Erick Thohir Dinilai Bisa Tandingi Sandiaga Pikat Kaum Milenial
A
A
A
JAKARTA - Munculnya nama Erick Thohir sebagai kandidat ketua tim sukses Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 dinilai wajar. Setidaknya, ada tiga pertimbangan mengapa Erick dianggap layak menjadi ketua tim sukses.
Pertama, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018. Selama dua minggu, masyarakat Indonesia seakan tersihir oleh magnet Asian Games. Hampir tiap hari lini masa media sosial, berita media massa, didominasi oleh perbincangan tentang Asian Games.
Asian Games bukan lagi sekadar acara olahraga, melainkan berhasil dikemas menjadi pertunjukan yang spektakuler dan memikat publik. "Happening banget kalau kata anak zaman now," kata pengamat politik Manilka Research Herzaky M Putra kepada SINDOnews, Kamis (6/9/2018).
"Erick Thohir selaku Ketua Inasgoc, diketahui publik, termasuk kaum milenial, sebagai salah satu sosok kunci dibalik sukses penyelenggaraan Asian Games," tambah Herzaky.
Zaky mengatakan, sentimen positif dari publik bakal semakin mengalir ke Jokowi-Ma’ruf jika Erick Thohir benar dipilih sebagai ketua timses. Bagaimanapun, lanjut Zaky, pemilih selalu ingin bergabung dengan tim pemenang, berisikan orang-orang sukses.
Momentum kesuksesan Asian Games, menempatkan Erick Thohir dalam kategori seorang pemenang. "Terlebih bagi kaum milenial, Erick bisa dieksploitasi sebagai tokoh yang pantas mereka contoh dan tiru," imbuh Zaky.
Kedua, sosok Erick Thohir sendiri sebenarnya cukup memikat kaum milenial. Pengusaha muda sukses yang tidak pernah kedengaran bermasalah dengan hukum. Pribadinya pun cukup bersahabat.
Bahkan, di kalangan penggila bola, Erick Thohir cukup fenomenal karena merupakan orang Indonesia pertama yang memiliki saham di klub sepak bola internasional yang besar, tepatnya Inter Milan asal Italia.
Zaky mengatakan, jejak rekam seperti ini menjadikan Erick Thohir hampir lawan yang sebanding bagi Sandiaga Uno. Jokowi-Ma’ruf bakal memiliki amunisi tambahan dalam menarik segmen milenial yang saat ini cenderung ke Prabowo-Sandi karena terpikat dengan sosok Sandi.
Ketiga, kesuksesan mengelola ribuan orang panitia, termasuk relawan, dan berbagai pihak yang terlibat, menunjukkan kapasitas Erick Thohir dalam mengelola tim dengan skala besar. Bekal ini bakal sangat bermanfaat dalam mengelola timses yang terdiri atas berbagai unsur, termasuk perwakilan parpol, dalam skala nasional.
Sementara itu, titik lemah Erick Thohir hanyalah jejak rekam yang nol besar di politik. Bagaimanapun, kemampuan memimpin dan kemampuan manajerial yang luar biasa memang dibutuhkan. Hanya, memimpin kerja politik memerlukan keterampilan tersendiri.
"Ada faktor jam terbang yang tidak bisa dipungkiri," ucap Zaky.
Pertama, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018. Selama dua minggu, masyarakat Indonesia seakan tersihir oleh magnet Asian Games. Hampir tiap hari lini masa media sosial, berita media massa, didominasi oleh perbincangan tentang Asian Games.
Asian Games bukan lagi sekadar acara olahraga, melainkan berhasil dikemas menjadi pertunjukan yang spektakuler dan memikat publik. "Happening banget kalau kata anak zaman now," kata pengamat politik Manilka Research Herzaky M Putra kepada SINDOnews, Kamis (6/9/2018).
"Erick Thohir selaku Ketua Inasgoc, diketahui publik, termasuk kaum milenial, sebagai salah satu sosok kunci dibalik sukses penyelenggaraan Asian Games," tambah Herzaky.
Zaky mengatakan, sentimen positif dari publik bakal semakin mengalir ke Jokowi-Ma’ruf jika Erick Thohir benar dipilih sebagai ketua timses. Bagaimanapun, lanjut Zaky, pemilih selalu ingin bergabung dengan tim pemenang, berisikan orang-orang sukses.
Momentum kesuksesan Asian Games, menempatkan Erick Thohir dalam kategori seorang pemenang. "Terlebih bagi kaum milenial, Erick bisa dieksploitasi sebagai tokoh yang pantas mereka contoh dan tiru," imbuh Zaky.
Kedua, sosok Erick Thohir sendiri sebenarnya cukup memikat kaum milenial. Pengusaha muda sukses yang tidak pernah kedengaran bermasalah dengan hukum. Pribadinya pun cukup bersahabat.
Bahkan, di kalangan penggila bola, Erick Thohir cukup fenomenal karena merupakan orang Indonesia pertama yang memiliki saham di klub sepak bola internasional yang besar, tepatnya Inter Milan asal Italia.
Zaky mengatakan, jejak rekam seperti ini menjadikan Erick Thohir hampir lawan yang sebanding bagi Sandiaga Uno. Jokowi-Ma’ruf bakal memiliki amunisi tambahan dalam menarik segmen milenial yang saat ini cenderung ke Prabowo-Sandi karena terpikat dengan sosok Sandi.
Ketiga, kesuksesan mengelola ribuan orang panitia, termasuk relawan, dan berbagai pihak yang terlibat, menunjukkan kapasitas Erick Thohir dalam mengelola tim dengan skala besar. Bekal ini bakal sangat bermanfaat dalam mengelola timses yang terdiri atas berbagai unsur, termasuk perwakilan parpol, dalam skala nasional.
Sementara itu, titik lemah Erick Thohir hanyalah jejak rekam yang nol besar di politik. Bagaimanapun, kemampuan memimpin dan kemampuan manajerial yang luar biasa memang dibutuhkan. Hanya, memimpin kerja politik memerlukan keterampilan tersendiri.
"Ada faktor jam terbang yang tidak bisa dipungkiri," ucap Zaky.
(maf)