Puisi Kontroversial, PPP Minta Masyarakat Tidak Meniru Sukmawati

Rabu, 04 April 2018 - 15:11 WIB
Puisi Kontroversial, PPP Minta Masyarakat Tidak Meniru Sukmawati
Puisi Kontroversial, PPP Minta Masyarakat Tidak Meniru Sukmawati
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mochammad Romahurmuziy menyarankan masyarakat untuk tidak meniru Sukmawati Soekarnoputri yang membuat puisi berbau suku agama ras dan antargolongan (SARA).

Sebab, dalam puisi berjudul Ibu Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri mengaku tidak mengetahui syariat Islam, namun membandingkan azan dengan kidung.

Selain itu, dalam puisi yang dibacakan di acara Indonesian Fashion Week menyambut 29 tahun karya Anne Avantie tersebut, Sukmawati membandingkan cadar dengan konde. Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, PPP menyesalkan puisi Sukmawati Soekarnoputri yang berjudul Ibu Indonesia itu.

"Saya menyarankan kepada Ibu Sukma juga siapapun agar kalau memang tidak mengerti syariat Islam tidak usah membandingkan, bagaimana orang yang tidak mengerti, membandingkan sesuatu yang tidak dia mengerti," ujar Romi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Romi menambahkan, agama tidak bisa dipersandingkan dengam hal yang bersifat duniawi. "Karena agama datangnya dari Tuhan. Ini juga perlu menjadi catatan bagi siapa pun tokoh masyarakat, warga kita untuk kemudian tidak bermain-main dengan agama yang memang sakral begitu," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, PPP meletakkan agama sebagai landasan, bukan untuk dipolitisasi. "Tetapi menjadi pedoman kita bertindak dan melangkah," ungkapnya.

Maka itu, dia meminta Sukmawati Soekarnoputri untuk menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. "Sebelum semakin terjadi ekskalasi tuntutan yang lebih besar lagi," tuturnya.

Karena, lanjut dia, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Ormas Islam yang moderat juga keberatan dengan puisi Sukmawati tersebut. Menurut dia, menyampaikan permohonan maaf tidak akan menurunkan harga diri Sukmawati.

"Tetapi ini merupakan bagian kedewasaan dalam menjaga kerukunan," tuturnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3764 seconds (0.1#10.140)