Di Depan Jokowi, Alumni PMII Bacakan Manifesto Melawan Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) ke-6 tak hanya sebagai forum memilih pengurus dan menyuausn program kerja organisasi. Munas dijadikan sebagai konsolidasi intelektual, moral dan sosial dalam merespons berbagai dinamika kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan.
Di hadapan, Sekjen IKA PMII, M Hanif Dhakiri menyampaikan manifesto IKA PMII dalam melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi. Ketiga isu tersebut saat ini sering mengemuka dan dianggap mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelum membacakan manifesto, Menteri Ketenagakerjaan itu mengajak seluruh ketua pengurus wilayah IKA PMII untuk naik ke panggung. “Kepada Bapak Presiden, izinkan kami membacakan manifesto IKA PMII dalam melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi,” kata Menteri Hanif di hadapan Presiden Joko Widodo di Hotel JS Luwansa Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Beberapa poin dalam manifesto tersebut yakni, pertama, IKA PMII bertekad senantiasa menjadi penyangga utama tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila. Melalui jaringan alumni PMII yang tersebar di seluruh Indonesia, dan berkiprah di berbagai bidang pengabdian, IKA PMII menjadi garda terdepan dalam mencegah dan memerangi radikalisme, terorisme dan intoleransi yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, IKA PMII akan bekerja sama dangan berbagai pihak yang mendukun pencegahan terhadap radikalisme, terorisme dan intoleransi. Sebaliknya IKA PMII akan menantang, melawan pihak pihak terindikasi mendukung atau membiarkan berkembangnya ajaran yang berbau radikalisme, terorisme dan intoleransi.
Ketiga, IKA PMII mengajak semua komponen bangsa, khususnya pimpinaan partai politik dan tokoh-tokoh masyarakat untuk tidak mempolitisasi kasus SARA yang dapat menimbulkan kebencian dan sikap intoleran di tengah masyarakat. “Kami juga mengajak para elite politik dan semua pihak untuk memperkuat dialog dan kerjasama melawan radikalisme terorisme dan intoleransi,” ujar Hanif .
Usai pembacaan, Presiden Jokowi berinisiatif langsung naik ke panggung acara dan menerima naskah manifesto tersebut.
Di hadapan, Sekjen IKA PMII, M Hanif Dhakiri menyampaikan manifesto IKA PMII dalam melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi. Ketiga isu tersebut saat ini sering mengemuka dan dianggap mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelum membacakan manifesto, Menteri Ketenagakerjaan itu mengajak seluruh ketua pengurus wilayah IKA PMII untuk naik ke panggung. “Kepada Bapak Presiden, izinkan kami membacakan manifesto IKA PMII dalam melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi,” kata Menteri Hanif di hadapan Presiden Joko Widodo di Hotel JS Luwansa Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Beberapa poin dalam manifesto tersebut yakni, pertama, IKA PMII bertekad senantiasa menjadi penyangga utama tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila. Melalui jaringan alumni PMII yang tersebar di seluruh Indonesia, dan berkiprah di berbagai bidang pengabdian, IKA PMII menjadi garda terdepan dalam mencegah dan memerangi radikalisme, terorisme dan intoleransi yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, IKA PMII akan bekerja sama dangan berbagai pihak yang mendukun pencegahan terhadap radikalisme, terorisme dan intoleransi. Sebaliknya IKA PMII akan menantang, melawan pihak pihak terindikasi mendukung atau membiarkan berkembangnya ajaran yang berbau radikalisme, terorisme dan intoleransi.
Ketiga, IKA PMII mengajak semua komponen bangsa, khususnya pimpinaan partai politik dan tokoh-tokoh masyarakat untuk tidak mempolitisasi kasus SARA yang dapat menimbulkan kebencian dan sikap intoleran di tengah masyarakat. “Kami juga mengajak para elite politik dan semua pihak untuk memperkuat dialog dan kerjasama melawan radikalisme terorisme dan intoleransi,” ujar Hanif .
Usai pembacaan, Presiden Jokowi berinisiatif langsung naik ke panggung acara dan menerima naskah manifesto tersebut.
(poe)