Prabowo Subianto Sebut Indonesia Bisa Gagal, Ini Alasannya
A
A
A
SEMARANG - Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto membeberkan sistem bernegara yang dianut Indonesia hanya menguntungkan pihak asing. Menurutnya, sistem yang dianut pemerintah saat ini juga tak sesuai dengan keinginan para pendiri bangsa.
“Kenapa saya masih mau maju di politik, karena saya melihat bahwa sistem yang berjalan sekarang ini adalah sistem yang sama sekali tidak bisa membawa kesejahteraan kemakmuran bagi kita sendiri. Sistem kita ini adalah sistem yang keliru, sistem yang salah, bukan sistem yang dibangun oleh pendiri pendiri Bangsa Indonesia,” ujarnya saat berkunjung ke Ponpes As-Shodiqiah, Sawah Besar, Kota Semarang, Senin (29/10/2018).
Menurutnya, pandangan-pandangan tersebut dituangkan dalam sebuah buku. Data-data pendukung yang digunakan untuk menyusun buku tersebut bersumber dari Pemerintah Republik Indonesia dan badan-badan internasional seperti Bank Dunia serta PBB.
“Jadi di buku saya tidak ada data dari saya semua data adalah dari Pemerintah Republik Indonesia sendiri,” tandasnya.
“Sistem sekarang ini hanya bisa berakibat kepada Bangsa Indonesia gagal, saya berani mengatakan itu saya sudah mengatakan itu berkali-kali di televisi dan tertulis. Tidak mungkin Indonesia bisa kuat, sejahtera, tidak mungkin. Karena apa? Karena inti dari kesalahan sistem ini adalah bahwa kekayaan kita mengalir keluar, kekayaan sumber daya alam kita yang begitu besar, kekayaan jumlah penduduk yang begitu besar, keuntungannya diambil oleh bukan oleh Bangsa Indonesia, dan ini saya buktikan dalam buku saya,” bebernya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu hadir didampingi oleh mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Dia mengatakan, kedatangannya untuk bersilaturahmi seperti yang sudah dilakukan di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Kami sangat berterima kasih, datang ke sini dalam rangka kulonuwun. Biasa kita kalau memasuki suatu daerah, adatnya harus datang ke sesepuh-sesepuh, tokoh-tokoh, kan begitu, kan kulonuwun. Kami akan keliling, saya sudah dari ujung Banyuwangi menyusuri Jawa Tengah dari Rembang, Lasem, terus Demak, Pekalongan, Tegal, tadi pagi di Kaliwungu (Kendal), sekarang alhamdulillah bisa diterima di Pondok Pesantren As Shodiqiah,” pungkasnya.
“Kenapa saya masih mau maju di politik, karena saya melihat bahwa sistem yang berjalan sekarang ini adalah sistem yang sama sekali tidak bisa membawa kesejahteraan kemakmuran bagi kita sendiri. Sistem kita ini adalah sistem yang keliru, sistem yang salah, bukan sistem yang dibangun oleh pendiri pendiri Bangsa Indonesia,” ujarnya saat berkunjung ke Ponpes As-Shodiqiah, Sawah Besar, Kota Semarang, Senin (29/10/2018).
Menurutnya, pandangan-pandangan tersebut dituangkan dalam sebuah buku. Data-data pendukung yang digunakan untuk menyusun buku tersebut bersumber dari Pemerintah Republik Indonesia dan badan-badan internasional seperti Bank Dunia serta PBB.
“Jadi di buku saya tidak ada data dari saya semua data adalah dari Pemerintah Republik Indonesia sendiri,” tandasnya.
“Sistem sekarang ini hanya bisa berakibat kepada Bangsa Indonesia gagal, saya berani mengatakan itu saya sudah mengatakan itu berkali-kali di televisi dan tertulis. Tidak mungkin Indonesia bisa kuat, sejahtera, tidak mungkin. Karena apa? Karena inti dari kesalahan sistem ini adalah bahwa kekayaan kita mengalir keluar, kekayaan sumber daya alam kita yang begitu besar, kekayaan jumlah penduduk yang begitu besar, keuntungannya diambil oleh bukan oleh Bangsa Indonesia, dan ini saya buktikan dalam buku saya,” bebernya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu hadir didampingi oleh mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo. Dia mengatakan, kedatangannya untuk bersilaturahmi seperti yang sudah dilakukan di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Kami sangat berterima kasih, datang ke sini dalam rangka kulonuwun. Biasa kita kalau memasuki suatu daerah, adatnya harus datang ke sesepuh-sesepuh, tokoh-tokoh, kan begitu, kan kulonuwun. Kami akan keliling, saya sudah dari ujung Banyuwangi menyusuri Jawa Tengah dari Rembang, Lasem, terus Demak, Pekalongan, Tegal, tadi pagi di Kaliwungu (Kendal), sekarang alhamdulillah bisa diterima di Pondok Pesantren As Shodiqiah,” pungkasnya.
(kri)