Dilema Pencapresan Prabowo, Elektabilitas Stagnan dan Figur Alternatif

Minggu, 01 April 2018 - 15:29 WIB
Dilema Pencapresan Prabowo,...
Dilema Pencapresan Prabowo, Elektabilitas Stagnan dan Figur Alternatif
A A A
JAKARTA - Masa pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk pemilu presiden (Pilpres) 2019 tinggal menghitung bulan. Namun demikian, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang digadang-gadang bakal maju sebagai capres tak kunjung melakukan deklarasi.

Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tengah menghadapi dilema atas pencapresannya. Ada dua penyebab dilema Prabowo.

Pertama, kerumitan mekanisme pemilu serentak yang baru pertama kali diterapkan di 2019. Adi menilai, pileg dan pilpres yang dilaksakan serentak relatif menguntungkan partai yang mengusung capres dan cawapresnya sendiri.

Pada pemilu nanti, kata dia, masyarakat akan dihadapkan pada lima lembar surat suara yang berbeda. Di tengah kerumitan itu, Adi meyakini masyarakat akan melakukan pilihan sederhana yakni memilih caleg yang mengusung capres sendiri.

"Meski elektabilitasnya tercecer, Prabowo diprediksi masih ingin kalahkan Jokowi. Namun target utama pencapresannya adalah menyelamatkan suara Gerindra di Pemilu 2019," ujar Adi kepada SINDOnews, Minggu (1/4/2018).

Kedua, kegamangan Prabowo terjadi lantaran munculnya sejumlah tokoh yang dianggap bisa menjadi capres alternatif. Sebut saja Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan.

Adi menambahkan, bila keduanya tokoh tersebut mulai dipoles, tak menutup kemungkinan keduanya bisa menjadi rival Jokowi di Pilpres 2019.

"Kini Prabowo masih berhitung, elektabilitasnya enggak pernah naik. Tapi di saat bersama-sama muncul figur alternatif untuk bisa diusung. Dengan catatan Prabowo bisa legowo dan hanya jadi king maker," ucap Adi.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9153 seconds (0.1#10.140)