Kunjungi Dapur Jamaah Haji, Menag Ingatkan Higienitas dan Cita Rasa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tengah berada di Kota Madinah untuk meninjau penyiapan operasional haji tahun 2018. Menag memantau kesiapan layanan katering, akomodasi, dan kesehatan yang akan diberikan kepada jamaah.
Pada Jumat 8 Juni 2018 malam, Menag meninjau dapur Burhan Al Huda, salah satu penyedia katering bagi jamaah haji Indonesia.
"Jaga higienitas, baik bahan makanan maupun proses memasaknya. Sistem distribusi juga harus cepat dan tepat agar makanan bisa segera dikonsumsi jamaah," kata Menag kepada pengelola Dapur Burhan Al Huda.
Ikut mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, Konjen di Jeddah M Heri Sarifudin, Kasubdit Katering Abdullah Yunus, dan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Arsyad Hidayat.
Menag mengapresiasi Dapur Burhan Al Huda yang sudah mempekerjakan chef atau tukang masak asli Indonesia. Itu harus dilakukan untuk memastikan makanan jamaah bercita rasa Indonesia.
"Untuk menjamin keterpenuhan cita rasa Indonesia, kami akan lakukan pelatihan sertifikasi memasak. Itu harus diikuti semua penyedia katering. Pelatihnya dari tenaga ahli Indonesia," ujar Menag.
Di Madinah, total ada 15 perusahaan katering yang akan melayani jamaah haji Indonesia. Selama di Kota Nabi ini, jamaah akan mendapatkan dua kali makan (siang dan malam) serta satu kali snack berat (sarapan) dalam setiap harinya.
Selain dapur katering, Menag juga memeriksa Hotel Marriot yang berlokasi di sebelah utara Masjid Nabawi. Hotel di wilayah Markaziah ini merupakan salah satu pemondokan jemaah yang dikontrak satu musim penuh.
Untuk pertama kali, sistem penyewaan hotel di Madinah pada musim haji tahun ini dilakukan dengan tiga pola: sewa setengah musim, sewa semusim penuh, dan blocking time. Selama ini, sistem sewa hotel di Madinah dilakukan secara blocking time (8-9 hari).
Tahun 2018, bahkan mayoritas hotel di sewa semusim penuh. Total ada 32 hotel yang telah disewa dengan kapasitas 108.574 jamaah (52,02%). Sewa setengah musim 0,62%, sedang blocking time 47,36% (75 hotel dengan kapasitas 98.838 jamaah).
"Pola ini akan lebih memudahkan penempatan jamaah dan pengaturan jadwal pergerakan jamaah gelombang pertama ke Makkah usai menjalani ibadah Arbain, dan jamaah gelombang kedua ke bandara saat akan pulang ke Tanah Air," kata Menag.
"Jamaah tidak perlu diburu-buru segera check out karena ada masa sewanya sudah habis dan kamar akan diisi jamaah lainnya," katanya.
Di Madinah, Menag Lukman juga meninjau kesiapan layanan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Pada Jumat 8 Juni 2018 malam, Menag meninjau dapur Burhan Al Huda, salah satu penyedia katering bagi jamaah haji Indonesia.
"Jaga higienitas, baik bahan makanan maupun proses memasaknya. Sistem distribusi juga harus cepat dan tepat agar makanan bisa segera dikonsumsi jamaah," kata Menag kepada pengelola Dapur Burhan Al Huda.
Ikut mendampingi Menag, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali, Konjen di Jeddah M Heri Sarifudin, Kasubdit Katering Abdullah Yunus, dan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Arsyad Hidayat.
Menag mengapresiasi Dapur Burhan Al Huda yang sudah mempekerjakan chef atau tukang masak asli Indonesia. Itu harus dilakukan untuk memastikan makanan jamaah bercita rasa Indonesia.
"Untuk menjamin keterpenuhan cita rasa Indonesia, kami akan lakukan pelatihan sertifikasi memasak. Itu harus diikuti semua penyedia katering. Pelatihnya dari tenaga ahli Indonesia," ujar Menag.
Di Madinah, total ada 15 perusahaan katering yang akan melayani jamaah haji Indonesia. Selama di Kota Nabi ini, jamaah akan mendapatkan dua kali makan (siang dan malam) serta satu kali snack berat (sarapan) dalam setiap harinya.
Selain dapur katering, Menag juga memeriksa Hotel Marriot yang berlokasi di sebelah utara Masjid Nabawi. Hotel di wilayah Markaziah ini merupakan salah satu pemondokan jemaah yang dikontrak satu musim penuh.
Untuk pertama kali, sistem penyewaan hotel di Madinah pada musim haji tahun ini dilakukan dengan tiga pola: sewa setengah musim, sewa semusim penuh, dan blocking time. Selama ini, sistem sewa hotel di Madinah dilakukan secara blocking time (8-9 hari).
Tahun 2018, bahkan mayoritas hotel di sewa semusim penuh. Total ada 32 hotel yang telah disewa dengan kapasitas 108.574 jamaah (52,02%). Sewa setengah musim 0,62%, sedang blocking time 47,36% (75 hotel dengan kapasitas 98.838 jamaah).
"Pola ini akan lebih memudahkan penempatan jamaah dan pengaturan jadwal pergerakan jamaah gelombang pertama ke Makkah usai menjalani ibadah Arbain, dan jamaah gelombang kedua ke bandara saat akan pulang ke Tanah Air," kata Menag.
"Jamaah tidak perlu diburu-buru segera check out karena ada masa sewanya sudah habis dan kamar akan diisi jamaah lainnya," katanya.
Di Madinah, Menag Lukman juga meninjau kesiapan layanan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
(dam)