Pilkada Serentak, Ketum Fatayat NU Imbau Pilih Calon Perempuan
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan pilkada serentak , Rabu 27 Juni 2018 menyita perhatian semua pihak, termasuk Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini. Organisasi yang menggawangi perempuan usia produktif ini menaruh harapan besar atas pelaksanaan pilkada serentak.
Anggia mengatakan, perempuan layak disebut sebagai agen damai dalam proses demokrasi. "Ya karena perempuan itu memiliki skill komunikasi yang lebih luwes dan lebih halus sehingga mudah diterima," katanya di Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Lebih jauh, Anggia menaruh harapan besar kepada seluruh perempuan Indonesia terutama kader-kader Fatayat NU agar berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pilkada serentak. Perempuan diimbau memilih pemimpin perempuan yang memiliki cara pandang serta program pro perempuan dan anak. "Karena kita semua tahu kalau anak dan perempuan ini kunci besar dan suksesnya sebuah bangsa," tandasnya.
Ia juga berharap pesta demokrasi ini tidak diwarnai dengan kampanye hitam. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah cerdas dan bisa membedakan informasi yang akurat atau tidak. Adanya berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan adalah fitnah yang merugikan. Sedangkan jika dipahami, proses demokrasi ini mengedepankan azas yang beradab.
"Saya sungguh menyesali banyaknya kampanye hitam yang menebar fitnah. Itu kuno banget dan saya rasa masyarakat bisa paham kalau model berita seperti itu sebenarnya dibuat-buat," ujarnya.
Anggia sempat mencontohkan kasus berita hoax yang menimpa Ida Fauziyah, calon wakil gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, isu seperti itu sangatlah primitif dan pasti sengaja dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Anggia mengatakan, perempuan layak disebut sebagai agen damai dalam proses demokrasi. "Ya karena perempuan itu memiliki skill komunikasi yang lebih luwes dan lebih halus sehingga mudah diterima," katanya di Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Lebih jauh, Anggia menaruh harapan besar kepada seluruh perempuan Indonesia terutama kader-kader Fatayat NU agar berpartisipasi aktif dalam menyukseskan pilkada serentak. Perempuan diimbau memilih pemimpin perempuan yang memiliki cara pandang serta program pro perempuan dan anak. "Karena kita semua tahu kalau anak dan perempuan ini kunci besar dan suksesnya sebuah bangsa," tandasnya.
Ia juga berharap pesta demokrasi ini tidak diwarnai dengan kampanye hitam. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah cerdas dan bisa membedakan informasi yang akurat atau tidak. Adanya berita hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan adalah fitnah yang merugikan. Sedangkan jika dipahami, proses demokrasi ini mengedepankan azas yang beradab.
"Saya sungguh menyesali banyaknya kampanye hitam yang menebar fitnah. Itu kuno banget dan saya rasa masyarakat bisa paham kalau model berita seperti itu sebenarnya dibuat-buat," ujarnya.
Anggia sempat mencontohkan kasus berita hoax yang menimpa Ida Fauziyah, calon wakil gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, isu seperti itu sangatlah primitif dan pasti sengaja dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
(poe)