Jokowi Diminta Tak Terbuai Hasil Survei

Kamis, 24 Mei 2018 - 10:59 WIB
Jokowi Diminta Tak Terbuai Hasil Survei
Jokowi Diminta Tak Terbuai Hasil Survei
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta tidak terbuai hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei yang menempatkannya pada posisi teratas sebagai calon presiden terfavorit dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Kendati elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta ini selalu mengungguli para pesaingnya, hal itu tidak menjadi jaminan Jokowi pasti terpilih dalam Pilpres 2019.

Mengacu hasil survei Indo Barometer yang dirilis pada Selasa (22/5) lalu, Jokowi meraih 40,7% top of mind pemilih, disusul Prabowo Subijanto 19,7%, Gatot Nurmantyo 2,7%, Anies Baswedan 2,7%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2%, Jusuf Kalla 1,2%, Zainul Majdi 1%, Hari Tanoesoedibjo 1%, dan Ridwan Kamil 1%.

Selebihnya calon lain kurang dari 1%, dan sebanyak 21,5% belum memutuskan atau tidak tahu. Hasil survei Charta Politika Indonesia juga menempatkan Jokowi di posisi teratas dengan perolehan 51,2%, disusul Prabowo Subijanto 23,3%, Gatot Nur mayanto 5,5%, Anies Rasyid Baswedan 3,4%, Agus Hari murti Yudhoyono (AHY) 2,7%, Jusuf Kalla (JK) 2,0%, dan Muhaimin Iskandar sebesar 0,6%.

Selebihnya, 11,5%, menyatakan tidak tahu/tidak jawab. Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachlan Nashidik mengatakan, kalau melihat hasil survei hari-hari ini soal elektabilitas Jokowi, sepertinya melawan siapa pun Jokowi akan menang.

“Rasanya peluang bagi oposisi di 2019 praktis tidak ada. Sebagai catatan bahwa tidak ada petahana yang disurvei angkanya rendah. Tapi hati-hati, dengan pernyataan-pernyataan yang blunder, karena dalam politik satu tahun adalah waktu yang panjang dan semuanya bisa berubah,” tuturnya.

Rachlan mengatakan, hal terpenting dalam pemilu bukan apa yang terjadi saat ini, namun terpenting adalah memori akhir pemilih sebelum kebilik suara.

Jika memori pemilih baik terhadap petahana, maka petahana berkemungkinan menang. “Secara faktual saat ini hanya Prabowo yang bisa menjadi lawan Jokowi. Tapi ingat, tingkat calon pemilih yang masih cair itu masih tinggi. Itu yang juga bisa mendorong dinamika dalam Pilpres 2019,” tuturnya.

Pengamat politik dari Indo Barometer M Qodari juga mengatakan bahwa untuk saat ini elektabilitas Jokowi tinggi, namun karena Pemilu 2019 masih setahun lagi maka belum bisa dipastikan aman. Sebab, dinamika politik setahun ke depan dipastikan akan terus bergerak sehingga segala kemungkinan bisa terjadi.

“Karena itu, pemerintah harus menghindari blunder atas setiap kebijakan yang diambil, baik blunder kecil maupun besar, dan harus bisa mengelola isu-isu dan persoalan yang ada di masyarakat dengan baik,” katanya.

Politikus PDIP Maruarar Sirait menjelaskan, kalau melihat berbagai hasil survei, elektabilitas Jokowi masih unggul jauh dari tokoh-tokoh lain, termasuk saingan terdekatnya, Prabowo.

Saat ini Jokowi masih menggodok nama cawapres yang akan digandeng. “Simulasi cawapresnya bisa dari kalangan militer, parpol, ulama. Sekarang sangat dinamis sekali. Apalagi setelah muncul nama Pak Airlangga (Ketum Golkar Airlangga Hartarto) se bagai cawapres, begitu juga Pak Rommy (Ketum PPP Romahurmuziy), Pak Muhaimin (Ketum PKB Muhaimin Iskandar). Pilihan wakil Pak Jokowi semakin variatif,” tuturnya. (Abdul Rochim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9165 seconds (0.1#10.140)