Perguruan Tinggi dan Industri 4.0
A
A
A
YOGYAKARTA - Perubahan besar dalam bidang industri berdampak ke perguruan tinggi. Sejarah mencatat Revolusi Industri 1.0 sampai dengan 4.0 juga berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi di sistem pendidikan, terutama di level perguruan tinggi. Saat ini perubahan besar industri yang sering disebut dengan Industri 4.0 telah terjadi dan mau tidak mau harus direspon oleh perguruan tinggi.
Industri 4.0 ditandai dengan terjadinya perubahan sangat cepat di bidang ekonomi, teknologi, sosial dan bidang lainnya. Era di mana kebutuhan untuk saling terkoneksi terus meningkat yang berimplikasi pada perubahan dalam banyak hal. Sebagai contoh adalah teknologi internet of things (IoT) yang bisa disematkan dalam berbagai barang atau bahkan ditanamkan dalam tubuh manusia telah menuntut perubahan di banyak bidang ilmu.
Nike+ yang mengembangkan sepatu pintar memicu perubahan dalam bidang atletik dan kesehatan pada umumnya. Perkembangan teknologi drone carrier atau self-driving car juga harus segera direspon pengusaha jasa pengiriman.
Berbagai perubahan tersebut juga harus direspon oleh perguruan tinggi sebagai institusi yang cukup dekat dengan dunia industri. Beberapa paper dan buku yang berkaitan dengan Industri 4.0 dan dunia pendidikan telah ditulis. Secara umum menyampaikan bahwa harusada pula perubahan yang signifikan di dunia pendidikan agar bisa menyesuaikan dengan Industri 4.0.
Beberapa negara telah merespon untuk menghadapi berbagai perubahan di Industri 4.0, bahkan beberapa negara sudah mempersiapkan sejak beberapa tahun yang lalu seperti Jerman, Inggris, dan China. Indonesia pada pertengahan tahun ini juga sudah meresmikan diri dengan mengusung tema "Making Indonesia 4.0" yang menitikberatkan pada 5 sektor industri prioritas, yakni makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik, dengan 5 teknologi utama penopang, yakni internet of things (IOT), artificial intelligence (AI), human-machine interface, teknologi robotic dan sensor, serta teknologi3D printing, di mana AI sebagai inti kekuatan.
Perguruan Tinggi tentu dapat segera menyesuaikan sistemnya dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah ini, baik di sisi kurikulum dan pedagogi, penelitian, kerjasama, infrastruktur maupun hal lainnya.
Salah satu pilar era Industri 4.0 adalah keterbukaan, sehingga memungkinkan terjadinya koneksi satu dengan yang lain. Hal ini tentu merupakan salah satu peluang yang harus bisa dimanfaatkan. Luasnya perubahan yang diakibatkan oleh Industri 4.0 tentu tidak semuanya bisa dijadikan fokus utama oleh negara. Perguruan Tinggi harus bisa melihat dan mereview fokus negara lain, sehingga bisa menetapkan keunikan tersendiri.
Kemampuan untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terjadi merupakan kunci dalam keberhasilan di era Industri 4.0 ini. Berbagai contoh tumbangnya raksasa-rasaksa bisnis karena terlambat menyesuaikan diri bisa menjadi sebuah pembelajaran. Demikian pula munculnya perusahaan-perusahaan baru yang jika dilihat dari IlmuEkonomi lama akan tidak sesuai. Uber dan Airbnb merupakan contohnya, dua perusahaan yang tidak memiliki sama sekali atas "produk" yang dijualnya.
Tesla dan Google merupakan contoh perusahaan yang bisa dikatakan baru, namun berbasis inovasi yang kontinu untuk bisa terus memimpin. Banyak contoh perusahaan lain yang mampu dengan segera memanfaatkan momentum Industri 4.0. Belum lama ini Salim Group, induk usaha dari perusahaan mie di Indonesia juga sudah mulai merambah bidang data center, sebuah usaha yang sangat jauh jika dibandingkkan dengan bisnis utamanya.
Jika dilihat secara sederhana maka beberapa perusahaan yang berhasil di era Industri 4.0 adalah mereka yang mampu memperhatikan perubahan yang terjadi di dunia ini. Hal ini sebenarnya sudah disampaikan dalam banyak ayat di Al Qur’an yang menggunakan frase "tidaklah kamu perhatikan". Banyak ayat lainnya yang jika diresapi mengandung pancingan untuk mengembangkannya, burung hudhud si pembawa informasi, pengetahuan teleportasi yang memindahkan istana di jaman Nabi Sulaiman, relativitas waktu dalam As-Sajdah ayat 5, dan lain sebagainya.
Industri 4.0 ditandai dengan terjadinya perubahan sangat cepat di bidang ekonomi, teknologi, sosial dan bidang lainnya. Era di mana kebutuhan untuk saling terkoneksi terus meningkat yang berimplikasi pada perubahan dalam banyak hal. Sebagai contoh adalah teknologi internet of things (IoT) yang bisa disematkan dalam berbagai barang atau bahkan ditanamkan dalam tubuh manusia telah menuntut perubahan di banyak bidang ilmu.
Nike+ yang mengembangkan sepatu pintar memicu perubahan dalam bidang atletik dan kesehatan pada umumnya. Perkembangan teknologi drone carrier atau self-driving car juga harus segera direspon pengusaha jasa pengiriman.
Berbagai perubahan tersebut juga harus direspon oleh perguruan tinggi sebagai institusi yang cukup dekat dengan dunia industri. Beberapa paper dan buku yang berkaitan dengan Industri 4.0 dan dunia pendidikan telah ditulis. Secara umum menyampaikan bahwa harusada pula perubahan yang signifikan di dunia pendidikan agar bisa menyesuaikan dengan Industri 4.0.
Beberapa negara telah merespon untuk menghadapi berbagai perubahan di Industri 4.0, bahkan beberapa negara sudah mempersiapkan sejak beberapa tahun yang lalu seperti Jerman, Inggris, dan China. Indonesia pada pertengahan tahun ini juga sudah meresmikan diri dengan mengusung tema "Making Indonesia 4.0" yang menitikberatkan pada 5 sektor industri prioritas, yakni makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik, dengan 5 teknologi utama penopang, yakni internet of things (IOT), artificial intelligence (AI), human-machine interface, teknologi robotic dan sensor, serta teknologi3D printing, di mana AI sebagai inti kekuatan.
Perguruan Tinggi tentu dapat segera menyesuaikan sistemnya dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah ini, baik di sisi kurikulum dan pedagogi, penelitian, kerjasama, infrastruktur maupun hal lainnya.
Salah satu pilar era Industri 4.0 adalah keterbukaan, sehingga memungkinkan terjadinya koneksi satu dengan yang lain. Hal ini tentu merupakan salah satu peluang yang harus bisa dimanfaatkan. Luasnya perubahan yang diakibatkan oleh Industri 4.0 tentu tidak semuanya bisa dijadikan fokus utama oleh negara. Perguruan Tinggi harus bisa melihat dan mereview fokus negara lain, sehingga bisa menetapkan keunikan tersendiri.
Kemampuan untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terjadi merupakan kunci dalam keberhasilan di era Industri 4.0 ini. Berbagai contoh tumbangnya raksasa-rasaksa bisnis karena terlambat menyesuaikan diri bisa menjadi sebuah pembelajaran. Demikian pula munculnya perusahaan-perusahaan baru yang jika dilihat dari IlmuEkonomi lama akan tidak sesuai. Uber dan Airbnb merupakan contohnya, dua perusahaan yang tidak memiliki sama sekali atas "produk" yang dijualnya.
Tesla dan Google merupakan contoh perusahaan yang bisa dikatakan baru, namun berbasis inovasi yang kontinu untuk bisa terus memimpin. Banyak contoh perusahaan lain yang mampu dengan segera memanfaatkan momentum Industri 4.0. Belum lama ini Salim Group, induk usaha dari perusahaan mie di Indonesia juga sudah mulai merambah bidang data center, sebuah usaha yang sangat jauh jika dibandingkkan dengan bisnis utamanya.
Jika dilihat secara sederhana maka beberapa perusahaan yang berhasil di era Industri 4.0 adalah mereka yang mampu memperhatikan perubahan yang terjadi di dunia ini. Hal ini sebenarnya sudah disampaikan dalam banyak ayat di Al Qur’an yang menggunakan frase "tidaklah kamu perhatikan". Banyak ayat lainnya yang jika diresapi mengandung pancingan untuk mengembangkannya, burung hudhud si pembawa informasi, pengetahuan teleportasi yang memindahkan istana di jaman Nabi Sulaiman, relativitas waktu dalam As-Sajdah ayat 5, dan lain sebagainya.
(akn)