Seluruh Napi Teroris di Mako Brimob Telah Serahkan Diri

Kamis, 10 Mei 2018 - 09:37 WIB
Seluruh Napi Teroris...
Seluruh Napi Teroris di Mako Brimob Telah Serahkan Diri
A A A
JAKARTA - Wakapolri Komjen Pol Syafrudin menegaskan, kerusuhan dan penyanderaan yang terjadi di Markas Korps Brimob (Mako Brimob), Depok, telah berakhir.

"Seluruh tahanan teroris telah menyerahkan diri. Ini masih proses. Seluruh tahanan yang menyerahkan diri diambil langkah-langkah untuk dipindahkan," kata Komjen Pol Syafrudin, Kamis (10/5/2018).

Komjen Pol Syafrudin mengungkapkan, dalam menyisir sejumlah ruangan di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, pihaknya terus melakukan sterilisasi.

"Di dalam banyak senjata tajam karena mereka bisa saja melakukan apa saja, ledakan yang didengar enggak ada korban jiwa, itu sterilisasi. Seluruh Polri ikut operasi," ucapnya.

Sebelumnya, kerusuhan yang melibatkan aparat kepolisian dan napi kasus terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, menelan korban jiwa. Lima anggota Polri gugur dan seorang napi teroris tewas.

Mabes Polri memberikan penghormatan berupa kenaikan pangkat terhadap polisi yang meninggal (anumerta) dalam peristiwa pada Selasa (8/5/2018) malam.

Pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi berdasarkan surat telegram rahasia nomor STR/264/IV/HUM.1.1/2018 tanggal 9 Juni 2018.

"Telah dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi pangkat luar biasa anumerta (KPLB)," bunyi surat Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tersebut.

Lima korban tewas dalam kejadian ini, yaitu Iptu (anumerta) Yudi Rospuji, Aipda (anumerta) Denny Setiadi, Brigadir (anumerta) Fandy Setyo Nugroho, Briptu anumerta Syukron Fadhli dan Briptu (anumerta) Wahyu Catur Pamungkas.

Empat korban tewas merupakan anggota Detasemen Khusus 88 Polri dan seorang anggota Polda Metro Jaya. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi M Iqbal sebelumnya mengungkapkan, enam orang tewas dalam insiden di Mako Brimob.

Selain anggota Polri, seorang napi teroris tewas ditembak karena berupaya merebut senjata petugas. Dalam peristiwa itu, seorang anggota Polri juga menjadi korban penyanderaan napi. Hingga saat ini, penyanderaan masih terus berlangsung.

Kata M Iqbal, polisi terus berupaya membebaskan. "Kami mengedepankan (upaya) persuasif yaitu negosiasi kepada para tahanan yang ingin dan mau diajak komunikasi. Golnya adalah upaya kedua belah pihak (agar) menemukan satu solusi," ungkap Iqbal.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0030 seconds (0.1#10.140)