Tarif Listrik Tak Naik

Sabtu, 24 Februari 2018 - 08:00 WIB
Tarif Listrik Tak Naik
Tarif Listrik Tak Naik
A A A
PEMERINTAH tidak akan menaikkan tarif listrik hingga akhir 2019. Apakah ini berita hoax ? Sama sekali bukan berita hoax, sebab itu keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ter­kait kestabilan harga listrik guna menjaga stabilitas ekonomi se­panjang masa pemerintahannya.

Keinginan orang nomor satu di negeri ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mi­ne­ral (SDM) Ignasius Jonan saat menjadi narasumber di Renewable In­novation Forum, dua hari lalu. Keinginan pemerintah menahan t­a­rif listrik hingga akhir 2019, justru menimbulkan respons berbau politik. Meski niat pemerintah murni untuk menstabilkan perekonomian, tak bisa dihindari bila timbul penilaian kalau ke­bi­jakan tersebut terkait Pilpres 2019.

Walau menimbulkan tanggapan yang keliru menurut versi pem­erintah, Jonan yang sukses membenahi perusahaan trans­portasi massal milik negara, yakni kereta api, menampik bahwa ke­inginan Presiden tersebut ”ada udang di balik batu”. Jonan yang sem­pat menjabat menteri perhubungan (menhub) sebelum di­per­caya melayarkan Kementerian ESDM, menegaskan tak ada kait­annya dengan Pilpres 2019.

Pemerintah lebih fokus pada per­tim­bangan kemampuan penyerapan listrik oleh masyarakat. Se­be­lumnya, pemerintah sudah menetapkan tidak ada kenaikan ta­ri­f listrik dan harga bahan bakar minyak hingga Maret 2018.

Selain itu, pemerintah berharap dengan terjaganya kestabilan ta­­r­if listrik maka target rasio elektrifikasi nasional bisa me­nem­bus ang­ka sekitar 99% untuk dua tahun ke depan. Pemerintah meng­klaim rasio elektrifikasi saat ini sudah mencapai 94,91% atau telah me­lampau target yang dipatok sekitar 92,75%.

Dan, ra­sio elek­tri­fi­kasi diharapkan berada pada level 95,15% hingga ak­hir tahun ini. Un­tuk mendukung terealisasinya target rasio elek­trifikasi nasional ter­sebut, selain menjaga stabilitas harga listrik, Ke­menterian ESDM sedang fokus mengarahkan pembangunan pem­­bangkit lis­trik off grid di luar jaringan PT Perusahaan Listrik Ne­gara (PLN). Pem­bangkit listrik berbasis energi baru ter­ba­ru­kan (EBT) dinilai pem­bangkit yang paling cocok dikembangkan saat ini.

Merespons keinginan pemerintah untuk tidak menaikkan ta­rif listrik hingga akhir 2019, manajemen PLN mau tidak mau ha­rus menekan biaya operasional di tengah naiknya harga batu bara yang menjadi bahan bakar untuk sebagian besar pembangkit lis­trik yang dioperasikan perusahaan listrik pelat merah itu.

Kini, m­a­najemen PLN sekarang sedang berjuang keras agar pe­me­rin­tah campur tangan dalam menetapkan harga batu bara untuk pa­sok­an ke PLN.

Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menetapkan harga mi­neral acuan dan harga batu bara acuan (HBA) Februari 2018 un­tuk 20 jenis mineral logam. Adapun HBA sepanjang Februari 2018 dipatok seharga USD100,69 per ton atau naik USD 5,15 di­ban­dingkan HBA, Januari lalu, pada harga USD95,54 per ton.

Pe­micu kenaikan harga batu bara disebabkan permintaan yang ting­gi dari China. Dampak dari kenaikan harga batu bara tersebut mem­buat puyeng manajemen PLN, sebab tidak mungkin serta-mer­ta menaikkan tarif listrik. Di sisi lain, pemerintah hanya meng­gelontorkan subsidi listrik sebesar Rp47,6 triliun se­pan­jang tahun ini, yang lebih rendah dari subsidi tahun lalu.

Lalu, bagaimana progres penggarapan EBT? Pemerintah meng­akui tidak mudah menyediakan pemanfaatan EBT, padahal te­lah dipatok bauran EBT mencapai 23% pada 2025 mendatang ber­dasarkan keputusan pemerintah yang dituangkan dalam Ren­cana Umum Energi Nasional.

Saat ini pemerintah mengklaim baur­an EBT telah menembus sekitar 12,5% dan ditargetkan me­nem­bus sekitar 18% dalam tiga tahun ke depan. Yang menjadi ma­sa­­lah sekarang adalah sejumlah pelaku usaha penyedia listrik dari EBT masih mengeluhkan persoalan tarif yang rendah. Meski de­mi­kian, pemerintah masih tetap optimistis bahwa energi harta karun ini akan membawa manfaat besar.

Kembali pada rencana pemerintah tidak menaikkan tarif lis­trik hingga akhir 2019, memang sebuah kabar gembira, tetapi apa­kah tidak akan memberatkan anggaran negara? Saat ini kon­disi PLN sedang berjibaku ”melawan” harga batu bara untuk me­ne­kan biaya operasional dan berharap pemerintah segera me­naik­kan tarif listrik. Buntut-buntutnya bisa diduga anggaran subsidi listrik yang sudah turun bisa melonjak lagi.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0595 seconds (0.1#10.140)