ICMI Sebut Politisasi Agama Dilarang dalam Islam

Senin, 05 Maret 2018 - 11:43 WIB
ICMI Sebut Politisasi Agama Dilarang dalam Islam
ICMI Sebut Politisasi Agama Dilarang dalam Islam
A A A
JAKARTA - Agama dan politik dinilai tidak dapat dipisahkan, bahkan keduanya juga dianggap sebagai saudara kembar yang saling membutuhkan. Meski demikian, dalam Islam tidak dibenarkan adanya politisasi agama.

Hal itu disampaikan Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Musim Indonesia (ICMI), Fuad Amsyari dalam Seminar Nasional "Mencari Kesepakatan tetang Makna Politisasi Agama" yang digelar di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, kemarin.

Dia mengatakan, dalam berpolitik, Islam juga menjadi pijakan utama. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya memang mustahil untuk dipisahkan. Pentingnya posisi politik, kata dia, bahkan diletakkan hanya satu garis di bawah kenabian.

"Yang menjadi pertanyaan selama ini adalah, apakah di dalam Islam terdapat politik dan mengajarkan politik," ujar Fuad dalam keterangan tertulis, Senin (5/3/2018).

Dikatakan Fuad, aspek politik Islam berasal dari Alquran dan Sunnah, sejarah perjalanan Islam dan elemen gerakan politik baik di dalam ataupun di luar Islam.

Dalam Islam, jelas Fuad Amsyari, antara agama dan politik terdapat sebuah perbedaan pendapat dalam memahami sumbernya, yaitu Alquran dan Asunnah. Lepas dari pro dan kontra antara yang sepakat dan tidak, lanjut dia, yang jelas Islam tidak bisa lepas dari sebuah tatanan kehidupan bernegara.

"Tugas kita sebagai umat Islam mengidentifikasi, apakah di dalam Islam ada politiknya apa tidak. Menurut saya, justru melalui proses politiklah rasul menjadi kepala Negara Madinah, hal ini sudah menjelaskan kalau memang memberikan ajaran politik," katanya.

Ditandaskan, bagi agama Islam tidak ada batas antara agama dan politik karena politik adalah bagian integratif dari ajaran agama Islam. Namun, yang tidak boleh adalah politasi agama. "Mengelabuhi orang yang beragama untuk kepentingan politik itulah politisasi agama dalam pandangan Islam," sebut Fuad.

Sementara itu, Guru Besar Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya Masdar Hilmy mengatakan, ada kapitalisasi agama dalam rezim demokrasi saat ini. "Coba lihat nanti gerakan 212 itu ujungnya seperti apa?" sebut Masdar.

Seminar itu dihadiri oleh Pengasuh Pesantren Teubireng KH Salahudin Wahid (Gus Sholah). Tampil sebagai pembicara, di antaranya, Dewan kehormatan ICMI Pusat, Fuad Amsyari, serta Guru Besar Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya, Masdar Hilmy.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6755 seconds (0.1#10.140)