Ketua DPR: Kerja Sama RI-Australia Harus Diperkuat

Sabtu, 15 September 2018 - 19:21 WIB
Ketua DPR: Kerja Sama RI-Australia Harus Diperkuat
Ketua DPR: Kerja Sama RI-Australia Harus Diperkuat
A A A
BALI - Australia telah cukup lama menjalin hubungan strategis dengan Indonesia di berbagai bidang. Kendati begitu, sebagai negara tetangga, kerja sama yang ada harus terus diperkuat agar stabilitas di kawasan semakin terjaga.

Upaya penguatan hubungan kedua negara salah satunya dilakukan melalui Forum Parlemen Anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) yang digelar mulai Sabtu-Minggu (15-16/9) di Bali.

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, forum ini merupakan kesempatan yang baik dalam meningkatkan hubungan yang harmonis dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Australia.

"Melalui forum MIKTA di Bali, kami berharap Australia dan Indonesia, serta anggota MIKTA lainnya seperti Meksiko, Korea Selatan, dan Turki dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam menyikapi berbagai persoalan yang menjadi perhatian kita bersama," tutur Bamsoet- sapaan akrabnya- saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Senat Australia, Sue Lines di Ubud, Bali, Sabtu (15/9/2018).

Politisi Golkar ini juga menuturkan bahwa Australia adalah mitra strategis Indonesia. Sehingga ia percaya bahwa Indonesia dan Australia akan selalu mengedepankan kepentingan bersama dan membangun sinergi yang baik.
"Kami percaya bahwa kedua negara akan selalu mengedepankan kepentingan bersama dalam membangun kerja sama bilateral. Kami dari DPR akan selalu mendukung upaya penguatan kerja sama bilateral Indonesia-Australia," tegas Bamsoet.
Bamsoet juga menegaskan bahwa Indonesia siap memperkuat kerja sama dengan Australia di berbagai bidang seperti keamanan, maritim, penanggulangan terorisme dan ekonomi. "Kami berharap hubungan Indonesia dan Australia yang sudah berjalan dengan baik ini akan semakin kuat ke depan, termasuk hubungan antara DPR RI dan Parlemen Australia," jelas Bamsoet.

Terakhir, kerja sama Indonesia dengan Australia juga berlangsung pada saat pertemuan 'Bali Process Ministerial and Business Forum 2018' yang diselenggarakan di Bali pada bulan Agustus lalu, pertemuan ini secara konsen memberi perhatian pada pengentasan perdagangan orang dan perbudakan modern.

Tidak hanya Australia, Indonesia juga perlu memperkuat kerja sama dengan anggota MIKTA lainnya seperti Korea Selatan (Korsel), Turki, dan Meksiko. Dengan Korsel, misalnya, hubungan bilateral kedua negara telah terjalin harmonis selama 45 tahun. Hubungan yang baik antara kedua negara ditandai dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan baru-baru ini sebagai kunjungan balasan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia tahun lalu.

Untuk diketahui, antara Indonesia dengan Korea Selatan telah menjalin kerja sama kemitraan strategis pada 2006 dengan ditandatanganinya Joint Declaration on Strategic Partnership to Promote Friendship and Cooperation between Republic of Indonesia and the Republic of Korea. Kemitraan tersebut kemudian ditingkatkan menjadi special strategic partnership di tahun 2017 dengan penajaman akselarasi industrialisasi di Indonesia.

"Dengan demikian peluang kerja sama kedua negara di berbagai sektor semakin terbuka lebar. Republik Korea merupakan negara mitra ekonomi penting bagi Indonesia, sebagai penanam investasi dan acuan sumber teknologi khususnya di bidang heavy industry, IT dan telekomunikasi. Indonesia juga menawarkan peluang pasar yang sangat besar, sumber daya alam, dan tenaga kerja," ungkap Bambang Soesatyo saat bilateral meeting dengan Ketua Parlemen Korea Moon Hee-Sang di Padma Resort Ubud, Bali, Sabtu (15/9).

Dalam pertemuan ini, Bamsoet menuturkan bahwa Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama ketenagakerjaan G to Gantara kedua negara yang selama ini telah berjalan baik. Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam pembangunan nasional. "Kami berharap kerja sama yang telah terjalin erat dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia tersebut akan terus meningkat demi kepentingan bersama. Ke depan kami berharap kerja sama tenaga kerja ini semakin baik dengan penambahan kuota untuk TKI," sambung Bamsoet.

Mengenai kerja sama di bidang ekonomi, Indonesia dan Korea Selatan juga telah menandatangani MoU kerja sama di bidang industri kreatif di tahun 2013, dan ditindaklanjuti dengan dibukanya Korean Creative Content Agency di Jakarta pada Oktober 2016. "Kami berharap kerja sama di bidang industri kreatif antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan dapat lebih meningkat lagi terutama di bidang seni, kerajinan, musik, film, dan video games," sambungnya.

Hubungan Indonesia dan Korea Selatan yang selama ini telah berlangsung dengan baik, menurut Bamsoet harus dapat terus dikembangkan. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.

Begitu pula dengan Turki, Bamsoet optimistis bahwa hubungan kedua negara dapat menguat di masa mendatang. "Sekali lagi kami mengapresiasi partisipasi aktif parlemen Turki dalam MIKTA sebagai upaya strategis untuk memberikan solusi inovatif dalam isu-isu global terkini dan mempererat hubungan kedua negara," papar Bamsoet saat bilateral meeting dengan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop, kemarin.

Di bidang ekonomi, Bamsoet menuturkan DPR mendukung peningkatan investasi Turki ke Indonesia. Ia berharap melalui kemudahan bisnis dan kebijakan One Stop Service dapat meningkatkan investasi Turki ke Indonesia.

Sementara itu, Wakil Presiden Senat Australia Sue Lines menyambut baik keinginan adanya penguatan hubungan kedua negara. Bagi Australia, Indonesia memiliki peranan yang sangat penting.

Sambutan serupa juga dilakukan Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Hee-Sang menuturkan ucapan terima kasih atas hubungan dengan Indonesia yang selama ini telah berjalan baik. Ia pun berharap, melalui pertemuan MIKTA ini, Indonesia dan Korea dapat terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, terutama di sektor ekonomi.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7275 seconds (0.1#10.140)