Jokowi Hormati Dukungan Ijtimak Ulama II ke Prabowo-Sandi
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan menghormati hasil Ijtimak Ulama II yang mendukung pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi menilai, berbeda pendapat dan dukungan politik di negara demokratis adalah hal yang wajar dan sah. Jokowi mengganggap perbedaan dukungan itu bukan sebagai perpecahan namun keberagaman.
"Indonesia negara demokrasi. Sering saya sampaikan, ada satu kelompok pendukung Prabowo, kelompok lain dukung saya. Ya, ini demokrasi. Silakan, enggak dilarang di negara demokrasi," ujar Jokowi di iNews Center, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Mantan Wali Kota Solo ini berpesan, agar dukungan politik yang diberikan Ijtimak Ulama II dalam konteks yang membangun. Dukungan tersebut lanjut Jokowi, harus diberikan secara sehat, fair, dan masyarakat diberi kesempatan untuk menguji ide, gagasan serta program yang diusung oleh capres dan cawapres.
"Saya kira penting sekali sehatnya demokrasi di Tanah Air, kedewasaan berdemokrasi kita. Pemilu diwarnai kontestasi gagasan, hasil kerja, prestasi, rekam jejak. Jangan sampai kita dalam pilpres ini memakai SARA lagi, cara fitnah yang saya kira tidak mendewasakan dan mematangkan demokrasi kita," tegas Jokowi.
Jokowi menilai, berbeda pendapat dan dukungan politik di negara demokratis adalah hal yang wajar dan sah. Jokowi mengganggap perbedaan dukungan itu bukan sebagai perpecahan namun keberagaman.
"Indonesia negara demokrasi. Sering saya sampaikan, ada satu kelompok pendukung Prabowo, kelompok lain dukung saya. Ya, ini demokrasi. Silakan, enggak dilarang di negara demokrasi," ujar Jokowi di iNews Center, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Mantan Wali Kota Solo ini berpesan, agar dukungan politik yang diberikan Ijtimak Ulama II dalam konteks yang membangun. Dukungan tersebut lanjut Jokowi, harus diberikan secara sehat, fair, dan masyarakat diberi kesempatan untuk menguji ide, gagasan serta program yang diusung oleh capres dan cawapres.
"Saya kira penting sekali sehatnya demokrasi di Tanah Air, kedewasaan berdemokrasi kita. Pemilu diwarnai kontestasi gagasan, hasil kerja, prestasi, rekam jejak. Jangan sampai kita dalam pilpres ini memakai SARA lagi, cara fitnah yang saya kira tidak mendewasakan dan mematangkan demokrasi kita," tegas Jokowi.
(kri)