnya hanya pada saat tertentu. Tapi, begitu keluar, langsung bisa mengubah arah permainan. Bisa memberikan perbedaan signifikan. Bisa mengubah konstalasi pertandingan.
Dalam konteks Pilpres 2019, Herzaky mengatakan, SBY bisa memecah kebuntuan kalau nanti elektabilitas Prabowo-Sandi stagnan di Maret 2019, atau justru memastikan keunggulan elektabilitas Prabowo-Sandi tetap terjaga di atas lawannya.
"Karena itu, wajar-wajar saja kalau misalnya Pak SBY baru turun mengkampanyekan Prabowo-Sandi di bulan Maret 2019," kata Herzaky kepada SINDOnews, Rabu (21/11/2018).
Politisi Demokrat asal Kalimantan Barat ini meminta parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandi tidak meributkan kapan SBY turun kampanye buat paslon capres-cawapres nomor urut 02 itu. Menurutnya, banyak cara untuk mengkapitalisasi SBY untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi, bahkan elektabilitas parpol-parpol pendukung koalisi.
Di antaranya, beber Herzaky, dengan menyampaikan prestasi SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia dan mengingatkan publik kalau Prabowo-Sandi menang kebijakan-kebijakan SBY yang positif bakal dilanjutkan, bahkan ada penebalan.
Parpol koalisi pendukung Prabowo-Sandi juga bisa memastikan kepada rakyat bahwa kestabilan ekonomi bisa terjaga, pertumbuhan ekonomi meroket bukan meleset, dan utang-utang bakal diminimalkan, bahkan kalau bisa dilunasi seperti era SBY.
Belum lagi jika mengedepankan perbandingan kemajuan infrastruktur. Herzaky mengatakan, puluhan bandara yang cantik dan megah di kota-kota besar di Indonesia saat ini, semuanya dibangun dan direvitalisasi di era SBY. Begitu juga dengan berbagai bandara perintis. Apalagi kalau mau membandingkan pembangunan ruas jalan dan jalan tol.
"Bandingkan dengan era sekarang. Dari 245 proyek strategis nasional (PSN), baru empat yang selesai setelah tiga tahun pemerintahan. Malah, tahun ini ada empat belas PSN yang dicoret karena mangkrak," ucap Herzaky.
Prabowo-Sandi juga diminta Herzaky untuk berjanji ke publik, kalau di era mereka, mayoritas bakal merasa diayomi, minoritas tetap merasa nyaman dan bisa hidup tenang seperti era SBY. Di era SBY juga tidak ada polarisasi yang begitu tajam seperti sekarang.
"Jadi, mau kapanpun SBY turun kampanye, itu bukan masalah. Prabowo-Sandi dan parpol koalisi tetap bisa menggunakan nama SBY kapan pun buat kepentingan pemenangan mereka di Pilpres 2019, bahkan pileg 2019," ujar Herzaky.
(maf)