Setnov Seret Puan dan Pramono, Fahri Hamzah: Ini Festival Baru
A
A
A
JAKARTA - Tindakan mantan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) yang menyebut dua Politikus PDIP, Puan Maharani dan Pramono Anung menerima uang sebanyak USD500 Ribu dalam proyek pengadaan e-KTP disindir Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Fahri menilai tindakan Setnov itu merupakan festival baru setelah terpidana kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin melakukan hal yang sama sebelumnya.
"Ini another sensation. Festival baru. Tapi apa manfaatnya buat kita, fokus kita kerugian negara," ujar Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Hingga kini, dia masih tidak percaya dengan klaim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut kasus dugaan korupsi proyek e-KTP merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun. "Ngomong kerugian negara Rp2,3 triliun darimana? Itu tadi teorinya. Fokus pada audit, nanti semua kena sandera dan semua sudah kena sandera sekarang," paparnya.
Legislator asal daerah Nusa Tenggara Barat ini pun menilai Setya Novanto kini tidak jauh berbeda dengan Nazaruddin. Dia pun menduga bahwa KPK sedang menciptakan aktor baru untuk sensasi yang baru setelah Nazaruddin.
"Istilahnya menciptakan aktor baru dan sensasi baru, apa yang baru, enggak ada yang baru, tadinya Pak Novanto dibilangin terima uang setengah triliun, sekarang sisanya tinggal Rp5 miliar, kan bohong namanya. Artinya KPK produsen hoaks paling besar di dunia," tandas Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Adapun Setya Novanto menyebut nama Puan Maharani dan Pramono Anung itu dalam sidang pemeriksaan terdakwa kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta tadi.
"Ini another sensation. Festival baru. Tapi apa manfaatnya buat kita, fokus kita kerugian negara," ujar Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Hingga kini, dia masih tidak percaya dengan klaim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut kasus dugaan korupsi proyek e-KTP merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun. "Ngomong kerugian negara Rp2,3 triliun darimana? Itu tadi teorinya. Fokus pada audit, nanti semua kena sandera dan semua sudah kena sandera sekarang," paparnya.
Legislator asal daerah Nusa Tenggara Barat ini pun menilai Setya Novanto kini tidak jauh berbeda dengan Nazaruddin. Dia pun menduga bahwa KPK sedang menciptakan aktor baru untuk sensasi yang baru setelah Nazaruddin.
"Istilahnya menciptakan aktor baru dan sensasi baru, apa yang baru, enggak ada yang baru, tadinya Pak Novanto dibilangin terima uang setengah triliun, sekarang sisanya tinggal Rp5 miliar, kan bohong namanya. Artinya KPK produsen hoaks paling besar di dunia," tandas Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Adapun Setya Novanto menyebut nama Puan Maharani dan Pramono Anung itu dalam sidang pemeriksaan terdakwa kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta tadi.
(kri)