Syafii Maarif Sebut Teror Bom Dipengaruhi Konflik Negara Arab

Minggu, 13 Mei 2018 - 19:35 WIB
Syafii Maarif Sebut...
Syafii Maarif Sebut Teror Bom Dipengaruhi Konflik Negara Arab
A A A
YOGYAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif mengutuk keras aksi terorisme di Surabaya. Menurutnya, terorisme di Indonesia banyak dipengaruhi oleh negara-negara Arab yang sedang berkonflik.Kepada wartawan, Minggu (13/5/2018) sore, Syafii menyebut aksi terorisme ini terus berulang sejak kasus bom Bali. Sejumlah pelaku teror telah dieksekusi tapi kenyataannya para pelaku teror ini terus bermunculan. “Apa pakar pokoknya? Menurut saya ada pengaruh negara Arab seperti Suriah, Irak, ada ISIS, Boko Haram dan lainnya. Mahzab mereka kekerasan yang saya sebut teologi maut,” terang Syafii.Mahzab kekerasan atau teologi maut, menurut lulusan Ohio University ini, sudah menyebar masif di Indonesia. Pelaku teror juga saat ini telah menggunakan wanita dan anak-anak. Syafii Maarif mengingatkan jika negara Indonesia rusak seperti halnya Irak, Suriah dan Pakistan, maka Islam bisa runtuh seluruhnya. Di negara-negara itu setiap hari ada bom bunuh diri dan konflik yang berkepanjangan."Yang memprihatinkan, ini (dilakukan) atas nama Tuhan. Itu kan kejam. Di semua agama konsep Tuhan itu Maha Damai,” terangnya.Lebih jauh Syafii Maarif juga mengkawatirkan kasus terorisme ini akan dijadikan senjata oleh pihak-pihak tertentu untuk menyerang pemerintah. Pemerintah dianggap tidak mampu memberikan rasa aman. Tujuan mengoreng isu terorisme ini hanya untuk kepentingan kelompok tertentu dan melegitimasi pemerintah. "Saya kawatirkan ada imbasnya pada legitimasi pemerintah. Digoreng isunya negara tidak bisa amankan tempat ibadah, repot kan,” tegasnya.Syafii mengajak semua pihak untuk bahu-membahu memerangi terorisme. Masyarakat juga bisa berperan aktif dengan ikut serta menjaga keamanan dan lingkungan masing-masing. "Masa depan bangsa dipertaruhkan. Para pelaku ini otaknya tidak waras, (kita) yang waras jangan diam,” pungkasnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5472 seconds (0.1#10.140)