SBY Sebut Bongkar Pasang Parpol Koalisi Masih Mungkin Terjadi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan, bongkar pasang koalisi masih mungkin terjadi hingga pendaftaran resmi ditutup oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurut SBY, koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto belum ada yang memutuskan siapa pendampingnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Apakah ada kemungkinan bongkar pasang koalisi, ya dalam politik itu biasa saja. Bisa iya bisa tidak," ucap SBY, saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu, (25/7/2018) malam.
Meskipun saat ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah didukung oleh enam partai politik (parpol) dan terlihat solid. SBY pun menganggap pernyataan itu bisa benar.
SBY menyebut untuk mengukur solidnya koalisi Jokowi akan ditentukan saat Jokowi menentukan siapa Cawapresnya nanti. "Kemungkinan parpol meninggalkan Jokowi karena alasan tidak cocok Cawapresnya, ya anything can happen," jelasnya.
Presiden ke-6 itu menuturkan, semua hingga waktu terakhir pendaftaran capres-cawapres koalisi pun, bahkan masih memungkinkan bisa terpecah.
"Sekarang tanggal 25, tanggal 4 belum tentu ada yang daftar. Siapa tahu tanggal 9-10 baru didaftarkan, dalam keadaan itu bisa saja chaos, bisa saja begitu bisa saja tidak," pungkasnya.
Menurut SBY, koalisi pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Prabowo Subianto belum ada yang memutuskan siapa pendampingnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Apakah ada kemungkinan bongkar pasang koalisi, ya dalam politik itu biasa saja. Bisa iya bisa tidak," ucap SBY, saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu, (25/7/2018) malam.
Meskipun saat ini mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah didukung oleh enam partai politik (parpol) dan terlihat solid. SBY pun menganggap pernyataan itu bisa benar.
SBY menyebut untuk mengukur solidnya koalisi Jokowi akan ditentukan saat Jokowi menentukan siapa Cawapresnya nanti. "Kemungkinan parpol meninggalkan Jokowi karena alasan tidak cocok Cawapresnya, ya anything can happen," jelasnya.
Presiden ke-6 itu menuturkan, semua hingga waktu terakhir pendaftaran capres-cawapres koalisi pun, bahkan masih memungkinkan bisa terpecah.
"Sekarang tanggal 25, tanggal 4 belum tentu ada yang daftar. Siapa tahu tanggal 9-10 baru didaftarkan, dalam keadaan itu bisa saja chaos, bisa saja begitu bisa saja tidak," pungkasnya.
(maf)