MPR Dukung Upaya Pelurusan Sejarah Kemerdekaan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Upaya pelurusan sejarah 17 Agustus 1945 yang selama ini dikatakan sebagai kemerdekaan Republik Indonesia menjadi kemerdekaan bangsa Indonesia didukung oleh Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar.
Pasalnya kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini, makna dari kemerdekaan bangsa Indonesia adalah merdekanya rakyat dari penjajahan.
"Semua panitia kemerdekaan harus mengganti tulisannya menjadi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, bukan kemerdekaan negara Indonesia," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Menurut dia, rumusan asli kemerdekaan bangsa Indonesia sangat fundamental dan filosofis, yaitu kemerdekaan lahir dan batin, bukan hanya aspek materil.
"Ketidakpercayaan pada situasi yang tidak kondusif memunculkan kerinduan kondisi sebelum reformasi, misalnya muncul perkataan 'Piye Kabare, Enak Zaman Ku To'," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, keberhasilan bangsa Indonesia mulai terasa di tengah munculnya disorientasi dan ketidak percayaan pada situasi saat ini.
"Amandemen UUD 1945 pun menegaskan bahwa anggaran untuk pendidikan sebesar 20 persen. Paksaan tersebut ternyata substansi yaitu yang dibangun dari APBN adalah pendidikan, ada pergeseran dari pembangunan material menjadi spiritual," pungkasnya.
Pasalnya kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini, makna dari kemerdekaan bangsa Indonesia adalah merdekanya rakyat dari penjajahan.
"Semua panitia kemerdekaan harus mengganti tulisannya menjadi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, bukan kemerdekaan negara Indonesia," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Menurut dia, rumusan asli kemerdekaan bangsa Indonesia sangat fundamental dan filosofis, yaitu kemerdekaan lahir dan batin, bukan hanya aspek materil.
"Ketidakpercayaan pada situasi yang tidak kondusif memunculkan kerinduan kondisi sebelum reformasi, misalnya muncul perkataan 'Piye Kabare, Enak Zaman Ku To'," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Lebih lanjut dia mengatakan, keberhasilan bangsa Indonesia mulai terasa di tengah munculnya disorientasi dan ketidak percayaan pada situasi saat ini.
"Amandemen UUD 1945 pun menegaskan bahwa anggaran untuk pendidikan sebesar 20 persen. Paksaan tersebut ternyata substansi yaitu yang dibangun dari APBN adalah pendidikan, ada pergeseran dari pembangunan material menjadi spiritual," pungkasnya.
(maf)