Kasus Anak TK Disuruh Bercadar dan Bawa Replika Senjata Dikritik Bamsoet
A
A
A
JAKARTA - Kasus sejumlah murid taman kanak-kanak (TK) peserta karnaval di Probolinggo berpakaian dan cadar hitam serta menenteng replika senjata dikritik Ketua DPR Bambang Soesatyo. Pasalnya, memerintahkan anak di bawah umur memakai cadar hitam dan menenteng replika senjata dianggap kasus yang sangat memprihatinkan.
Maka itu, dia mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta semua pemerintah daerah untuk memastikan kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.
"Pelibatan anak dalam berbagai kegiatan hendaknya tetap berpijak pada dunia anak yang ceria," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/8/2018).
Dia mengatakan bahwa apa pun alasannya, memperlakukan anak-anak TK dengan cara seperti itu tidak dapat dibenarkan. "Perlakuan seperti itu tidak mendidik. Sebagai tontonan pun tidak pantas," kata Politikus Partai Golkar ini.
Dia melanjutkan, perlakuan seperti itu bisa merusak persepsi anak, karena berpotensi mencabut mereka dari dunia anak-anak. "Pimpinan DPR sangat menyayangkan kejadian itu," ujarnya.
Dia pun mengingatkan kepada para guru dan orang tua untuk membiarkan anak-anak dengan dunia mereka. Sebagai peserta didik TK, kata dia, biarkan anak-anak itu bermain sambil belajar.
"Jangan meracuni pikiran mereka dengan cara pikir orang dewasa. Apalagi dengan perlakuan cukup ekstrim seperti kasus di Probolinggo itu," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Para orang tua dan guru hendaknya melindungi anak-anak dari berbagai kemungkinan yang bisa merusak cara pikir dan cara pandang anak.
Maka itu, dia mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta semua pemerintah daerah untuk memastikan kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.
"Pelibatan anak dalam berbagai kegiatan hendaknya tetap berpijak pada dunia anak yang ceria," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet ini dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/8/2018).
Dia mengatakan bahwa apa pun alasannya, memperlakukan anak-anak TK dengan cara seperti itu tidak dapat dibenarkan. "Perlakuan seperti itu tidak mendidik. Sebagai tontonan pun tidak pantas," kata Politikus Partai Golkar ini.
Dia melanjutkan, perlakuan seperti itu bisa merusak persepsi anak, karena berpotensi mencabut mereka dari dunia anak-anak. "Pimpinan DPR sangat menyayangkan kejadian itu," ujarnya.
Dia pun mengingatkan kepada para guru dan orang tua untuk membiarkan anak-anak dengan dunia mereka. Sebagai peserta didik TK, kata dia, biarkan anak-anak itu bermain sambil belajar.
"Jangan meracuni pikiran mereka dengan cara pikir orang dewasa. Apalagi dengan perlakuan cukup ekstrim seperti kasus di Probolinggo itu," imbuhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Para orang tua dan guru hendaknya melindungi anak-anak dari berbagai kemungkinan yang bisa merusak cara pikir dan cara pandang anak.
(pur)