PDIP: Di Tangan Perempuan, Jalan Politik Berkebudayaan Diwujudkan

Jum'at, 09 Maret 2018 - 19:17 WIB
PDIP: Di Tangan Perempuan, Jalan Politik Berkebudayaan Diwujudkan
PDIP: Di Tangan Perempuan, Jalan Politik Berkebudayaan Diwujudkan
A A A
JAKARTA - Perempuan Indonesia harus menunjukkan jati dirinya sebagai jalan peradaban politik dengan menampilkan watak politik yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, gotong royong, dan dedikasi untuk rakyat, bangsa dan negara.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat membuka Pendidikan Kader Khusus Perempuan Nasional (PKKPN) di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (9/3/2018). Acara ini dilakukan sehari setelah peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2018.

“Di tangan perempuan lah jalan politik yang berkebudayaan itu dapat diwujudkan. Sebab perempuan adalah sumber kebudayaan,” kata Hasto di hadapan 158 kader perempuan PDI Perjuangan peserta PKKPN.

Dia mengatakan, pendidikan yang dilakukan PDIP ini tidak hanya ditujukan kepada kader perempuan yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, tetapi secara umum untuk mempersiapkan mereka sebagai pemimpin untuk rakyat.

Namun khusus untuk para bakal calon anggota legislatif (caleg), kata Hasto, selain diberikan materi ideologi, kepemimpinan, pemahaman terhadap fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan, juga akan dilakukan psikotes.

“Kami benar-benar menyiapkan pemimpin untuk rakyat. Dengan keterlibatan kaum perempuan di politik maka politik dalam keseharian akan hadir. Sebab politik juga menyentuh aspek yang sederhana seperti menata lingkungan agar bersih, asri dengan tanaman dan perawatan lingkungan yang baik,” tutur Hasto.

Dia mengaku khawatir politik hanya berorientasi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. "Sementara di akar rumput, hal-hal terkait dengan selokan yang penuh sampah, sanitasi yang tidak memadai, dan lingkungan yang semakin kotor adalah persoalan sehari hari. Hal-hal seperti itulah yang dijawab melalui politik,” tandasnya.

Secara khusus Hasto mencontohkan di Sumatera Barat dengan tradisi keislaman yang kuat, mampu melahirkan begitu banyak tokoh nasional dengan alam pikir kebangsaan seperti Dr Mohammad Hatta, Moh Yamin, Rohana Kudus, Syahrir, H Agus Salim, A Kagani, dan sebagainya.

"Hal itu tidak terlepas dari budaya matriarkat. Dalam ungkapan bijak kita mengenal surga di telapak kaki Ibu. Karena itulah di tengah berbagai persoalan terkait dengan wajah politik yang penuh dengan hoax, ujaran kebencian, dan berbagai bentuk adu domba hanya karena kekuasaan, maka kehadiran perempuan dalam politik sangat lah penting," tuturnya.

Menurut dia, hal itu dijawab PDIP dengan mempersiapkan perempuan Indonesia untuk menjadi pemimpin. Pemimpin yang mampu membawa perubahan bagi hadirnya politik yang berkeadaban.

Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak, Sri Rahayu, menambahkan lulusan PKKPN ini akan dididik dan digembleng bukan untuk sekadar memenuhi kuota 30 persen perempuan, namun membangun dan memberdayakan Perempuan mulai dari tataran ideologi dan juga soft skill.

“Sehingga ke depan diharapkan pada para kader perempuan ini mampu menjadi mata dan telinga partai yang melihat dan mendengar jeritan hati rakyat. Mampu tertawa dan menangis bersama rakyat,” ujarnya.

Para politikus perempuan, kata Sri, harus mampu mengembangkan diri tidak semata-mata untuk kepentingan jangka pendek apalagi sekedar memenuhi kuota perempuan pada pemilu. “Namun diharapkan para kader perempuan ini mampu menjadi kader partai yang juga siap ditempatkan di tingkat struktur partai,” ujarnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7012 seconds (0.1#10.140)