Gerkindo Sukses Gelar Konferensi Pimpinan Gereja
A
A
A
JAKARTA - Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo) sukses menyelenggarakan Konferensi Pimpinan Gereja, bertema ‘Transformasi bangsa menuju Indonesia sejahtera’ di Graha Bethel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu 5 Mei 2016.
Acara yang dihadiri 350 pimpinan gereja lintas sinode ini banyak membahas mengenai kepemimpinan Kristen yang harus diperbaharui, diperlengkapi, dan menyesuaikan diri dengan era digital agar bisa menjadi agent of change, agen perubahan demi terwujudnya transformasi menuju Indonesia sejahtera.
Hadir pula dalam kegiatan itu, Pakar kepemimpinan Kristen, Ketua Umum Sinode GBI juga Ketua Umum BAMAGNAS, Pdt Dr Japarlin Marbun dan Ketua Umum Sinode GKII, Pdt Dr Daniel Ronda. Mereka mengulas tentang pentingnya para pemimpin Kristen memperbaharui diri terus menerus agar tidak ketinggalan zaman.
Sedangkan Pdt Dr Andreas Yewangoe, mantan Ketua Umum PGI yang kini menjadi penasehat Presiden dalam jabatannya sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berbicara mengenai pemimpin Kristen dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Yewangoe mengatakan, Pendeta bisa saja berpolitik dan menjadi anggota DPR selama tidak memakai mimbar gereja untuk kampanye. "Gereja jangan menjadi apolitik dengan menjauhi politik. Lebih jahat lagi kalau gereja menjadi asosial dan menjauhi diri dari hubungan sosial dalam masyarakat," ujar Yewangoe.
Meski demikian, Yewangoe mengatakan gereja harus terlibat dalam politik karena sesungguhnya politik itu adalah kemampuan untuk hidup bersama dalam polis
Sementara itu, Ketua Umum GERKINDO Pdt. Yerry Tawalujan, M.Th mengatakan bahwa kegiatan Seminar, konferensi dan pelatihan-pelatihan itu rutin diadakan Gerkindo tiga kali sebulan untuk menjawab kebutuhan Gereja.
"GERKINDO itu didirikan untuk menjawab kebutuhan gereja. Makanya kami mengadakan banyak kegiatan untuk memperlengkapi para pemimpin Kristen dan memberikan jawaban atas kebutuhan dan pergumulan gereja," ujar Yerry Tawalujan.
(maf)
Acara yang dihadiri 350 pimpinan gereja lintas sinode ini banyak membahas mengenai kepemimpinan Kristen yang harus diperbaharui, diperlengkapi, dan menyesuaikan diri dengan era digital agar bisa menjadi agent of change, agen perubahan demi terwujudnya transformasi menuju Indonesia sejahtera.
Hadir pula dalam kegiatan itu, Pakar kepemimpinan Kristen, Ketua Umum Sinode GBI juga Ketua Umum BAMAGNAS, Pdt Dr Japarlin Marbun dan Ketua Umum Sinode GKII, Pdt Dr Daniel Ronda. Mereka mengulas tentang pentingnya para pemimpin Kristen memperbaharui diri terus menerus agar tidak ketinggalan zaman.
Sedangkan Pdt Dr Andreas Yewangoe, mantan Ketua Umum PGI yang kini menjadi penasehat Presiden dalam jabatannya sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berbicara mengenai pemimpin Kristen dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
Yewangoe mengatakan, Pendeta bisa saja berpolitik dan menjadi anggota DPR selama tidak memakai mimbar gereja untuk kampanye. "Gereja jangan menjadi apolitik dengan menjauhi politik. Lebih jahat lagi kalau gereja menjadi asosial dan menjauhi diri dari hubungan sosial dalam masyarakat," ujar Yewangoe.
Meski demikian, Yewangoe mengatakan gereja harus terlibat dalam politik karena sesungguhnya politik itu adalah kemampuan untuk hidup bersama dalam polis
Sementara itu, Ketua Umum GERKINDO Pdt. Yerry Tawalujan, M.Th mengatakan bahwa kegiatan Seminar, konferensi dan pelatihan-pelatihan itu rutin diadakan Gerkindo tiga kali sebulan untuk menjawab kebutuhan Gereja.
"GERKINDO itu didirikan untuk menjawab kebutuhan gereja. Makanya kami mengadakan banyak kegiatan untuk memperlengkapi para pemimpin Kristen dan memberikan jawaban atas kebutuhan dan pergumulan gereja," ujar Yerry Tawalujan.
(maf)