Jelang Kirab Satu Negeri, Ketum GP Ansor Disambut Tarian Salawat
A
A
A
MERAUKE - Ada pemandangan tak biasa di Bandara Mopah, Merauke, Papua, pagi ini. Bandara di ujung paling timur Indonesia ini tampak lebih meriah dengan kehadiran puluhan anak-anak berkaus putih plus ikat kepala khas Papua warna warni.
Tak berapa lama, bersama belasan ibu-ibu Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), mereka serentak melantunkan salawatan. Saat bersalawat, anak-anak dari sekolah NU ini juga turut menari kecil.
Kemeriahan pagi di Bandara Mopah ini karena dalam rangka menyambut kedatangan Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Bersama rombongan pengurus Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Yaqut datang ke Merauke untuk melepas perdana Kirab Satu Negeri yang digelar oleh Pimpinan Pusat GP Ansor, pada Minggu besok (16/9/2018).
Selain dari Merauke, pelepasan tim kirab bendera Merah Putih secara bersamaan juga akan dilakukan dari empat titik terluar Indonesia lainnya, yakni Sabang, Nunukan, Miangas, dan Rote.
Di Bandara Mopah, Gus Yaqut, sapaan akrab ketum Ansor, disambut sejumlah tokoh antara lain Ketua KNPI Merauke Hendrik Mahuse, tetua adat Maliharsyad Basik dan Ketua PC GP Ansor Merauke Syahmuhar M Zein Ongeo Gebse. Di ujung prosesi penyambutan, tokoh adat Maliharsyad Basik kemudian memakaikan imbuh, topi khas Papua kepada Gus Yaqut. "Selamat datang di Merauke," ujar
Maliharsyad yang terlihat turut memakai baju hijau seragam Ansor.
Kedatangan Gus Yaqut sangat mendapat sambutan hangat masyarakat Merauke. Di Bandara Mopah, beberapa warga meminta berfoto bersama dengannya.
Gus Yaqut mengatakan, Kirab Satu Negeri digelar untuk semakin menguatkan ikatan konsensus kebangsaan. Dia menilai, kirab bertema Bela Agama, Bangsa, Negeri ini akan efektif untuk mematahkan upaya sekelompok orang atau pihak yang tengah berupaya merusak tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.
Keberagaman suku, adat, bahasa dan agama, tandas Gus Yaqut, harus dijadikan modal berharga untuk menciptakan kerukunan dan meneruskan pembangunan. "Ini adalah ikhtiar kecil GP Ansor untuk mempersatukan bangsa yang akhir-akhir ini menunjukkaan adanya benih perpecahan," ujarnya.
Lebih dari itu, lewat Kirab Satu Negeri yang akan berpuncak di Yogyakarta 26 Oktober mendatang ini, GP Ansor ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi inspirasi dalam menciptakan perdamaian di atas berbagai keberagaman yang ada di dalamnya.
Setelah dilepas dari Merauke, rombongan pengirab bendera kemudian dijadwalkan bertolak ke Jayapura. Ada sejumlah rangkaian kegiatan untuk memeriahkan kirab, antara lain pengibaran bendera Merah Putih terpanjang di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini pada Senin (17/9/2018).
Pengibaran ini rencananya akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Selanjutnya rombongan kirab akan menuju Papua Barat untuk acara mengibarkan bendera di bawah laut, tepatnya di kawasan Raja Ampat.
Tak berapa lama, bersama belasan ibu-ibu Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), mereka serentak melantunkan salawatan. Saat bersalawat, anak-anak dari sekolah NU ini juga turut menari kecil.
Kemeriahan pagi di Bandara Mopah ini karena dalam rangka menyambut kedatangan Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Bersama rombongan pengurus Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Yaqut datang ke Merauke untuk melepas perdana Kirab Satu Negeri yang digelar oleh Pimpinan Pusat GP Ansor, pada Minggu besok (16/9/2018).
Selain dari Merauke, pelepasan tim kirab bendera Merah Putih secara bersamaan juga akan dilakukan dari empat titik terluar Indonesia lainnya, yakni Sabang, Nunukan, Miangas, dan Rote.
Di Bandara Mopah, Gus Yaqut, sapaan akrab ketum Ansor, disambut sejumlah tokoh antara lain Ketua KNPI Merauke Hendrik Mahuse, tetua adat Maliharsyad Basik dan Ketua PC GP Ansor Merauke Syahmuhar M Zein Ongeo Gebse. Di ujung prosesi penyambutan, tokoh adat Maliharsyad Basik kemudian memakaikan imbuh, topi khas Papua kepada Gus Yaqut. "Selamat datang di Merauke," ujar
Maliharsyad yang terlihat turut memakai baju hijau seragam Ansor.
Kedatangan Gus Yaqut sangat mendapat sambutan hangat masyarakat Merauke. Di Bandara Mopah, beberapa warga meminta berfoto bersama dengannya.
Gus Yaqut mengatakan, Kirab Satu Negeri digelar untuk semakin menguatkan ikatan konsensus kebangsaan. Dia menilai, kirab bertema Bela Agama, Bangsa, Negeri ini akan efektif untuk mematahkan upaya sekelompok orang atau pihak yang tengah berupaya merusak tatanan kehidupan masyarakat Indonesia.
Keberagaman suku, adat, bahasa dan agama, tandas Gus Yaqut, harus dijadikan modal berharga untuk menciptakan kerukunan dan meneruskan pembangunan. "Ini adalah ikhtiar kecil GP Ansor untuk mempersatukan bangsa yang akhir-akhir ini menunjukkaan adanya benih perpecahan," ujarnya.
Lebih dari itu, lewat Kirab Satu Negeri yang akan berpuncak di Yogyakarta 26 Oktober mendatang ini, GP Ansor ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi inspirasi dalam menciptakan perdamaian di atas berbagai keberagaman yang ada di dalamnya.
Setelah dilepas dari Merauke, rombongan pengirab bendera kemudian dijadwalkan bertolak ke Jayapura. Ada sejumlah rangkaian kegiatan untuk memeriahkan kirab, antara lain pengibaran bendera Merah Putih terpanjang di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini pada Senin (17/9/2018).
Pengibaran ini rencananya akan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Selanjutnya rombongan kirab akan menuju Papua Barat untuk acara mengibarkan bendera di bawah laut, tepatnya di kawasan Raja Ampat.
(pur)