Gelar Kongres, ISNU Bertekad Wujudkan Kekuatan Intelektual

Sabtu, 25 Agustus 2018 - 15:07 WIB
Gelar Kongres, ISNU...
Gelar Kongres, ISNU Bertekad Wujudkan Kekuatan Intelektual
A A A
JAKARTA - Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) bertekad mewujudkan kekuatan intelektual untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Tekad tersebut dituangkan dalam Kongres II ISNU yang mulai digelar di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Sabtu (25/8/2018) dengan agenda utama memilih Ketua ISNU periode 2018-2023.Kongres telah dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.
Steering Comittee (SC) Kongres II ISNU Yosep Yusdiana menyatakan, sebagai organisasi yang mewadahi kaum intelektual Nahdlatul Ulama (NU), ISNU dihadapkan pada sejumlah tantangan besar bangsa ini, terutama dalam menanggapi percepatan arus teknologi informasi yang terus berkembang, termasuk percepatan industriliasi.

"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) yang luar biasa terhadap ISNU dari Presiden (saat membuka kongres) yang juga ditanggapi ketua PB (Pengurus Besar) NU bahwa maju mundurnya NU dari sisi inteletual bergantung pada ISNU," ungkap Yosep di sela-sela kongres.

Beban besar yang kini berada di pundak ISNU tersebut, kata dia, harus mampu diejawantahkan dengan kekuatan intelektualnya.Melalui Kongres II ISNU yang digelar hingga Minggu 26 Agustus 2018 ini, ISNU ditantang tidak sekedar berhadapan dengan narasi keagamaan, melainkan juga perkembangan jaman yang lekat dengan pergerakan ekonomi, sosial, kemasyarakatan, kebudayaan, teknologi, dan lain-lain.
"Artinya, ISNU ke depan harus menciptakan satu tatanan masyarakat yang mampu mengelola corak berfikir yang scientific, yang maju, sehingga mampu mengolaborasikan ilmu sosial, ilmu alam, politik, kebudayaan, dan lain lain," kata Yosep.Dia mengatakan, ISNU juga dituntut untuk menangkap segala gejala kebangsaan demi terwujudnya kesejahteraan yang berlandaskan Pancasila.
Yosep yang juga Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) ISNU Jawa Barat itu mengatakan, merujuk pada tiga pilar NU, yakni Nahdlatul Wathon (Gerakan Kebangsaan), Tashwirul Af Kar (Gerakan Keilmuan), dan Nahdlatul Tujjar (Gerakam Ekonomi), ISNU menjadi perwujudan Tashwirul Af Kar yang juga dituntut mampu merumuskan langkah-langkah strategis dan produk keilmuan.

"Nah dari situ, tentu saja kongres diniscayakan mampu melahirkan produk hukum yang mengarah pada kekuatan ISNU sebagai kekuatan cendikiawan, intelektual. Ini bukan sesuatu yang bisa disepelekan bagi ISNU," katanya.

Oleh karenanya, ISNU membutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjawab berbagai tantangan, mulai tantangan keilmuan hingga berbagai persoalan kebangsaan.

"Ini menjadi salah satu kriteria yang paling dikedepankan. ISNU tentu memiliki segudang tokoh yang kami yakini mumpuni untuk membawa ISNU sesuai harapan tadi," kata Yosep.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0673 seconds (0.1#10.140)