Masjidilharam Penuh, Jamaah Harus Ekstra Waspada
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji terus berdatangan ke Kota Mekkah. Mereka datang dari berbagai negara. Masjidilharam pun kian sesak dipenuhi jamaah. Rupanya kondisi ini dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk melancarkan aksi kejahatan.
Sasarannya adalah jamaah haji yang baru datang ke Masjidilharam. Jamaah yang terpisah dari rombongan menjadi incaran para pelaku. Seperti yang dialami anggota kelompok terbang (kloter) 2 dari Padang, Sumatera Barat. Namanya Asyhari Arif, 71, dan sang istri, Jurmawati, 68.
Pasangan suami-istri (pasutri) yang menginap di hotel 111 Al-Ghazi, kawasan Syisyah, Mekkah ini pada Selasa (31/7) sore menggandeng istrinya menumpangi Bus Salawat menuju Masjidilharam untuk melaksanakan salat magrib berjamaah.
Ketika sampai di Masjidilharam, mereka berpisah. Jurmawati masuk ke area dalam masjid suci dekat pintu tempat sa’i. Sementara sang suami duduk di luar masjid. Dia duduk di sana. Tempat itu ketika itu semakin ramai. Mereka duduk di bagian luar masjid dan melaksanakan salat magrib.
Setelah itu, Asyhari berjalan di area sekitar masjid. Datanglah seorang pemuda dengan tinggi sekitar 160 sentimeter, berkulit sawo matang, dan berambut hitam mendekatinya. “Orang itu pandai berbahasa Minang. Juga bercakap-cakap pakai bahasa Indonesia. Pakai seragam petugas haji pula macam kalian ini,” katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) di lobi tempatnya menginap pada Selasa (31/7) malam waktu Arab Saudi (WAS).
Asyhari ketika itu ingin mendapatkan air zamzam. Dengan sigap pemuda tadi membantu mengambilkannya. Kemudian Asyhari berjalan menuju toilet untuk buang air. Pemuda itu menuntunnya. Ketika sampai di dekat pintu masuk, pemuda itu mengimbau, tas yang berisi Alquran tak boleh masuk kamar mandi. “Biar saya pegang pak,” kata Asyhari menirukan perkataan si pemuda.
Tanpa ncuriga, dia memberikan tasnya kepada pemuda yang baru dikenalnya. Asyhari kemudian membersihkan diri sekitar seperempat jam. Setelah itu dia keluar. Pemuda tadi mengembalikan tas biru kepada Asyhari. Lalu pamit untuk berpisah.
Saat azan Isya berkumandang. Jamaah asal Padang ini berjalan mencari tempat duduk. “Rasanya seperti ada yang aneh. Saya kemudian memeriksa isi tas. Ya Allah, dompet saya hilang,” ujar Asyhari.
Di dalamnya terdapat kartu tanda penduduk (KTP). Uang sebanyak 80 Riyal Saudi (SAR) dan beberapa puluh ribu uang rupiah. Semuanya ludes dicuri si pemuda.
Pelatih Haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Miftahul Jannah Padang, Sumatera Barat Zainawir, 60, menjelaskan apa yang dialami Asyhari bukan hal baru. “Modus lama itu. Mereka beraksi di keramaian. Pura-pura membantu jamaah, padahal mencuri,” katanya yang duduk di depan korban pencurian tadi.
Pria yang sudah tiga kali melaksanakan ibadah haji ini menjelaskan dalam situasi padat, jamaah haji Indonesia memang sering menjadi korban kejahatan. Dia sering berpesan kepada jamaah di rombongannya untuk berhati-hati. Tidak membawa barang berharga ke keramaian. Uang tak perlu dibawa berlebihan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan sekali perjalanan.
Pihaknya berpesan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2018 agar lebih maksimal melindungi jamaah di keramaian. Kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia (lansia) yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan.
Kepala Sektor Khusus Masjidilharam Slamet Budiono sudah menerima laporan pencurian di sana. “Kami akan tindaklanjuti,” imbuhnya. Sementara ini tim sektor khusus terus bergerak membantu jamaah di Masjidilharam yang tersesat dan kelelahan.
Kepala Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Mekkah Endang Jumali mengaku sudah mengetahui kasus tersebut dari Seksi Perlindungan Jamaah Daker Mekkah. “Saya sudah sarankan agar Seksus (Sektor Khusus Masjidilharam) melakukan silent operation (operasi senyap) untuk mengetahui pelaku yang menyamar dengan memakai baju petugas (petugas haji) tahun-tahun sebelumnya. Jamaah saya minta berhati-hati,” kata Endang.
Endang mengimbau jamaah agar ketika keluar dari hotelnya menginap, hendaknya tidak membawa barang berharga. Selain itu juga tak perlu membawa uang dalam jumlah yang banyak. “Bawa saja secukupnya. Dan kalau memerlukan bantuan, carilah petugas haji yang mengenakan seragam dan yang membawa identitas diri,” ujar Endang.
Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Bashori mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polisi Saudi untuk menindaklanjuti berbagai kasus kejahatan yang menimpa jamaah haji Indonesia. Pihaknya belum lama ini juga menerima laporan jamaah menjadi korban penjambretan di Madinah. Tas mereka dirampas dan dilarikan. “Kita selalu mengimbau jamaah untuk mawas diri. Petugas di sektor-sektor juga bergerak untuk melindungi jamaah semaksimal mungkin,” katanya.
Barang Tercecer Diamankan di Daker
Sekitar dua pekan berada di Tanah Suci, Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja (Daker) Madinah berhasil mengamankan belasan barang milik jamaah Indonesia baik yang tercecer atau sengaja dicuri orang tak bertanggung jawab.
Kepala Seksi Linjam Daker Madinah Maskat Ali Jasmun mengatakan, barang-barang yang diterima dari berbagai pihak itu tersebut saat ini diamankan di Kantor Daker Madinah. Misalnya dari Masjid Nabawi yang diantar langsung oleh masyarakat Arab Saudi, ada juga yang diantar oleh jamaah haji Turki, Aljazair, dan lain-lain.
“Mereka menyerahkan langsung kepada kami. Total jumlahnya sampai hari ini Rp15 juta dan 10.000-an riyal Saudi (SAR). Barang lain ada juga seperti dompet kebanyakan,” ujarnya. Selain uang tunai, barang yang tercecer lainnya bermacam-macam.
Ada dompet berisi uang tunai, ada uang yang dibungkus plastik, gelang, kartu kesehatan, telepon seluler (ponsel), dan barang lain. Selanjutnya agar tidak menumpuk di Kantor Daker Madinah, barang-barang tersebut akan langsung dikembalikan ke pemilik yang ada identitasnya. Namun bila sampai kepulangan tidak ada yang meng ambil, barang tersebut akan diserahkan ke Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah, Arab Saudi. (Sudarsono).
Sasarannya adalah jamaah haji yang baru datang ke Masjidilharam. Jamaah yang terpisah dari rombongan menjadi incaran para pelaku. Seperti yang dialami anggota kelompok terbang (kloter) 2 dari Padang, Sumatera Barat. Namanya Asyhari Arif, 71, dan sang istri, Jurmawati, 68.
Pasangan suami-istri (pasutri) yang menginap di hotel 111 Al-Ghazi, kawasan Syisyah, Mekkah ini pada Selasa (31/7) sore menggandeng istrinya menumpangi Bus Salawat menuju Masjidilharam untuk melaksanakan salat magrib berjamaah.
Ketika sampai di Masjidilharam, mereka berpisah. Jurmawati masuk ke area dalam masjid suci dekat pintu tempat sa’i. Sementara sang suami duduk di luar masjid. Dia duduk di sana. Tempat itu ketika itu semakin ramai. Mereka duduk di bagian luar masjid dan melaksanakan salat magrib.
Setelah itu, Asyhari berjalan di area sekitar masjid. Datanglah seorang pemuda dengan tinggi sekitar 160 sentimeter, berkulit sawo matang, dan berambut hitam mendekatinya. “Orang itu pandai berbahasa Minang. Juga bercakap-cakap pakai bahasa Indonesia. Pakai seragam petugas haji pula macam kalian ini,” katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) di lobi tempatnya menginap pada Selasa (31/7) malam waktu Arab Saudi (WAS).
Asyhari ketika itu ingin mendapatkan air zamzam. Dengan sigap pemuda tadi membantu mengambilkannya. Kemudian Asyhari berjalan menuju toilet untuk buang air. Pemuda itu menuntunnya. Ketika sampai di dekat pintu masuk, pemuda itu mengimbau, tas yang berisi Alquran tak boleh masuk kamar mandi. “Biar saya pegang pak,” kata Asyhari menirukan perkataan si pemuda.
Tanpa ncuriga, dia memberikan tasnya kepada pemuda yang baru dikenalnya. Asyhari kemudian membersihkan diri sekitar seperempat jam. Setelah itu dia keluar. Pemuda tadi mengembalikan tas biru kepada Asyhari. Lalu pamit untuk berpisah.
Saat azan Isya berkumandang. Jamaah asal Padang ini berjalan mencari tempat duduk. “Rasanya seperti ada yang aneh. Saya kemudian memeriksa isi tas. Ya Allah, dompet saya hilang,” ujar Asyhari.
Di dalamnya terdapat kartu tanda penduduk (KTP). Uang sebanyak 80 Riyal Saudi (SAR) dan beberapa puluh ribu uang rupiah. Semuanya ludes dicuri si pemuda.
Pelatih Haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Miftahul Jannah Padang, Sumatera Barat Zainawir, 60, menjelaskan apa yang dialami Asyhari bukan hal baru. “Modus lama itu. Mereka beraksi di keramaian. Pura-pura membantu jamaah, padahal mencuri,” katanya yang duduk di depan korban pencurian tadi.
Pria yang sudah tiga kali melaksanakan ibadah haji ini menjelaskan dalam situasi padat, jamaah haji Indonesia memang sering menjadi korban kejahatan. Dia sering berpesan kepada jamaah di rombongannya untuk berhati-hati. Tidak membawa barang berharga ke keramaian. Uang tak perlu dibawa berlebihan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan sekali perjalanan.
Pihaknya berpesan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2018 agar lebih maksimal melindungi jamaah di keramaian. Kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia (lansia) yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan.
Kepala Sektor Khusus Masjidilharam Slamet Budiono sudah menerima laporan pencurian di sana. “Kami akan tindaklanjuti,” imbuhnya. Sementara ini tim sektor khusus terus bergerak membantu jamaah di Masjidilharam yang tersesat dan kelelahan.
Kepala Kantor Urusan Haji Daerah Kerja (Daker) Mekkah Endang Jumali mengaku sudah mengetahui kasus tersebut dari Seksi Perlindungan Jamaah Daker Mekkah. “Saya sudah sarankan agar Seksus (Sektor Khusus Masjidilharam) melakukan silent operation (operasi senyap) untuk mengetahui pelaku yang menyamar dengan memakai baju petugas (petugas haji) tahun-tahun sebelumnya. Jamaah saya minta berhati-hati,” kata Endang.
Endang mengimbau jamaah agar ketika keluar dari hotelnya menginap, hendaknya tidak membawa barang berharga. Selain itu juga tak perlu membawa uang dalam jumlah yang banyak. “Bawa saja secukupnya. Dan kalau memerlukan bantuan, carilah petugas haji yang mengenakan seragam dan yang membawa identitas diri,” ujar Endang.
Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Bashori mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polisi Saudi untuk menindaklanjuti berbagai kasus kejahatan yang menimpa jamaah haji Indonesia. Pihaknya belum lama ini juga menerima laporan jamaah menjadi korban penjambretan di Madinah. Tas mereka dirampas dan dilarikan. “Kita selalu mengimbau jamaah untuk mawas diri. Petugas di sektor-sektor juga bergerak untuk melindungi jamaah semaksimal mungkin,” katanya.
Barang Tercecer Diamankan di Daker
Sekitar dua pekan berada di Tanah Suci, Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja (Daker) Madinah berhasil mengamankan belasan barang milik jamaah Indonesia baik yang tercecer atau sengaja dicuri orang tak bertanggung jawab.
Kepala Seksi Linjam Daker Madinah Maskat Ali Jasmun mengatakan, barang-barang yang diterima dari berbagai pihak itu tersebut saat ini diamankan di Kantor Daker Madinah. Misalnya dari Masjid Nabawi yang diantar langsung oleh masyarakat Arab Saudi, ada juga yang diantar oleh jamaah haji Turki, Aljazair, dan lain-lain.
“Mereka menyerahkan langsung kepada kami. Total jumlahnya sampai hari ini Rp15 juta dan 10.000-an riyal Saudi (SAR). Barang lain ada juga seperti dompet kebanyakan,” ujarnya. Selain uang tunai, barang yang tercecer lainnya bermacam-macam.
Ada dompet berisi uang tunai, ada uang yang dibungkus plastik, gelang, kartu kesehatan, telepon seluler (ponsel), dan barang lain. Selanjutnya agar tidak menumpuk di Kantor Daker Madinah, barang-barang tersebut akan langsung dikembalikan ke pemilik yang ada identitasnya. Namun bila sampai kepulangan tidak ada yang meng ambil, barang tersebut akan diserahkan ke Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah, Arab Saudi. (Sudarsono).
(nfl)