Kemnaker Siap Kembalikan 17.500 Anak ke Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan sebanyak 17.500 anak yang bekerja akan dikembalikan ke dunia pendidikan pada tahun ini.
Direktur Jenderal Pembinaan, Pengawasan Ketenagakerjaan, dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Sugeng Priyanto mengungkapkan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya menanggulangi masalah pekerja anak.
Di antaranya Program Nasional Pengurangan Pekerja Anak Dalam Rangka Mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) yang mengkhususkan pada pengurangan pekerja anak, terutama yang bekerja pada bentuk pekerjaan terburuk untuk anak (BPTA) dan pekerja anak yang putus sekolah dari rumah tangga sangat miskin (RTSM).
“Anak adalah masa depan bangsa yang pada dirinya diharapkan menjadi penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki jiwa nasionalisme dan akhlak mulia. Keberhasilan pembangunan anak akan menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang,” tutur Sugeng, di Serang, Banten, Selasa (27/2/2018).
Dia mengungkapkan, sepanjang tahun 2008-2017, program tersebut telah mengembalikan 98.956 pekerja anak ke dunia pendidikan.
“Soal pekerja anak bukanlah masalah yang sederhana yang melibatkan banyak pihak. Pekerja anak menjadi isu yang kompleks karena berkaitan dengan masalah pendidikan, ekonomi, hukum, sosial dan budaya,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pembinaan, Pengawasan Ketenagakerjaan, dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Sugeng Priyanto mengungkapkan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya menanggulangi masalah pekerja anak.
Di antaranya Program Nasional Pengurangan Pekerja Anak Dalam Rangka Mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) yang mengkhususkan pada pengurangan pekerja anak, terutama yang bekerja pada bentuk pekerjaan terburuk untuk anak (BPTA) dan pekerja anak yang putus sekolah dari rumah tangga sangat miskin (RTSM).
“Anak adalah masa depan bangsa yang pada dirinya diharapkan menjadi penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki jiwa nasionalisme dan akhlak mulia. Keberhasilan pembangunan anak akan menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang,” tutur Sugeng, di Serang, Banten, Selasa (27/2/2018).
Dia mengungkapkan, sepanjang tahun 2008-2017, program tersebut telah mengembalikan 98.956 pekerja anak ke dunia pendidikan.
“Soal pekerja anak bukanlah masalah yang sederhana yang melibatkan banyak pihak. Pekerja anak menjadi isu yang kompleks karena berkaitan dengan masalah pendidikan, ekonomi, hukum, sosial dan budaya,” ujarnya.
(dam)