Hadiri Ceramah Ustaz Somad, Kapolri Bicara Konflik Timur Tengah
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menghadiri ceramah yang disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu 4 Maret 2019 malam. Somad dan Tito hadir atas undangan pimpinan Az Zikra, Ustadz Arifin Ilham.
Tito yang mengenakan baju koko warna putih dengan sorban dan peci putih selain hadir juga untuk mendengarkan Ustad Somad berceramah. Mantan Kepala BNPT itu pun memanfaatkan majelis tersebut untuk bertanya kepada ulama dan umat bagaimana cara mencegah perpecahan yang bisa saja terjadi.
Dalam kesempatan itu, Tito menyampaikan pandangannya soal Islam khusunya konflik di Timur Tengah. Ada beberapa negara seperti Syiria, Afganistan, Pakistan, Yaman, yang tengah bergejolak. Konflik yang terjadi antarumat Islam.
Menurut dia, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, Tito tak menginginkan konflik yang terjadi di Timur Tengah juga terjadi di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia tetap menjadi contoh bagi negara Timur Tengah tentang bagaimana membangun perbedaan dalam bingkai demokrasi.
"Apakah kemungkinan konflik seperti di Syiria, Afganistan itu bisa terjadi di Indonesia, bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu," tanya Tito.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, apapun bisa saja terjadi maka dalam Alquran dikatakan untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi. "Kalau datang orang bawa satu berita, klarifikasi, oleh sebab itu yang selalu membuat kita tidak baik adalah komunikasi yang tidak baik," katanya.
Menurut Ustadz Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam. "Alhamdulillah saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun," pungkasnya.
Tito yang mengenakan baju koko warna putih dengan sorban dan peci putih selain hadir juga untuk mendengarkan Ustad Somad berceramah. Mantan Kepala BNPT itu pun memanfaatkan majelis tersebut untuk bertanya kepada ulama dan umat bagaimana cara mencegah perpecahan yang bisa saja terjadi.
Dalam kesempatan itu, Tito menyampaikan pandangannya soal Islam khusunya konflik di Timur Tengah. Ada beberapa negara seperti Syiria, Afganistan, Pakistan, Yaman, yang tengah bergejolak. Konflik yang terjadi antarumat Islam.
Menurut dia, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, Tito tak menginginkan konflik yang terjadi di Timur Tengah juga terjadi di Indonesia. Sebaliknya, Indonesia tetap menjadi contoh bagi negara Timur Tengah tentang bagaimana membangun perbedaan dalam bingkai demokrasi.
"Apakah kemungkinan konflik seperti di Syiria, Afganistan itu bisa terjadi di Indonesia, bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu," tanya Tito.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, apapun bisa saja terjadi maka dalam Alquran dikatakan untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi. "Kalau datang orang bawa satu berita, klarifikasi, oleh sebab itu yang selalu membuat kita tidak baik adalah komunikasi yang tidak baik," katanya.
Menurut Ustadz Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam. "Alhamdulillah saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun," pungkasnya.
(pur)