Survei KedaiKOPI: Jokowi dan Prabowo Masih Kurang Religius

Rabu, 11 Juli 2018 - 15:24 WIB
Survei KedaiKOPI: Jokowi dan Prabowo Masih Kurang Religius
Survei KedaiKOPI: Jokowi dan Prabowo Masih Kurang Religius
A A A
JAKARTA - Dua tokoh yang digadang-gadang akan bertarung dalam Pilpres 2019 yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dinilai masih kurang religius. Jokowi kurang religius dan tegas, sementara Prabowo kurang religius dan kurang humoris.

Penilaian publik tersebut terungkap dalam hasil survei terbaru dari Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia).

"Ketika ditanya pertimbangan utama dalam memilih presiden dan wakil presiden, 49,8% responden menjawab karakter atau kepribadian capres dan cawapres," kata peneliti KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (11/7/2018).

Dari 12 kata sifat dan kepribadian, Jokowi dinilai santun, merakyat, dan humoris. Sedangkan Prabowo dipersepsi berpengetahuan luas, tegas, dan mengobarkan semangat. "Namun keduanya dinilai rendah pada aspek religiusitas," ujarnya. (Baca juga: Figur Nasionalis Religius Dinilai Kombinasi Ideal Cawapres Jokowi )

Kunto menambahkan pilihan cawapres yang sesuai adalah yang bisa menambal karakter dan kepribadian masing-masing calon presiden. "Jadi bila Pak Jokowi memandang perlunya figur santri sebagai cawapres memang tepat, sebab itulah yang dibutuhkan Jokowi," tukasnya. (Baca juga: PDIP Tak Ingin Jokowi Ditinggalkan Hanya karena Cawapres )

Hasil survei teranyar KedaiKOPI mengungkap nama-nama cawapres dari kalangan santri. Teratas dalam daftar adalah TGB Zainul Majdi (34,1%), diikuti oleh Romahurmuziy (27%), Muhaimin Iskandar (22,9%), Mohammad Mahfud MD (7%), Din Syamsuddin (6,1%), dan Said Aqil Siroj (2,9%). "Tokoh-tokoh ini dipersepsi sebagai santri yang mampu menduduki jabatan wakil presiden terutama untuk Pak Jokowi," jelasnya. (Baca juga: Diancam Ditinggalkan, Gerindra Bisa Mengerti Perasaan PKS )

Nama Romahurmuziy kembali muncul di urutan kedua dalam daftar nama cawapres yang berlatar belakang tokoh partai politik. AHY (33,4%) di urutan pertama, disusul Romahurmuziy (26,8%), Muhaimin Iskandar (19%), Hary Tanoesudibjo (13,3%), dan Airlangga Hartanto (7,5%). "Tiga teratas di daftar ini adalah anak muda yang mengindikasikan keinginan publik untuk penyegaran kepemimpinan nasional," paparnya.

Untuk urusan ketegasan, asosiasi publik akan sangat lekat dengan mereka yang berlatar belakang TNI/Polri. Dari hasil survei diperoleh nama-nama yang berlatar belakang TNI/Polri yang dipandang pantas mendampingi calon Presiden. Gatot Nurmantyo (43,2%) memuncaki daftar tersebut, disusul dengan Agum Gumelar (30,7%), Tito Karnavian (15,2%), Moeldoko (8,7%), dan Budi Gunawan (2,2%).

"Nama Pak Agum Gumelar memang agak mengejutkan karena Beliau sudah lama tidak muncul dalam pemberitaan nasional. Namun Pak Agum memiliki tabungan popularitas serta teruji dalam lanskap politik Indonesia," tuturnya.

Untuk kriteria cawapres secara umum publik menghendaki wakil presiden yang berlatar belakang pegiat antikorupsi (90,2%), akademisi (86,1%), militer (83%), ulama atau santri (80,8%), pemimpin daerah (79,4%), aparat penegak hukum (79,1%), birokrat (76,7%), pengusaha, (72,6%), dan petinggi partai politik (61,4%).

"Dari hasil survei terbaru kami, isu korupsi masih menjadi 4 besar masalah utama di Indonesia setelah ekonomi, pengangguran, dan terorisme. Ditambah dengan persepsi publik terhadap pencalonan eks narapidana kasus korupsi yang tidak disetujui oleh 90,7% pemilih. Dua kondisi ini menjadikan cawapres yang berlatar belakang pegiat anti korupsi memiliki nilai strategis," ujar Kunto.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8300 seconds (0.1#10.140)