Tak Dapat Jatah Cawapres, PKS: Wajar Dong Militansi Kader Tak Maksimal
A
A
A
BANDUNG - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuntut komitmen Partai Gerindra agar menempatkan kadernya sebagai kandidat cawapres menyusul keputusan Gerindra yang akan mengusung Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai capres di ajang Pilpres 2019 mendatang.
Ketua bidang Humas DPP PKS, Ledia Hanifa Amaliah menyatakan selain telah lama berjuang bersama Gerindra, PKS memiliki kader-kader berkualitas dan mesin partai yang tak perlu diragukan lagi. Oleh karenanya, kata dia, wajar jika PKS menuntut posisi cawapres.
"Kita telah membuktikan kerja kita selama ini, kebersamaan, support, dan kita juga punya orang-orang berkualitas. Jadi bukan sekadar karunya atuh ke PKS (kasian dong ke PKS), tidak!" tegas Ledia di Bandung, Kamis (19/7/2018).
Ledia melanjutkan, PKS telah membuktikan loyalitasnya dalam koalisi yang dibangun bersama Gerindra selama ini. Terbukti, mesin PKS telah bekerja all out dalam memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, termasuk pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018 lalu.
"Di Jabar, salah satunya kenapa kita menerima pencalonan Pak Sudrajat? Itu juga kan ada pembicaraan kesepakatan bahwa nanti kalau pilpres wakilnya dari PKS. Dan selama ini siapa yang (berjuang) dengan Gerindra, kan PKS. Apalagi sejak Pilpres 2014 lalu, KMP (Koalisi Merah Putih) itu kan cuma tinggal Gerindra dan PKS," paparnya.
Karena itu, pihaknya juga menganggap wajar jika ada pernyataan yang menyebutkan bahwa kader PKS yang dikenal militan tak akan bekerja maksimal jika jatah cawapres Prabowo Subianto tidak jatuh ke tangan kader PKS.
"Wajar dong kalau ada pernyataan itu," tukas Ledia.
Ledia kembali menegaskan, dengan arah koalisi yang kembali terbangun dengan Gerindra di Pilpres 2019, partainya akan terus memperjuangkan satu dari sembilan kader terbaik PKS sebagai kandidat cawapres Prabowo Subianto.
"Buat kami, itu yang harus diperjuangkan. Kalau bareng-bareng Gerindra, wajar juga dong kalau PKS mengatakan harga mati wakilnya dari PKS," tandas Ledia.
Ketua bidang Humas DPP PKS, Ledia Hanifa Amaliah menyatakan selain telah lama berjuang bersama Gerindra, PKS memiliki kader-kader berkualitas dan mesin partai yang tak perlu diragukan lagi. Oleh karenanya, kata dia, wajar jika PKS menuntut posisi cawapres.
"Kita telah membuktikan kerja kita selama ini, kebersamaan, support, dan kita juga punya orang-orang berkualitas. Jadi bukan sekadar karunya atuh ke PKS (kasian dong ke PKS), tidak!" tegas Ledia di Bandung, Kamis (19/7/2018).
Ledia melanjutkan, PKS telah membuktikan loyalitasnya dalam koalisi yang dibangun bersama Gerindra selama ini. Terbukti, mesin PKS telah bekerja all out dalam memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, termasuk pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018 lalu.
"Di Jabar, salah satunya kenapa kita menerima pencalonan Pak Sudrajat? Itu juga kan ada pembicaraan kesepakatan bahwa nanti kalau pilpres wakilnya dari PKS. Dan selama ini siapa yang (berjuang) dengan Gerindra, kan PKS. Apalagi sejak Pilpres 2014 lalu, KMP (Koalisi Merah Putih) itu kan cuma tinggal Gerindra dan PKS," paparnya.
Karena itu, pihaknya juga menganggap wajar jika ada pernyataan yang menyebutkan bahwa kader PKS yang dikenal militan tak akan bekerja maksimal jika jatah cawapres Prabowo Subianto tidak jatuh ke tangan kader PKS.
"Wajar dong kalau ada pernyataan itu," tukas Ledia.
Ledia kembali menegaskan, dengan arah koalisi yang kembali terbangun dengan Gerindra di Pilpres 2019, partainya akan terus memperjuangkan satu dari sembilan kader terbaik PKS sebagai kandidat cawapres Prabowo Subianto.
"Buat kami, itu yang harus diperjuangkan. Kalau bareng-bareng Gerindra, wajar juga dong kalau PKS mengatakan harga mati wakilnya dari PKS," tandas Ledia.
(kri)