Nasdem Sindir Pendukung Tagar 2019 Ganti Presiden: Mana Capresnya?
A
A
A
JAKARTA - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menilai gerakan dengan tanda pegar (tagar) #2019gantipresiden yang ramai belakang ini di media sosial dinilai tidak etis.
Penilaian itu didasarkan atas fakta saat ini Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai presiden. "Itulah yang tidak etis," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Bahkan, dia menyindir pihak yang menggembar-gemborkan tagar #2019gantipresiden hingga saat ini belum memunculkan nama yang bakal dijagokan menjadi calon presiden (capres). Bagi Partai Nasdem, Presiden Jokowi tidak boleh diganti.
"Presiden pasti berakhir di tahun 2019 akan kita ganti presidennya. Tapi orangnya enggak akan ganti. Jadi tinggal kita tambah tagar itu #gantipresiden2019 tinggal tambah di depannya 'ogah ah'," tutur Anggota Komisi XI DPR ini.
Dia menegaskan Nasdem tidak merasa khawatir dengan ramainya tagar #2019gantipresiden. "Kita enggak khawatir sejauh itu berjalan di dalam norma-norma yang baik, kalau keluar dari norma-norma yang ada baru itu khawatir," ungkapnya.
Penilaian itu didasarkan atas fakta saat ini Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai presiden. "Itulah yang tidak etis," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Bahkan, dia menyindir pihak yang menggembar-gemborkan tagar #2019gantipresiden hingga saat ini belum memunculkan nama yang bakal dijagokan menjadi calon presiden (capres). Bagi Partai Nasdem, Presiden Jokowi tidak boleh diganti.
"Presiden pasti berakhir di tahun 2019 akan kita ganti presidennya. Tapi orangnya enggak akan ganti. Jadi tinggal kita tambah tagar itu #gantipresiden2019 tinggal tambah di depannya 'ogah ah'," tutur Anggota Komisi XI DPR ini.
Dia menegaskan Nasdem tidak merasa khawatir dengan ramainya tagar #2019gantipresiden. "Kita enggak khawatir sejauh itu berjalan di dalam norma-norma yang baik, kalau keluar dari norma-norma yang ada baru itu khawatir," ungkapnya.
(dam)