Anggota Wantimpres Diundang ke Israel, Warganet Protes
A
A
A
JAKARTA - Surat undangan dari Israel Council on Foreign Relations (ICFR) kepada Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Yahya Cholil Staquf menjadi pembicaraan di media sosial (medsos).
Dalam foto undangan itu tertulis, Yahya yang juga Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini akan menjadi pembicara dalam sebuah acara. ICFR adalah forum independen yang mempelajari dan membahas tentang kebijakan luar negeri Israel.
Namun dalam foto surat tersebut, pria yang biasa disapa Gus Yahya itu diundang dalam kapasitas sebagai Sekretaris Jenderal PBNU. Dia akan berbicara dalam acara yang mengangkat tema Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation pada tanggal 13 Juni 2018.
Terkait hal itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas membenarkan undangan tersebut ditujukan kepada Gus Yahya. "Yang saya tahu, undangan itu benar," kata Yaqut Cholil Qoumas kepada SINDOnews, Sabtu (9/6/2018).
Namun, dirinya tidak bisa memastikan apakah Gus Yahya akan memenuhi undangan dari pihak Israel tersebut. "Saya belum bisa mengonfirmasi. HP beliau masih off," ujarnya.
Sementara itu, SINDOnews mencoba menghubungi Gus Yahya, namun nomor teleponnya tidak bisa dihubungi. Yahya juga tidak merespons pesan yang dikirim melalui WhatsApp dan SMS.
Kabar diundangnya Gus Yahya memancing reaksi pengguna medsos atau warganet di media jejaring sosial Twitter. Salah satunya pemilik akun @Wanrosadi. "Banyak bangsa-bangsa, negara-negara yang sekuler yang nonmuslim mengecam kebiadaban zionis Israel. Ini lagi dari NU yang Wantimpres mau-maunya datang ke sana. Pluralis yang kebablasan," tulis @wanrosadi.
Ada juga pemilik akun @ZAEffendi yang meminta Jokowi melarang Gus Yahya memenuhi undangan Israel. "Pak Jokowi jangan biarkan Anggota Wantimpres Yahya Staquf menenuhi undangan zionis Israel, karena Indonesia membela perjuangan rakyat Palestina sesuai amanat pembukaan UUD 1945," tulis akun @ZAEffendi.
Dalam foto undangan itu tertulis, Yahya yang juga Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini akan menjadi pembicara dalam sebuah acara. ICFR adalah forum independen yang mempelajari dan membahas tentang kebijakan luar negeri Israel.
Namun dalam foto surat tersebut, pria yang biasa disapa Gus Yahya itu diundang dalam kapasitas sebagai Sekretaris Jenderal PBNU. Dia akan berbicara dalam acara yang mengangkat tema Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation pada tanggal 13 Juni 2018.
Terkait hal itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas membenarkan undangan tersebut ditujukan kepada Gus Yahya. "Yang saya tahu, undangan itu benar," kata Yaqut Cholil Qoumas kepada SINDOnews, Sabtu (9/6/2018).
Namun, dirinya tidak bisa memastikan apakah Gus Yahya akan memenuhi undangan dari pihak Israel tersebut. "Saya belum bisa mengonfirmasi. HP beliau masih off," ujarnya.
Sementara itu, SINDOnews mencoba menghubungi Gus Yahya, namun nomor teleponnya tidak bisa dihubungi. Yahya juga tidak merespons pesan yang dikirim melalui WhatsApp dan SMS.
Kabar diundangnya Gus Yahya memancing reaksi pengguna medsos atau warganet di media jejaring sosial Twitter. Salah satunya pemilik akun @Wanrosadi. "Banyak bangsa-bangsa, negara-negara yang sekuler yang nonmuslim mengecam kebiadaban zionis Israel. Ini lagi dari NU yang Wantimpres mau-maunya datang ke sana. Pluralis yang kebablasan," tulis @wanrosadi.
Ada juga pemilik akun @ZAEffendi yang meminta Jokowi melarang Gus Yahya memenuhi undangan Israel. "Pak Jokowi jangan biarkan Anggota Wantimpres Yahya Staquf menenuhi undangan zionis Israel, karena Indonesia membela perjuangan rakyat Palestina sesuai amanat pembukaan UUD 1945," tulis akun @ZAEffendi.
(dam)