Eks Menpan Puji Buku Kepemimpinan Mahyeldin Ansharullah
A
A
A
JAKARTA - Buku biografi Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo dibedah di Jakarta, Rabu 12 September 2018.
Bedah buku berjudul Mahyeldi Memimpin Adalah Melayani itu digelar di Indonesia Internasional Book Fair (IIBF), Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC).
Mahyeldi menjelaskan buku itu mengungkap tentang pengalamannya selama memimpin Kota Padang, Sumatera Barat. Buku itu dikatakannya juga menjelaskan tentang makna kepemimpinan.
"Kita memahami bahwa pemimpin itu melayani, bukannnya memerintah. Mengayomi, melayani mengarahkan, mendidik itulah pemimpin. Kita pun memimpin untuk rakyat," kata Mahyeldi.
Dia menegaskan tugas seorang pemimpin adalah melakukan apa yang akan betul-betul dirasakan dan mendatangkan kesejahteraan masyarakat.
"Negara dan pemerintah ada untuk menyejahterahkan masyarakat, memakmurkan masyarakat," katanya.
Tidak hanya berupaya meningkatkan kesejahteraan, kata dia, pemimpin juga harus melibatkan masyarakat dalam pembangunan.
Dalam buku tersebut juga dijelaskan mengenai suka duka Mahyeldi selama memimpin Kota Padang. "Memang tidak semua harapan masyarakat bisa terpenuhi. Tetapi dari sekian harapan, program dan kegiatan, kita harus menjawab sebagian permasalahan (masyarakat-red)," tuturnya.
Menurut dia, Padang akan menjadi kota pendidikan, berwisata, perdagangan. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan peran kaum muda.
"Sehingga kita akan menyiapkan pusat-pusat kegiatan pemuda di setiap kecamatan. Kenapa pemuda harus diperhatikan secara serius? karena memang bonus demografi. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa mendatang," tuturnya.
Hadir dalam acara bedah buku Mahyeldi, mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur.Acara tersebut dimoderatori Presiden Rumah Quran Violet (RQV) Indonesia yang juga penulis, Sultan Muda Azmi Fajri Usman.
Menurut Asman, buku tersebut sangat bagus dan menginspirasi. Dia berharap para pemimpin dapat mempelajari gaya kepemimpinan Mahyeldi yang dituangkan dalam buku tersebut.
"Pemimpin yang baik, dia tidak pernah berkuasa karena dia melayani. Kalau kita diberi kekuasan harus lebih merunduk lagi seperti padi. Melayani adalah kewajiban dari seorang pemimpin," ujar Asman.
Bedah buku berjudul Mahyeldi Memimpin Adalah Melayani itu digelar di Indonesia Internasional Book Fair (IIBF), Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC).
Mahyeldi menjelaskan buku itu mengungkap tentang pengalamannya selama memimpin Kota Padang, Sumatera Barat. Buku itu dikatakannya juga menjelaskan tentang makna kepemimpinan.
"Kita memahami bahwa pemimpin itu melayani, bukannnya memerintah. Mengayomi, melayani mengarahkan, mendidik itulah pemimpin. Kita pun memimpin untuk rakyat," kata Mahyeldi.
Dia menegaskan tugas seorang pemimpin adalah melakukan apa yang akan betul-betul dirasakan dan mendatangkan kesejahteraan masyarakat.
"Negara dan pemerintah ada untuk menyejahterahkan masyarakat, memakmurkan masyarakat," katanya.
Tidak hanya berupaya meningkatkan kesejahteraan, kata dia, pemimpin juga harus melibatkan masyarakat dalam pembangunan.
Dalam buku tersebut juga dijelaskan mengenai suka duka Mahyeldi selama memimpin Kota Padang. "Memang tidak semua harapan masyarakat bisa terpenuhi. Tetapi dari sekian harapan, program dan kegiatan, kita harus menjawab sebagian permasalahan (masyarakat-red)," tuturnya.
Menurut dia, Padang akan menjadi kota pendidikan, berwisata, perdagangan. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan peran kaum muda.
"Sehingga kita akan menyiapkan pusat-pusat kegiatan pemuda di setiap kecamatan. Kenapa pemuda harus diperhatikan secara serius? karena memang bonus demografi. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa mendatang," tuturnya.
Hadir dalam acara bedah buku Mahyeldi, mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Asman Abnur.Acara tersebut dimoderatori Presiden Rumah Quran Violet (RQV) Indonesia yang juga penulis, Sultan Muda Azmi Fajri Usman.
Menurut Asman, buku tersebut sangat bagus dan menginspirasi. Dia berharap para pemimpin dapat mempelajari gaya kepemimpinan Mahyeldi yang dituangkan dalam buku tersebut.
"Pemimpin yang baik, dia tidak pernah berkuasa karena dia melayani. Kalau kita diberi kekuasan harus lebih merunduk lagi seperti padi. Melayani adalah kewajiban dari seorang pemimpin," ujar Asman.
(dam)