BMKG Usul Ada Satelit Khusus untuk Bencana Alam
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengusulkan ada satelit khusus untuk bencana alam. Alat tersebut diperlukan untuk mengatasi adanya persoalan dalam pengiriman data bencana.
Seperti diketahui, gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu membuat listrik dan komunikasi di wilayah setempat terputus. Alhasil, data peringatan dini tsunami dari pihak konsorsium tidak sampai ke BMKG.
"Kami, saya selaku BMKG mengusulkan harus ada satelit khusus untuk bencana," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Bertajuk Palu Retak di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2018).
Dia mengatakan, sistem peringatan dini tsunami berbasis pemodelan komputer dengan perhitungan matematika saat terjadinya gempa di Palu sudah berjalan. "Sebetulnya ada satu data yang kita tunggu di Pelabuhan Tantoloan," katanya.
Dwikorita melanjutkan, data dari Pelabuhan Tantoloan itu bisa menginformasikan naik tidaknya posisi air laut di Pantai. "Sampai kapan naiknya dan turun kembali," ujarnya.
Menurut dia, data dari Pelabuhan Tantoloan sangat penting untuk memverifikasi peringatan dini yang sudah diumumkan pada menjelang pukul 18.07 WITA saat itu. "Namun, data itu tidak masuk ke BMKG," tandasnya.
Adapun penyebabnya karena sistem komunikasi terputus saat itu. "Jadi, alat itu bekerja, hanya tidak bisa mengirimkan datanya ke BMKG," tuturnya.
Seperti diketahui, gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu membuat listrik dan komunikasi di wilayah setempat terputus. Alhasil, data peringatan dini tsunami dari pihak konsorsium tidak sampai ke BMKG.
"Kami, saya selaku BMKG mengusulkan harus ada satelit khusus untuk bencana," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Bertajuk Palu Retak di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2018).
Dia mengatakan, sistem peringatan dini tsunami berbasis pemodelan komputer dengan perhitungan matematika saat terjadinya gempa di Palu sudah berjalan. "Sebetulnya ada satu data yang kita tunggu di Pelabuhan Tantoloan," katanya.
Dwikorita melanjutkan, data dari Pelabuhan Tantoloan itu bisa menginformasikan naik tidaknya posisi air laut di Pantai. "Sampai kapan naiknya dan turun kembali," ujarnya.
Menurut dia, data dari Pelabuhan Tantoloan sangat penting untuk memverifikasi peringatan dini yang sudah diumumkan pada menjelang pukul 18.07 WITA saat itu. "Namun, data itu tidak masuk ke BMKG," tandasnya.
Adapun penyebabnya karena sistem komunikasi terputus saat itu. "Jadi, alat itu bekerja, hanya tidak bisa mengirimkan datanya ke BMKG," tuturnya.
(kri)