Idap Kanker Payudara, WNI Dipulangkan KJRI Jeddah
A
A
A
JEDDAH - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah memulangkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama lengkap Supiyah Taslim Ahmad, Selasa, 11 September 2018.
Perempuan kelahiran 1965 ini dipulangkan karena dua tahun belakangan mengidap kanker payudara. Dia mengaku telah 24 tahun bekerja pada satu keluarga Saudi di Provinsi Jizan yang berjarak sekitar 700 kilometer dari KJRI Jeddah.
Kepada Tim Pelindungan KJRI saat mengunjunginya di rumah majikan, Supiah menuturkan, dirinya telah beberapa kali menjalani perawatan dari Rumah Sakit Umum (RSU) King Fahd, Jizan, atas tanggungan majikan, namun kondisinya tak kunjung membaik.
"Pertengahan Agustus kemarin, dia mengeluh sakit di dada. Katanya ada benjolan. Dia akhirnya dibawa majikan ke rumah sakit. Rumah sakit akhirnya mengambil tindakan operasi untuk mengangkat kankernya," ujar Safaat Ghofur, Pelaksana Fungsi Konsuler (PFK)-1 yang merangkap Koordinator Pelindungan Warga (KPW).
Safaat menambahkan, pascaoperasi, Supiah seharusnya menjalani tindakan medis lanjutan berupa kemoterapi di rumah sakit tersebut, sehingga ikhtiar pengobatannya berjalan tuntas. Namun, supiah lebih memilih meninggalkan rumah sakit dan meminta agar segera dipulangkan saja dan berobat di Tanah Air.
Selama bekerja, tutur Supiah, dirinya diperlakukan baik oleh keluarga majikan dan sudah dianggap layaknya keluarga sendiri. Suasana itu juga dirasakan Tim Perlindungan saat mengunjungi Supiah di rumah majikan. Tim diterima dengan hangat oleh pihak keluarga majikan yang kini diwakili anaknya yang berprofesi sebagai tentara menggantikan ayahnya yang telah meninggal.
"Sebenarnya dulu majikan Supiah sudah beberapa kali menyarankan supaya dia pulang saja dan berobat didampingi keluarga. Namun, dia memilih berobat di sini saja (Jizan). Majikan dia cukup baik," terang Rahmat Aming, PFK-2 yang merangkap Kepala Kanselerai KJRI Jeddah saat mengunjungi Supiah di rumah majikannya di Daerah Abu Arish berjarak sekitar 50 kilometer dari Jizan.
Pada tanggal 8-9 September 2018, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, kembali mengutus Tim Perlindungan untuk mengecek kondisi Supiah guna memastikan kesiapan dirinya pulang ke Tanah Air sekaligus meyelesaikan perlengkapan perjalanan yang diperlukan, antara lain exit permit, medical information (medif) dan obat-obatan dari rumah sakit.
Konjen Hery dalam setiap kesempatan juga mengimbau warga agar memanfaatkan cuti yang diberikan majikan untuk pulang menjenguk keluarga di kampung halaman.
"Jangan hanya karena merasa betah, senang, merasa tercukupi, terus lupa keluarga di kampung. Jangan menunggu tua dan sakit-sakitan, baru minta pulang. Ingat, bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri bersama keluarga," tegas Konjen.
Karena kondisinya yang masih lemah, perempuan asal Grobokan, Purwodadi, Jawa Tengah ini dipulangkan dengan menggunakan kursi roda, didamping oleh seorang staf dari KJRI Jeddah.
Perempuan kelahiran 1965 ini dipulangkan karena dua tahun belakangan mengidap kanker payudara. Dia mengaku telah 24 tahun bekerja pada satu keluarga Saudi di Provinsi Jizan yang berjarak sekitar 700 kilometer dari KJRI Jeddah.
Kepada Tim Pelindungan KJRI saat mengunjunginya di rumah majikan, Supiah menuturkan, dirinya telah beberapa kali menjalani perawatan dari Rumah Sakit Umum (RSU) King Fahd, Jizan, atas tanggungan majikan, namun kondisinya tak kunjung membaik.
"Pertengahan Agustus kemarin, dia mengeluh sakit di dada. Katanya ada benjolan. Dia akhirnya dibawa majikan ke rumah sakit. Rumah sakit akhirnya mengambil tindakan operasi untuk mengangkat kankernya," ujar Safaat Ghofur, Pelaksana Fungsi Konsuler (PFK)-1 yang merangkap Koordinator Pelindungan Warga (KPW).
Safaat menambahkan, pascaoperasi, Supiah seharusnya menjalani tindakan medis lanjutan berupa kemoterapi di rumah sakit tersebut, sehingga ikhtiar pengobatannya berjalan tuntas. Namun, supiah lebih memilih meninggalkan rumah sakit dan meminta agar segera dipulangkan saja dan berobat di Tanah Air.
Selama bekerja, tutur Supiah, dirinya diperlakukan baik oleh keluarga majikan dan sudah dianggap layaknya keluarga sendiri. Suasana itu juga dirasakan Tim Perlindungan saat mengunjungi Supiah di rumah majikan. Tim diterima dengan hangat oleh pihak keluarga majikan yang kini diwakili anaknya yang berprofesi sebagai tentara menggantikan ayahnya yang telah meninggal.
"Sebenarnya dulu majikan Supiah sudah beberapa kali menyarankan supaya dia pulang saja dan berobat didampingi keluarga. Namun, dia memilih berobat di sini saja (Jizan). Majikan dia cukup baik," terang Rahmat Aming, PFK-2 yang merangkap Kepala Kanselerai KJRI Jeddah saat mengunjungi Supiah di rumah majikannya di Daerah Abu Arish berjarak sekitar 50 kilometer dari Jizan.
Pada tanggal 8-9 September 2018, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, kembali mengutus Tim Perlindungan untuk mengecek kondisi Supiah guna memastikan kesiapan dirinya pulang ke Tanah Air sekaligus meyelesaikan perlengkapan perjalanan yang diperlukan, antara lain exit permit, medical information (medif) dan obat-obatan dari rumah sakit.
Konjen Hery dalam setiap kesempatan juga mengimbau warga agar memanfaatkan cuti yang diberikan majikan untuk pulang menjenguk keluarga di kampung halaman.
"Jangan hanya karena merasa betah, senang, merasa tercukupi, terus lupa keluarga di kampung. Jangan menunggu tua dan sakit-sakitan, baru minta pulang. Ingat, bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri bersama keluarga," tegas Konjen.
Karena kondisinya yang masih lemah, perempuan asal Grobokan, Purwodadi, Jawa Tengah ini dipulangkan dengan menggunakan kursi roda, didamping oleh seorang staf dari KJRI Jeddah.
(pur)