Unhan-Naval Postgraduate School Kolaborasi Riset Energi
A
A
A
JAKARTA - Universitas Pertahanan (Unhan) bersama dengan Naval Postgradute School (NPS), Amerika Serikat akan melakukan kolaborasi riset untuk sektor energi.Kegiatan tersebut merupakan upaya mewujudkan Unhan sebagai centre of excellence atau pusat keunggulan.
Hal itu disampaikan Laksamana TNI Purn Marsetio yang juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) 2012-2015 bersama dengan guru besar dan dosen tetap di Universitas Pertahanan (Unhan)/ National Defense University Rudiyanto saat memenuhi undangan dari Naval Postgradute School (NPS) di Kampus NPS Monterey, California, Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, NPS merupakan salah satu sekolah favorit di AS, khususnya untuk para tentara angkatan laut yang ingin mendalami ilmu dan pengetahuan tentang strategi dan efektivitas perang, terorisme, teknologi dan informasi, dan peningkatan ketahanan nasional.
Banyak lulusan dari NPS berprestasi di dunia kerja dan menjadi orang penting seperti astronot, maupun di dunia militer. NPS juga membuka kesempatan bagi tentara angkatan laut negara lain untuk dapat melanjutkan pendidikan di jenjang program Master, program Doktoral maupun kursus waktu tertentu. Saat ini alumni dari Indonesia sudah mencapai kurang lebih 200 orang TNI.
Sedangkan Unhan adalah institusi yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia pada 2009 yang mengkhususkan diri kepada studi pertahanan level program master, dan dikembangkan kemudian pada program doktoral.
Unhan terdiri atas Fakultas Strategi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Fakultas Keamanan Nasional, dan Fakultas Teknologi Pertahanan.
Sejak didirikan, kurang lebih sudah 1.637 lulusan telah menyelesaikan pendidikan dan berkiprah aktif di dunia kerja. Saat ini, Unhan terus berbenah untuk dapat mensejajarkan diri dengan univertias lainnya dan bertaraf internasional.
Pada kunjungan tersebut, kata Marsetio, Unhan memberikan ceramah umum dengan materi berjudul The Indo-Pacific: Indonesian's Perspective on Regional Maritime and Energy Security Dynamics.
"Kuliah tersebut dihadiri oleh civitas akademik dari NPS lintas disiplin ilmu, dan siswa pilihan dari 45 negara dengan fokus tema pokok bahasan 'Maritime Security issues' di kawasan Asia Pasific'. Di antara siswa yang hadir, terdapat lima siswa pilihan dari TNI. Rinciannya, TNl AL sebanyak tiga siswa, TNI AD dan TNI AU masing-masing satu siswa," tuturnya, Jumat (19/10/2018).
Sebelum melaksanakan ceramah/kuliah umum, delegasi dari Unhan Laksamana TNI Purn Marsetio dan tim diterima oleh President NPS Vice Admiral Ronald Route di ruang dinas President NPS, dilanjutkan dengan diskusi terkait upaya peningkatan kerja sama dan program bantuan antaraUnhan dan NPS.
Tindak lanjut dari hasil diskusi tersebut, kata Marsetio, delegasi NPS berencana melakukan kunjungan balasan ke Jakarta dan mengadakan rapat lanjutan di Jakarta pada medio Januari 2019. Delegasi yang akan berkunjung ke Indonesia nanti dipimpin oleh Professor Dr Mike Malley.
Marsetio menambahkan, pihaknya juga melaksanakan diskusi tentang Energy Security antara pihak Unhan dengan NPS Energy Security Group Academy. Dalam diskusi tersebut, Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan)/ National Defense University Rudiyanto banyak memberikan masukan tentang pentingnya energy Security khususnya yang berkaitan dengan optimalisasi penggunaan energi di operasional kapal (energy efficiency) dan hubungan antara Energy Security dengan Maritime Security.
"Topik bahasan tersebut dikaitkan dengan aplikasi dari peraturan international yang dikeluarkan oleh IMO (Internasional Maritime Organization)," katanya.
Tidak hanya itu, tema diskusi juga diperluas dengan pembahasan mengenai implementasi dan tindaklanjut pelaksanaan dari pertemuan COP 21 (Cooperation on the Parties) yang berlangsung di Paris - Perancis mengenai Sustainable Developmemt Goals (SDG) utamanya yang berkaitan dengan poin ke 14 tentang masalah lingkungan laut.
"Hubungan antara penggunaan energi dan lingkungan berupa pemanasan global (global warming) menjadi topik hangat diskusi khususnya terkait optimalisasi penggunaan bahan bakar, pemilihan rute, dan waktu berlayar pada transportasi di laut," katanya.
Kuliah umum dan diskusi tersebut juga disampaikan rencana kolaborasi riset untuk sektor energi antar NPS dengan Unhan.
"Hal ini perlu dilaksanakan, mengingat sejak 2018, pihak Unhan telah membuka program Doktoral (S-3), di mana kegiatan riset dan penelitian harus lebih banyak dikembangkan dan dipacu agar Unhan menjadi salah satu centre of excellence khususnya dibidang Maritime Security dan Energy Security," ucapnya.
Hal itu disampaikan Laksamana TNI Purn Marsetio yang juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) 2012-2015 bersama dengan guru besar dan dosen tetap di Universitas Pertahanan (Unhan)/ National Defense University Rudiyanto saat memenuhi undangan dari Naval Postgradute School (NPS) di Kampus NPS Monterey, California, Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, NPS merupakan salah satu sekolah favorit di AS, khususnya untuk para tentara angkatan laut yang ingin mendalami ilmu dan pengetahuan tentang strategi dan efektivitas perang, terorisme, teknologi dan informasi, dan peningkatan ketahanan nasional.
Banyak lulusan dari NPS berprestasi di dunia kerja dan menjadi orang penting seperti astronot, maupun di dunia militer. NPS juga membuka kesempatan bagi tentara angkatan laut negara lain untuk dapat melanjutkan pendidikan di jenjang program Master, program Doktoral maupun kursus waktu tertentu. Saat ini alumni dari Indonesia sudah mencapai kurang lebih 200 orang TNI.
Sedangkan Unhan adalah institusi yang didirikan oleh Pemerintah Indonesia pada 2009 yang mengkhususkan diri kepada studi pertahanan level program master, dan dikembangkan kemudian pada program doktoral.
Unhan terdiri atas Fakultas Strategi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan, Fakultas Keamanan Nasional, dan Fakultas Teknologi Pertahanan.
Sejak didirikan, kurang lebih sudah 1.637 lulusan telah menyelesaikan pendidikan dan berkiprah aktif di dunia kerja. Saat ini, Unhan terus berbenah untuk dapat mensejajarkan diri dengan univertias lainnya dan bertaraf internasional.
Pada kunjungan tersebut, kata Marsetio, Unhan memberikan ceramah umum dengan materi berjudul The Indo-Pacific: Indonesian's Perspective on Regional Maritime and Energy Security Dynamics.
"Kuliah tersebut dihadiri oleh civitas akademik dari NPS lintas disiplin ilmu, dan siswa pilihan dari 45 negara dengan fokus tema pokok bahasan 'Maritime Security issues' di kawasan Asia Pasific'. Di antara siswa yang hadir, terdapat lima siswa pilihan dari TNI. Rinciannya, TNl AL sebanyak tiga siswa, TNI AD dan TNI AU masing-masing satu siswa," tuturnya, Jumat (19/10/2018).
Sebelum melaksanakan ceramah/kuliah umum, delegasi dari Unhan Laksamana TNI Purn Marsetio dan tim diterima oleh President NPS Vice Admiral Ronald Route di ruang dinas President NPS, dilanjutkan dengan diskusi terkait upaya peningkatan kerja sama dan program bantuan antaraUnhan dan NPS.
Tindak lanjut dari hasil diskusi tersebut, kata Marsetio, delegasi NPS berencana melakukan kunjungan balasan ke Jakarta dan mengadakan rapat lanjutan di Jakarta pada medio Januari 2019. Delegasi yang akan berkunjung ke Indonesia nanti dipimpin oleh Professor Dr Mike Malley.
Marsetio menambahkan, pihaknya juga melaksanakan diskusi tentang Energy Security antara pihak Unhan dengan NPS Energy Security Group Academy. Dalam diskusi tersebut, Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan)/ National Defense University Rudiyanto banyak memberikan masukan tentang pentingnya energy Security khususnya yang berkaitan dengan optimalisasi penggunaan energi di operasional kapal (energy efficiency) dan hubungan antara Energy Security dengan Maritime Security.
"Topik bahasan tersebut dikaitkan dengan aplikasi dari peraturan international yang dikeluarkan oleh IMO (Internasional Maritime Organization)," katanya.
Tidak hanya itu, tema diskusi juga diperluas dengan pembahasan mengenai implementasi dan tindaklanjut pelaksanaan dari pertemuan COP 21 (Cooperation on the Parties) yang berlangsung di Paris - Perancis mengenai Sustainable Developmemt Goals (SDG) utamanya yang berkaitan dengan poin ke 14 tentang masalah lingkungan laut.
"Hubungan antara penggunaan energi dan lingkungan berupa pemanasan global (global warming) menjadi topik hangat diskusi khususnya terkait optimalisasi penggunaan bahan bakar, pemilihan rute, dan waktu berlayar pada transportasi di laut," katanya.
Kuliah umum dan diskusi tersebut juga disampaikan rencana kolaborasi riset untuk sektor energi antar NPS dengan Unhan.
"Hal ini perlu dilaksanakan, mengingat sejak 2018, pihak Unhan telah membuka program Doktoral (S-3), di mana kegiatan riset dan penelitian harus lebih banyak dikembangkan dan dipacu agar Unhan menjadi salah satu centre of excellence khususnya dibidang Maritime Security dan Energy Security," ucapnya.
(dam)