Cegah Berita Hoax, Ratusan Prajurit Puspomad Ikuti Pelatihan Jurnalistik
A
A
A
JAKARTA - Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Puspomad) menggelar pelatihan Jurnalistik. Pelatihan jurnalistik ini berkerjasama dengan MNC Media yang sekaligus menghadirkan pembicara dari kalangan jurnalis MNC.
Komandan Puspomad, Mayjen TNI Rudi Yulianto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini dilakukan menyikapi perkembangan teknologi informasi yang bergerak sangat cepat, di antaranya kehadiran media sosial yang dianggap menempati urutan pertama sebagai alat komunikasi yang mampu mengubah tatanan di berbagai aspek kehidupan.
"Demikian juga dengan maraknya penyebaran berita palsu atau hoax yang berkembang saat ini," tutur Rudi di Aula Gatot Subroto, Markas Besar Puspomad, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).
Maka itu, lanjut Rudi, perlu adanya pemahaman dan pengetahuan bagi para prajurit untuk dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Sebab, dia menganggap dampak penyebaran berita hoax dapat merugikan diri sendiri, orang lain, instansi, bahkan bangsa dan negara Indonesia.
Rudi mengatakan, saat ini para prajurit dan PNS Pomad dituntut mampu mengikuti dan menyikapi setiap perkembangan teknologi berikut dampak yang ditimbulkan terutama di bidang komunikasi dan informasi.
"Sebagaimana yang diamanahkan dalam perintah harian Panglima TNI yang berbunyi 'sikapi secara cerdas perkembangan di lingkungan strategis upaya adu domba, provokasi penyalahgunaan media sosial, dan serangan cyber dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujarnya.
Komandan Puspomad, Mayjen TNI Rudi Yulianto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini dilakukan menyikapi perkembangan teknologi informasi yang bergerak sangat cepat, di antaranya kehadiran media sosial yang dianggap menempati urutan pertama sebagai alat komunikasi yang mampu mengubah tatanan di berbagai aspek kehidupan.
"Demikian juga dengan maraknya penyebaran berita palsu atau hoax yang berkembang saat ini," tutur Rudi di Aula Gatot Subroto, Markas Besar Puspomad, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).
Maka itu, lanjut Rudi, perlu adanya pemahaman dan pengetahuan bagi para prajurit untuk dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Sebab, dia menganggap dampak penyebaran berita hoax dapat merugikan diri sendiri, orang lain, instansi, bahkan bangsa dan negara Indonesia.
Rudi mengatakan, saat ini para prajurit dan PNS Pomad dituntut mampu mengikuti dan menyikapi setiap perkembangan teknologi berikut dampak yang ditimbulkan terutama di bidang komunikasi dan informasi.
"Sebagaimana yang diamanahkan dalam perintah harian Panglima TNI yang berbunyi 'sikapi secara cerdas perkembangan di lingkungan strategis upaya adu domba, provokasi penyalahgunaan media sosial, dan serangan cyber dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujarnya.
(pur)