Ganjar Pranowo dan Gus Mus Kaget Jokowi Pilih Ma'ruf Amin
A
A
A
REMBANG - Gubernur Ganjar Pranowo mengaku kaget dengan penetapan KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Bahkan dia tahu setelah mendapat pertanyaan dari KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Ganjar Pranowo setelah bertandang ke KH Maemon Zubair melanjutkan berkunjung ke kediaman KH Mustofa Bisri, Kamis (9/8/2018). Usai salat magrib berjamaah, Ganjar yang tengah menikmati teh hangat tiba-tiba ditanya oleh Gus Mus.
"Tiba-tiba Gus Mus tadi keluar, "Sampun Maos berita mas? Dereng Gus. Lha pripun? Lha niki kok cawapres e Pak Ma'ruf Amin?" ujar Ganjar mengulang perbincangan dengan Gus Mus di Ponpes Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang.
Dia menceritakan bagaimana kagetnya Gus Mus mengetahui Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai pendamping. Ganjar pun mengaku juga kaget dengan penetapan Ketua MUI Pusat.
Meski demikian, Gus Mus mengaku bisa memahami pilihan itu setelah melihat dinamika politik bangsa. "Terus cerita. Lha pripun (bagaimana)? Kulo kaget. Kulo nggih kaget (saya kaget, saya juga kaget) Gus. Lha kagete pripun (kagetnya bagaimana) Gus? Nganu, mungkin pilihan e kudu niku," kata Ganjar.
Meski kaget Ganjar mengaku sudah memperkirakan hal tersebut, karena Presiden Jokowi sebelumnya telah ngasih bocoran 3 M untuk kandidat pendampingnya. "Kan dari dulu sudah diomongi dari dulu 3 M. Itu kan saya sudah tahu siapa saja," ucapnya.
KH Ma'ruf Amin dinilai Ganjar sangat tepat untuk menjadi pendamping Jokowi, karena melihat perkembangan politik Tanah Air. Menurutnya tokoh dengan tingkat pemahaman agama yang tinggi sangat dibutuhkan.
"Jadi ketika hari ini situasi eksternal sosial kapitalisasi agama dalam politik tinggi, maka saya kira butuh tokoh-tokoh agama dengan kapasitas yang tinggi. Sehingga bangsa ini jadi baik," jelasnya.
Ditetapkannya KH Ma'ruf Amin tersebut memang di luar perkiraan. Karena satu hari terakhir nama yang muncul dipermukaan untuk mendampingi Jokowi adalah Mahfud MD, yang juga dikenal sangat akrab dengan Ganjar. Lantas apakah Ganjar tetap mendukung Jokowi karena tidak memilih karibnya?
"Tetep dukung Pak Jokowi? Sudah pasti. Kancane Pak Jokowi. Masak ditakonke maneh," katanya.
Dengan berpasangan dengan pemuka agama, membuat langkah politik Jokowi semakin menemukan arah yang jelas. Ganjar pun menjelaskan kemungkinan hasil yang bakal diraih Jokowi jika bertarung di Jawa Tengah.
"Insya Allah masyarakat Jawa Tengah akan melihat dua hal satu pengalaman Pak Jokowi, sebagai incumbent beliau melakukan hal yang konkrit. Maka secara teknokrasi politik beliau," tuturnya.
Sisi lain, kata Ganjar adalah budaya paternalis yakni ketaatan masyarakat Jawa Tengah pada kiai dan pada orang tua. "Maka Pak Ma'ruf pas. Maka beliau akan membagi, membagi nanti, urusan keragaman sosial Pak Ma'ruf pasti tahu. Dan Pak Ma'ruf kalau ngomong tenang, menyejukkan dan kalau ndalil ora Ono seng ngalahke tak kira," papar Ganjar.
Ganjar juga mengatakan sisi-sisi yang akan dipakai dalam sebuah diksi-diksi politik yang berkaitan dengan agama pasti akan mudah tersampaikan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai pendamping.
Sementara itu ketika dimintai penjelasan terkait Mahfud MD, Ganjar mengaku melakukan komunikasi yang intensif. Bahkan sejak ditetapkan sebagai Gubernur Jateng terpilih sudah dua kali mereka bertemu.
"Saya pasti ngobrol (dengan Mahfud MD). Waktu ke rumah saya ngobrol, waktu Kembul (di Yogya) dengan ngarsa dalem (Sultan Hamengku Buwono X) saya juga ngobrol. Kalau beliau sangat rasional banget, rasional. Saya sangat dekat. Kalau beliau sangat bisa memahami situasi seperti ini," jelasnya.
Menurut Ganjar orang seperti Mahfud MD akan dipakai Jokowi. Karena menurutnya dia termasuk orang langka di Indonesia. "Posisi yang pas? Banyak kalau beliau, banyak sisi bisa. Pada fungsi-fungsi membantu presiden ok," pungkasnya.
Ganjar Pranowo setelah bertandang ke KH Maemon Zubair melanjutkan berkunjung ke kediaman KH Mustofa Bisri, Kamis (9/8/2018). Usai salat magrib berjamaah, Ganjar yang tengah menikmati teh hangat tiba-tiba ditanya oleh Gus Mus.
"Tiba-tiba Gus Mus tadi keluar, "Sampun Maos berita mas? Dereng Gus. Lha pripun? Lha niki kok cawapres e Pak Ma'ruf Amin?" ujar Ganjar mengulang perbincangan dengan Gus Mus di Ponpes Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang.
Dia menceritakan bagaimana kagetnya Gus Mus mengetahui Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai pendamping. Ganjar pun mengaku juga kaget dengan penetapan Ketua MUI Pusat.
Meski demikian, Gus Mus mengaku bisa memahami pilihan itu setelah melihat dinamika politik bangsa. "Terus cerita. Lha pripun (bagaimana)? Kulo kaget. Kulo nggih kaget (saya kaget, saya juga kaget) Gus. Lha kagete pripun (kagetnya bagaimana) Gus? Nganu, mungkin pilihan e kudu niku," kata Ganjar.
Meski kaget Ganjar mengaku sudah memperkirakan hal tersebut, karena Presiden Jokowi sebelumnya telah ngasih bocoran 3 M untuk kandidat pendampingnya. "Kan dari dulu sudah diomongi dari dulu 3 M. Itu kan saya sudah tahu siapa saja," ucapnya.
KH Ma'ruf Amin dinilai Ganjar sangat tepat untuk menjadi pendamping Jokowi, karena melihat perkembangan politik Tanah Air. Menurutnya tokoh dengan tingkat pemahaman agama yang tinggi sangat dibutuhkan.
"Jadi ketika hari ini situasi eksternal sosial kapitalisasi agama dalam politik tinggi, maka saya kira butuh tokoh-tokoh agama dengan kapasitas yang tinggi. Sehingga bangsa ini jadi baik," jelasnya.
Ditetapkannya KH Ma'ruf Amin tersebut memang di luar perkiraan. Karena satu hari terakhir nama yang muncul dipermukaan untuk mendampingi Jokowi adalah Mahfud MD, yang juga dikenal sangat akrab dengan Ganjar. Lantas apakah Ganjar tetap mendukung Jokowi karena tidak memilih karibnya?
"Tetep dukung Pak Jokowi? Sudah pasti. Kancane Pak Jokowi. Masak ditakonke maneh," katanya.
Dengan berpasangan dengan pemuka agama, membuat langkah politik Jokowi semakin menemukan arah yang jelas. Ganjar pun menjelaskan kemungkinan hasil yang bakal diraih Jokowi jika bertarung di Jawa Tengah.
"Insya Allah masyarakat Jawa Tengah akan melihat dua hal satu pengalaman Pak Jokowi, sebagai incumbent beliau melakukan hal yang konkrit. Maka secara teknokrasi politik beliau," tuturnya.
Sisi lain, kata Ganjar adalah budaya paternalis yakni ketaatan masyarakat Jawa Tengah pada kiai dan pada orang tua. "Maka Pak Ma'ruf pas. Maka beliau akan membagi, membagi nanti, urusan keragaman sosial Pak Ma'ruf pasti tahu. Dan Pak Ma'ruf kalau ngomong tenang, menyejukkan dan kalau ndalil ora Ono seng ngalahke tak kira," papar Ganjar.
Ganjar juga mengatakan sisi-sisi yang akan dipakai dalam sebuah diksi-diksi politik yang berkaitan dengan agama pasti akan mudah tersampaikan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai pendamping.
Sementara itu ketika dimintai penjelasan terkait Mahfud MD, Ganjar mengaku melakukan komunikasi yang intensif. Bahkan sejak ditetapkan sebagai Gubernur Jateng terpilih sudah dua kali mereka bertemu.
"Saya pasti ngobrol (dengan Mahfud MD). Waktu ke rumah saya ngobrol, waktu Kembul (di Yogya) dengan ngarsa dalem (Sultan Hamengku Buwono X) saya juga ngobrol. Kalau beliau sangat rasional banget, rasional. Saya sangat dekat. Kalau beliau sangat bisa memahami situasi seperti ini," jelasnya.
Menurut Ganjar orang seperti Mahfud MD akan dipakai Jokowi. Karena menurutnya dia termasuk orang langka di Indonesia. "Posisi yang pas? Banyak kalau beliau, banyak sisi bisa. Pada fungsi-fungsi membantu presiden ok," pungkasnya.
(kri)