Rencana Ganti Buku Nikah Dinilai Pemborosan Anggaran
A
A
A
JAKARTA - Rencana Kementerian Agama (Kemenag) mengganti buku nikah menjadi seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau ATM, diyakini hanya sebagai pemborosan anggaran.
Kritikan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Iskan Qolba Lubis. "Program tidak tepat karena hanya pemborosan anggaran," kata Iskan Qolba kepada SINDOnews, Senin (12/11/2018).
Terlebih kata Iskan, semakin banyak kartu yang dipegang oleh rakyat jika buku nikah itu diganti dengan kartu. Sebab kata dia, sejauh ini rakyat sudah memegang kartu Indonesia sehat (KIS), kartu Indonesia Pintar (KIP) dan kartu Program Keluarga Harapan (PKH).
Maka itu, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyarankan, sebaiknya diminimalisir pengadaan kartu tersebut. Kemudian kata Iskan, berapa banyak kartu yang harus dicetak.
"Apalagi harus dicetak sebanyak jumlah penduduk, berapa biayanya? Saya yakin ini program belum diperhitungkan secara matang," pungkasnya.
Kritikan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Iskan Qolba Lubis. "Program tidak tepat karena hanya pemborosan anggaran," kata Iskan Qolba kepada SINDOnews, Senin (12/11/2018).
Terlebih kata Iskan, semakin banyak kartu yang dipegang oleh rakyat jika buku nikah itu diganti dengan kartu. Sebab kata dia, sejauh ini rakyat sudah memegang kartu Indonesia sehat (KIS), kartu Indonesia Pintar (KIP) dan kartu Program Keluarga Harapan (PKH).
Maka itu, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyarankan, sebaiknya diminimalisir pengadaan kartu tersebut. Kemudian kata Iskan, berapa banyak kartu yang harus dicetak.
"Apalagi harus dicetak sebanyak jumlah penduduk, berapa biayanya? Saya yakin ini program belum diperhitungkan secara matang," pungkasnya.
(maf)