Pilot GI Tunda Mogok

Selasa, 05 Juni 2018 - 07:19 WIB
Pilot GI Tunda Mogok
Pilot GI Tunda Mogok
A A A
Apa jadinya seandainya para pilot Garuda Indonesia (GI) jadi mogok kerja pada musim mudik tahun ini. Bisa diba­yang­kan kerepotan yang bakal menimpa pe­me­rin­tah dan pe­mu­dik yang menggunakan jasa maskapai nasional itu.

Un­tung­nya, rencana aksi mogok tersebut ditang­guh­kan sebagaimana di­sampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bahwa karyawan GI khususnya kalangan pilot sepakat tidak melakukan mogok kerja dan me­mas­tikan aktivitas penerbangan tetap berjalan normal.

Untuk menjaga performa kinerja GI, pemerintah menyarankan manajemen dan karyawan segera menjadwalkan pertemuan guna menuntaskan masalah di antara mereka. Perselisihan antara ma­na­je­men dan karyawan GI memang sudah tidak bisa ditutupi alias sudah men­jadi rahasia umum. Sayangnya, itu berdampak pada kinerja GI yang se­ringkali mengalami delay pada sejumlah rute yang ada.

Sebelumnya Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) yang bernaung di bawah payung Serikat Bersama Ga­ru­da Indonesia sudah menyatakan tidak ada aksi mogok kerja me­nyam­but libur Lebaran tahun ini. Para pilot memilih menggelar mogok kerja di lain waktu. Mengutip pernyataan Ketua Umum Sekarga Ahmad Irfan Na­sution, keputusan menunda rencana mogok kerja pada musim mu­dik tahun ini untuk menghindari momen krusial dengan para kon­su­men.

Sepertinya rencana aksi mogok karyawan GI di musim mudik tahun ini bagian dari strategi menarik perhatian pemerintah dan publik bahwa ada masalah dalam tubuh maskapai penerbangan nasional itu. Pihak manajemen telah menyiapkan langkah antisipasi jika ancaman pilot terbukti di antaranya mengoptimalkan pilot yang tidak ikut mogok dan telah menggandeng TNI Angkatan Udara agar aktivitas penerbangan tetap berjalan normal.

Sebenarnya ancaman mogok kerja karyawan GI sudah lama terdengar, namun memuncak awal bulan ini seiring semakin mendekatnya waktu mudik Lebaran. Benih kekecewaan karyawan mulai tersemai sejak April 2017 saat rapat umum pemegang saham (RUPS) memutuskan meniadakan jabatan direktur operasi dan direktur teknik. Penghapusan posisi tersebut menghilangkan penanggung jawab dalam audit Airport Operating Certificate (AOC).

Hujan protes dari karyawan dan pilot pun tak terhindarkan, manajemen pun “mengalah” dengan menghadirkan kembali posisi direktur operasi dan direktur teknik. Sayangnya, keputusan tersebut tidak melalui mekanisme RUPS.

Rupanya, masalah di tubuh maskapai itu semakin melebar, yang terkait persoalan teknis. Penyebabnya sebagaimana ditengarai pihak Sekarga adalah sebagian besar dewan direksi GI tidak berlatar belakang dunia penerbangan, melainkan perbankan. Akibat itu, sejumlah kebijakan yang diterbitkan direksi seringkali bertentangan dengan kepentingan pilot dan karyawan.

Mulai dari masalah pergeseran jam kerja, pemotongan hak atas kenaikan gaji berkala per tahun, hingga pemangkasan jam terbang pilot sehingga mengurangi besaran penghasilan. Langkah manajemen ditempuh atas nama efisiensi.

Bagaimana dengan kinerja GI? Berdasarkan data publikasi terbaru Ke­menterian BUMN dari 12 perusahaan pelat merah yang menca­tat­kan rugi pada tahun lalu salah satunya adalah GI. Manajemen GI meng­klaim kinerja perseroan pada kuartal pertama tahun ini sudah mem­baik.

Sebagaimana dibeberkan Vice President Corporate Secretary GI Hengki Heriandono, sepanjang triwulan pertama 2018 perseroan telah menekan kerugian dari sekitar USD100 juta pada kuartal pertama tahun lalu menjadi USD64 juta pada kuartal pertama 2018 atau sekitar 35%. Se­mentara itu, capaian on time performance (OTP) menjadi 90% se­pan­jang Mei lalu. Pencapaian OTP tersebut sejalan hasil pemeringkatan tingkat ketepatan waktu versi Official Airline Guide (OAG) sejak April lalu.

Adapun pemudik yang memanfaatkan alat transportasi udara tahun ini berdasarkan prediksi PT Angkasa Pura II meningkat sekitar 10% dari 6,1 juta pemudik tahun lalu menjadi 6,7 juta pe­mudik tahun ini. Bisa dibayangkan kerepotan yang bakal menimpa apabila pilot GI jadi menggelar aksi mogok kerja di tengah momen mudik Lebaran 2018. Untungnya, pihak APG memilih untuk mogok kerja di lain waktu, terpenting pesan yang ingin disampaikan sudah diketahui pemerintah. Benahi manajemen GI.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7881 seconds (0.1#10.140)