The Power of Emak-Emak di Lingkaran Bursa Cawapres Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Keterlibatan perempuan di kancah politik hingga mengisi posisi penting dalam pemerintahan bukan sebagai sesuatu yang asing saat ini. Persoalan meragukan kemampuan serta kapabilitas perempuan sebagai pemimpin tidak perlu diperdebatkan lagi.
Pasalnya, kita dapat melihat banyak perempuan yang tampil dan berperan penting baik dalam eksekutif maupun legislatif karena kemampuannya, tetapi bukan karena nama besar keluarga. Istilah kekiniannya The Power of Emak-Emak yang menjadi paling depan dalam dunia politik Tanah Air.
CEO The Initiative Institute, Airlangga Pribadi menilai perempuan dalam era saat ini memainkan peranan penting yang signifikan dalam berbangsa dan bernegara. Bahkan beberapa nama dari mereka masuk dalam bursa calon wakil presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi).
"Setidaknya The Initiative Institute melihat jika saat ini ada lima tokoh perempuan yang kiprahnya telah terbukti. Istilah kekiniannya The Power of Emak-Emak. Ini bukan sekadar emansipasi perempuan tapi kebangkitan perempuan," ujar Airlangga dalam sebuah acara diskusi di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (22/7/2018).
Kaum yang awalnya hanya sebagai unsur pendukung kini justru menjadi peran utama sebagai pengambil kebijakan di pemerintahan. Airlangga menambahkan sepak terjang para tokoh ini selalu menyedot perhatian dan menjadi pemberitaan di berbagai media massa.
"Mereka itu adalah, Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim terpilih)," jelasnya.
Bahkan dua nama seperti Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti diyakini berpeluang besar masuk dalam bursa cawapres pendamping Jokowi. Figur-figur tersebut, sambung Airlangga, sudah terbukti kapabilitas dan pengaruhnya meski datang dari kalangan profesional.
Sementara itu, Peneliti LIPI Irine Hiraswari menambahkan Jokowi dinilai akan sulit memilih dua calon di atas karena harus juga memikirkan komposisi dalam kabinet dan pemerintahan nantinya. Di sisi lain Pilgub 2018 yang melibatkan 17 provinsi, bebrapa kandidat perempuan yang turut berlaga di pilgub meraih kemenangan. Setidaknya ada tiga figur perempuan yang menang, ada sebagai cagub, ada juga yang jadi wagub.
Meski begitu Airlangga menilai masih ada agenda lain yang harus didorong dari partai politik agar perempuan tidak hanya sebagai pelengkap di ranah politik. Menilik kesuksesan perempuan di Pilkada serentak 2018 bukan tidak mungkin wakil Jokowi nanti bakal diisi oleh kaum ibu.
Pasalnya, kita dapat melihat banyak perempuan yang tampil dan berperan penting baik dalam eksekutif maupun legislatif karena kemampuannya, tetapi bukan karena nama besar keluarga. Istilah kekiniannya The Power of Emak-Emak yang menjadi paling depan dalam dunia politik Tanah Air.
CEO The Initiative Institute, Airlangga Pribadi menilai perempuan dalam era saat ini memainkan peranan penting yang signifikan dalam berbangsa dan bernegara. Bahkan beberapa nama dari mereka masuk dalam bursa calon wakil presiden (Cawapres) Joko Widodo (Jokowi).
"Setidaknya The Initiative Institute melihat jika saat ini ada lima tokoh perempuan yang kiprahnya telah terbukti. Istilah kekiniannya The Power of Emak-Emak. Ini bukan sekadar emansipasi perempuan tapi kebangkitan perempuan," ujar Airlangga dalam sebuah acara diskusi di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (22/7/2018).
Kaum yang awalnya hanya sebagai unsur pendukung kini justru menjadi peran utama sebagai pengambil kebijakan di pemerintahan. Airlangga menambahkan sepak terjang para tokoh ini selalu menyedot perhatian dan menjadi pemberitaan di berbagai media massa.
"Mereka itu adalah, Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) serta Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim terpilih)," jelasnya.
Bahkan dua nama seperti Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti diyakini berpeluang besar masuk dalam bursa cawapres pendamping Jokowi. Figur-figur tersebut, sambung Airlangga, sudah terbukti kapabilitas dan pengaruhnya meski datang dari kalangan profesional.
Sementara itu, Peneliti LIPI Irine Hiraswari menambahkan Jokowi dinilai akan sulit memilih dua calon di atas karena harus juga memikirkan komposisi dalam kabinet dan pemerintahan nantinya. Di sisi lain Pilgub 2018 yang melibatkan 17 provinsi, bebrapa kandidat perempuan yang turut berlaga di pilgub meraih kemenangan. Setidaknya ada tiga figur perempuan yang menang, ada sebagai cagub, ada juga yang jadi wagub.
Meski begitu Airlangga menilai masih ada agenda lain yang harus didorong dari partai politik agar perempuan tidak hanya sebagai pelengkap di ranah politik. Menilik kesuksesan perempuan di Pilkada serentak 2018 bukan tidak mungkin wakil Jokowi nanti bakal diisi oleh kaum ibu.
(kri)