Kasus E-KTP, Hilman Sebut Setnov Penyebab Kecelakaan
A
A
A
JAKARTA - Mantan kontributor jurnalis Metro TV M Hilman Mattauch menuding Setya Novanto (Setnov) selaku Ketua DPR saat itu sebagai penyebab terjadinya kecelakaan mobil pada Kamis, 16 November 2017.
Hal tersebut diungkap M Hilman Mattauch saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada KPK dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (9/4) kemarin.
Hilman bersama dokter spesialis jantung Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RSMPH) Mohammad Toyyibi, dokter ahli saraf RSMPH Nadia Husein Hamedan, dan dokter ahli bedah RSMPH Djoko Sanyoto bersaksi di persidangan terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.
M Hilman Mattauch mengaku sudah lama mengenal Setnov. Lebih tepatnya perkenalan terjadi saat Setnov menjabat sebagai ketua DPR dan ketika itu Hilman menjadi Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen (DPR, DPD dan MPR) periode 2014- 2016.
Hilman mengaku dirinya yang menawarkan ke Setnov menggunakan mobil Toyota Fortuner hitam milik Hilman pada Kamis 15 November 2017 jelang malam saat meninggalkan Gedung DPR.
Hilman bersama Setnov yang didampingi ajudan Setnov, AKP Reza Pahlevi meninggalkan Gedung DPR kurang sedikit pukul 18.00 WIB. Rencananya mereka hendak menuju redaksi Metro TV di Kedoya, Jakarta Barat.
Hilman sebagai pengemudi mengenakan sabuk pengamanan, di sebelah kiri Hilman ada Reza mengenakan sabuk pengaman, dan Setnov duduk di belakang sebelah kiri tidak menggunakan sabuk pengaman.
Saat mobil melaju, kadang-kadang Setnov berpindah ke tengah. Mobil keluar dari Gedung DPR kemudian melintasi Hotel Mulia Senayan hingga melewati fly over Permata Hijau. Hilman mengklaim saat itu hujan turun dengan lebat.
Di perjalanan, Hilman menelepon redaksi Metro TV. Hilman menyampaikan sedang bersama Setnov. Hilman mengaku mengambil jalur Permata Hijau sebagai alternatif menuju redaksi Metro TV karena menghindari macet.
Ditambah lagi akan ada wawancara live by phone antara Hilman dengan Setnov yang ditayangkan Metro TV. Dalam proses wawancara itu, sesekali Hilman berhenti.
Saat tiba di sekitaran fly over Permata Hijau, kondisi hari sudah mulai gelap dan hujan masih turun. Di sekitaran lokasi ada da perbaikan jalan dan banyak pasir. Setelah sekitar 10-15 menit wawancara selesai, redaksi Metro TV sempat menelepon Hilman yang sedang mengemudikan mobil.
"Lalu SN nepok pundak saya, nanya lama nggak di Metro TV. Terus saya balik ke belakang, tiba-tiba kejadian itu (kecelakaan), bruak. Nabraklah. Saya nabrak trotoar dulu, lalu nabrak pohon, dan terakhir nabrak tiang penerangan jalan. Saya keluar pintu tapi di bawah kali, akhirnya saya keluar pakai pintu sebelah kiri," ujar Hilman di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.
Menurut dia, akibat kecelakaan tersebut kacah pecah, sasis rusak, radiator rusak, dan mesin mati. Saat turun mobil, Reza memarahi Hilman karena terjadi kecelakaan. Reza lantas membopong Setnov ke arah lampu merah. Sedangkan Hilman pusing dan muntah. Hilman meminta maaf ke Reza.
Setelah membopong Setnov, Reza balik lagi ke mobil dan mengambil barang kemudian pergi. Setelah itu menurut Hilman, Reza membawa Setnov ke RSMPH menggukan ojek online.
Ketua Majelis Hakim Mahfudin sedikit meragukan keterangan Hilman atas proses membawa Setnov ke RSMPH. Hakim Mahfudin mengatakan, pada persidangan sebelumnya ada kesaksian satpam RSMPH bernama Abdul Azis yang memastikan bahwa Setnov dibawa oleh staf Setnov menggunakan mobil.
"Yang benar yang mana? Security bilang Setnov dan stafnya ke RS naik mobil. Saudara saksi (Hilman) bilang naik ojek online," cecar hakim Mahfudin.
Hilman berkelit. Dia mengaku saat itu tidak mengetahui kejadian pasti Reza membawa Setnov ke RSMPH. Yang jelas selepas kecelakaan, Hilman mengklaim, ada seorang pengemudi ojek online yang mendatangi Hilman. Pengemudi itu menawarkan ke Hilman untuk mengantarkan ke rumah sakit.
"Dia bilang 'mau diantar nggak Pak? Barusan saya antar Bapak yang tadi juga ke RS.' lalu saya tanya, RS mana yang dimaksud, dia bilang RS MPH," kilah Hilman.
Di saat bersamaan banyak warga yang memberikan Hilman air mineral. Banyak warga juga yang menonton kejadian tersebut. Hilman kemudian menelepon derek asuransi. Selepas Setnov dibawa ke rumah sakit, tutur Hilman, redaksi Metro TV menelepon Hilman.
"Saya telepon kantor bilang kalau Novanto di Medika Permata Hijau. Lalu saya pakai ojek online itu ke kantor dan saya ditanya-tanya (oleh rekdasi Metro TV)," ujarnya.
Hakim Mahfudin penasaran dengan alasan Hilman menelepon pihak asuransi. Menurut hakim Mahfudin, harusnya Hilman menelepon polisi. Hakim Mahfudin menegaskan, kalau langsung diderek oleh pihak asuransi, maka tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan berubah dan buktinya bisa tidak valid.
"Karena saya shock. Yang kepikiran asuransi. Saya pikir diderek itu dibawa ke Bengkel, ternyata dibawa ke Polda," ujarnya.
Hilman mengaku kejadian pada 16 November merupakan kelanjutan dari peristiwa pada Rabu, 15 November 2017. Sekitar pukul 17.00 WIB Rabu, 15 November 2017 Hilman mengklaim dihubungi dari atasannya untuk mencari Setnov. Penugasan tersebut berlaku untuk semua jurnalis Metro TV.
Saat menerima telepon dari redaksi Metro TV, Hilman mengklaim sedang bersama para jurnalis lain sempat berada di rumah Setnov di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 November 2017 malam saat KPK melakukan penggeledahan dan berencana menjemput Setnov. Karena tidak mendapat hasil, Hilman baru melakukan pencarian Setnov pada Kamis, 16 November.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Hilman sempat menuju kantor DPP Partai Golkar dan rumah Setnov di Jalan Wijaya XIII. Masih tidak ketemu, Hilman kemudian menelepon ajudan Setnov saat itu, AKP Reza Pahlevi. Reza mengangkat telepon sekitar pukul 17.00 WIB. Kepada Reza, Hilman menyampaikan Setnov butuh mengklarifikasi atas kejadian Rabu. Akhirnya Setnov bersedia ditemui Hilman di DPR.
"Saya langsung ketemu di ruangan beliau (Setnov) di DPR, di lantai 3," kata Hilman di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.
Dia mengklaim tiba di ruangan kerja Setnov lewat pukul 17.00 WIB. Saat masuk ruangan tidak ada orang selain Setnov. Kepada Setnov saat itu Hilman menceritakan tentang kejadian Rabu, respon publik, dan perlunya Setnov mengklarifikasi. Setnov belum berkenan. Akhirnya Hilman menyampaikan sisi buruh kalau Setnov tidak mengklarifikasi tentang dugaan Setnov kabur.
"Terus dia bilang mau ke KPK jam 8-an (malam), tapi mau ketemu DPD1 (Ketua DPD RI) dulu. Dia bilang oke di Metro TV klasifikasinya. Saat saya dan SN keluar, di bawah banyak wartawan, di luar banyak wartawan, di mobil dia (Setnov) juga banyak wartawan. Saya bilang (ke Setnov), ya udah pake mobil saya aja pak," ujarnya.
Hal tersebut diungkap M Hilman Mattauch saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada KPK dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (9/4) kemarin.
Hilman bersama dokter spesialis jantung Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RSMPH) Mohammad Toyyibi, dokter ahli saraf RSMPH Nadia Husein Hamedan, dan dokter ahli bedah RSMPH Djoko Sanyoto bersaksi di persidangan terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.
M Hilman Mattauch mengaku sudah lama mengenal Setnov. Lebih tepatnya perkenalan terjadi saat Setnov menjabat sebagai ketua DPR dan ketika itu Hilman menjadi Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen (DPR, DPD dan MPR) periode 2014- 2016.
Hilman mengaku dirinya yang menawarkan ke Setnov menggunakan mobil Toyota Fortuner hitam milik Hilman pada Kamis 15 November 2017 jelang malam saat meninggalkan Gedung DPR.
Hilman bersama Setnov yang didampingi ajudan Setnov, AKP Reza Pahlevi meninggalkan Gedung DPR kurang sedikit pukul 18.00 WIB. Rencananya mereka hendak menuju redaksi Metro TV di Kedoya, Jakarta Barat.
Hilman sebagai pengemudi mengenakan sabuk pengamanan, di sebelah kiri Hilman ada Reza mengenakan sabuk pengaman, dan Setnov duduk di belakang sebelah kiri tidak menggunakan sabuk pengaman.
Saat mobil melaju, kadang-kadang Setnov berpindah ke tengah. Mobil keluar dari Gedung DPR kemudian melintasi Hotel Mulia Senayan hingga melewati fly over Permata Hijau. Hilman mengklaim saat itu hujan turun dengan lebat.
Di perjalanan, Hilman menelepon redaksi Metro TV. Hilman menyampaikan sedang bersama Setnov. Hilman mengaku mengambil jalur Permata Hijau sebagai alternatif menuju redaksi Metro TV karena menghindari macet.
Ditambah lagi akan ada wawancara live by phone antara Hilman dengan Setnov yang ditayangkan Metro TV. Dalam proses wawancara itu, sesekali Hilman berhenti.
Saat tiba di sekitaran fly over Permata Hijau, kondisi hari sudah mulai gelap dan hujan masih turun. Di sekitaran lokasi ada da perbaikan jalan dan banyak pasir. Setelah sekitar 10-15 menit wawancara selesai, redaksi Metro TV sempat menelepon Hilman yang sedang mengemudikan mobil.
"Lalu SN nepok pundak saya, nanya lama nggak di Metro TV. Terus saya balik ke belakang, tiba-tiba kejadian itu (kecelakaan), bruak. Nabraklah. Saya nabrak trotoar dulu, lalu nabrak pohon, dan terakhir nabrak tiang penerangan jalan. Saya keluar pintu tapi di bawah kali, akhirnya saya keluar pakai pintu sebelah kiri," ujar Hilman di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.
Menurut dia, akibat kecelakaan tersebut kacah pecah, sasis rusak, radiator rusak, dan mesin mati. Saat turun mobil, Reza memarahi Hilman karena terjadi kecelakaan. Reza lantas membopong Setnov ke arah lampu merah. Sedangkan Hilman pusing dan muntah. Hilman meminta maaf ke Reza.
Setelah membopong Setnov, Reza balik lagi ke mobil dan mengambil barang kemudian pergi. Setelah itu menurut Hilman, Reza membawa Setnov ke RSMPH menggukan ojek online.
Ketua Majelis Hakim Mahfudin sedikit meragukan keterangan Hilman atas proses membawa Setnov ke RSMPH. Hakim Mahfudin mengatakan, pada persidangan sebelumnya ada kesaksian satpam RSMPH bernama Abdul Azis yang memastikan bahwa Setnov dibawa oleh staf Setnov menggunakan mobil.
"Yang benar yang mana? Security bilang Setnov dan stafnya ke RS naik mobil. Saudara saksi (Hilman) bilang naik ojek online," cecar hakim Mahfudin.
Hilman berkelit. Dia mengaku saat itu tidak mengetahui kejadian pasti Reza membawa Setnov ke RSMPH. Yang jelas selepas kecelakaan, Hilman mengklaim, ada seorang pengemudi ojek online yang mendatangi Hilman. Pengemudi itu menawarkan ke Hilman untuk mengantarkan ke rumah sakit.
"Dia bilang 'mau diantar nggak Pak? Barusan saya antar Bapak yang tadi juga ke RS.' lalu saya tanya, RS mana yang dimaksud, dia bilang RS MPH," kilah Hilman.
Di saat bersamaan banyak warga yang memberikan Hilman air mineral. Banyak warga juga yang menonton kejadian tersebut. Hilman kemudian menelepon derek asuransi. Selepas Setnov dibawa ke rumah sakit, tutur Hilman, redaksi Metro TV menelepon Hilman.
"Saya telepon kantor bilang kalau Novanto di Medika Permata Hijau. Lalu saya pakai ojek online itu ke kantor dan saya ditanya-tanya (oleh rekdasi Metro TV)," ujarnya.
Hakim Mahfudin penasaran dengan alasan Hilman menelepon pihak asuransi. Menurut hakim Mahfudin, harusnya Hilman menelepon polisi. Hakim Mahfudin menegaskan, kalau langsung diderek oleh pihak asuransi, maka tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan berubah dan buktinya bisa tidak valid.
"Karena saya shock. Yang kepikiran asuransi. Saya pikir diderek itu dibawa ke Bengkel, ternyata dibawa ke Polda," ujarnya.
Hilman mengaku kejadian pada 16 November merupakan kelanjutan dari peristiwa pada Rabu, 15 November 2017. Sekitar pukul 17.00 WIB Rabu, 15 November 2017 Hilman mengklaim dihubungi dari atasannya untuk mencari Setnov. Penugasan tersebut berlaku untuk semua jurnalis Metro TV.
Saat menerima telepon dari redaksi Metro TV, Hilman mengklaim sedang bersama para jurnalis lain sempat berada di rumah Setnov di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 November 2017 malam saat KPK melakukan penggeledahan dan berencana menjemput Setnov. Karena tidak mendapat hasil, Hilman baru melakukan pencarian Setnov pada Kamis, 16 November.
Sekitar pukul 11.00 WIB, Hilman sempat menuju kantor DPP Partai Golkar dan rumah Setnov di Jalan Wijaya XIII. Masih tidak ketemu, Hilman kemudian menelepon ajudan Setnov saat itu, AKP Reza Pahlevi. Reza mengangkat telepon sekitar pukul 17.00 WIB. Kepada Reza, Hilman menyampaikan Setnov butuh mengklarifikasi atas kejadian Rabu. Akhirnya Setnov bersedia ditemui Hilman di DPR.
"Saya langsung ketemu di ruangan beliau (Setnov) di DPR, di lantai 3," kata Hilman di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.
Dia mengklaim tiba di ruangan kerja Setnov lewat pukul 17.00 WIB. Saat masuk ruangan tidak ada orang selain Setnov. Kepada Setnov saat itu Hilman menceritakan tentang kejadian Rabu, respon publik, dan perlunya Setnov mengklarifikasi. Setnov belum berkenan. Akhirnya Hilman menyampaikan sisi buruh kalau Setnov tidak mengklarifikasi tentang dugaan Setnov kabur.
"Terus dia bilang mau ke KPK jam 8-an (malam), tapi mau ketemu DPD1 (Ketua DPD RI) dulu. Dia bilang oke di Metro TV klasifikasinya. Saat saya dan SN keluar, di bawah banyak wartawan, di luar banyak wartawan, di mobil dia (Setnov) juga banyak wartawan. Saya bilang (ke Setnov), ya udah pake mobil saya aja pak," ujarnya.
(maf)