Dipertanyakan, Gelar Kehormatan Neno Warisman dari Warga Aceh
A
A
A
Gelar Laksamana Muda Cut Nyak Dhien yang diberikan kepada aktivis #2019GantiPresiden, Neno Warisman dipertanyakan tokoh muda Aceh, Thamren Ananda.
Thamren menganggap gelar tersebut tindakan ceroboh dan menciderai nilai-nilai sejarah. "Pemberian gelar kepada Neno itu telah menginjak-injak nilai historis masyarakat Aceh," ujar Thamren, Senin (1/10/2018).
Dia memperkuat sejumlah argumen kenapa gelar yang diberikan kepada aktris yang juga tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno itu tidak sah.
Pertama, Thamren menyebut pemberian gelar dalam tradisi kesejarahan Aceh telah ditetapkan mekanismenya melalui lembaga resmi. "Yang berhak memberikan gelar juga Wali Nanggroe," kata Thamren.
Kedua, untuk memberikan gelar kepada sesorang harus melalui proses yang panjang, terutama untuk meneliti rekam jejak penerimanya.
"Si penerima gelar memiliki attitude, rekam jejak serta kontribusi yang nyata terhadap pembangunan masyarakat Aceh," tuturnya.
Thamren mempertanyakan motivasi di balik pemberian gelar untuk Neno. Terlebih penerimanya dinilai tidak memenuhi kedua syarat tersebut.
Thamren pun menyarankan panitia yang memberi gelar tersebut segera mencabut gelar untuk Neno, sekaligus meminta maaf kepada masyarakat di Bumi Serambi Mekkah itu. Sebab, pemberian gelar itu merupakan tindakan ceroboh yang hanya didasari motif memburu kekuasaan.
"Semoga ke depan tidak ada lagi tindakan ceroboh seperti itu demi mengejar kekuasaan. Kalau ingin mendapatkan kekuasaan jangan pernah melakukan tindakan yang mencederai nilai-nilai historis masyarakat Aceh," tandasnya.
Sebelumnya Neno berada di NAD untuk mengukuhkan komunitas #2019PrabowoSandi di Gedung Haji Yusriah Lampeneurut, Aceh Besar, Minggu 30 September 2018 .
Dalam acara itu, Neno yang didampingi Ketua DPD Gerindra Aceh TA Khalid dan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf selaku Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno menerima gelar kehormatan Laksamana Muda Cut Nyak Dhien dari Raja Meureuhom Daya, Saifullah.
Thamren menganggap gelar tersebut tindakan ceroboh dan menciderai nilai-nilai sejarah. "Pemberian gelar kepada Neno itu telah menginjak-injak nilai historis masyarakat Aceh," ujar Thamren, Senin (1/10/2018).
Dia memperkuat sejumlah argumen kenapa gelar yang diberikan kepada aktris yang juga tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno itu tidak sah.
Pertama, Thamren menyebut pemberian gelar dalam tradisi kesejarahan Aceh telah ditetapkan mekanismenya melalui lembaga resmi. "Yang berhak memberikan gelar juga Wali Nanggroe," kata Thamren.
Kedua, untuk memberikan gelar kepada sesorang harus melalui proses yang panjang, terutama untuk meneliti rekam jejak penerimanya.
"Si penerima gelar memiliki attitude, rekam jejak serta kontribusi yang nyata terhadap pembangunan masyarakat Aceh," tuturnya.
Thamren mempertanyakan motivasi di balik pemberian gelar untuk Neno. Terlebih penerimanya dinilai tidak memenuhi kedua syarat tersebut.
Thamren pun menyarankan panitia yang memberi gelar tersebut segera mencabut gelar untuk Neno, sekaligus meminta maaf kepada masyarakat di Bumi Serambi Mekkah itu. Sebab, pemberian gelar itu merupakan tindakan ceroboh yang hanya didasari motif memburu kekuasaan.
"Semoga ke depan tidak ada lagi tindakan ceroboh seperti itu demi mengejar kekuasaan. Kalau ingin mendapatkan kekuasaan jangan pernah melakukan tindakan yang mencederai nilai-nilai historis masyarakat Aceh," tandasnya.
Sebelumnya Neno berada di NAD untuk mengukuhkan komunitas #2019PrabowoSandi di Gedung Haji Yusriah Lampeneurut, Aceh Besar, Minggu 30 September 2018 .
Dalam acara itu, Neno yang didampingi Ketua DPD Gerindra Aceh TA Khalid dan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf selaku Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Uno menerima gelar kehormatan Laksamana Muda Cut Nyak Dhien dari Raja Meureuhom Daya, Saifullah.
(dam)