Komunis dan LGBT Menjadi Kelompok yang Paling Tak Disukai di Indonesia

Senin, 29 Januari 2018 - 16:34 WIB
Komunis dan LGBT Menjadi Kelompok yang Paling Tak Disukai di Indonesia
Komunis dan LGBT Menjadi Kelompok yang Paling Tak Disukai di Indonesia
A A A
JAKARTA - Komunisme dan isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) ternyata masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia pada 2017.

Berdasarkan hasil survei nasional yang dilakukan Wahid Foundation pada Oktober 2017, 21,9% responden menyatakan komunis sebagai kelompok yang paling tidak disukai dan diikuti LGBT sebesar 17,8%.

Angka tersebut jauh berbeda dibanding dengan hasil survei setahun sebelumnya, Maret hingga April 2016, di mana 26,1% responden menyatakan tidak suka kepada kelompok LGBT dan 16,7% responden menyatakan tidak suka kepada komunis.

"Komunis berada pada peringkat pertama kelompok yang paling tidak disukai, padahal faktanya kelompok ini tidak Ada," kata Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid dalam pemaparan hasil survei nasional tren toleransi sosial-keagamaan di kalangan perempuan muslim Indonesia di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (29/1/2018).

Yenny mengatakan, meningkatnya sentimen negatif terhadap komunis disebabkan isu komunis yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta PDIP selaku partai pemenang Pemilu 2014 sekaligus pengusung Jokowi.

Yenny mengatakan, hasil survei yang menunjukkan komunis menjadi kelompok yang dibenci di Indonesia diperoleh melalui pertanyaan terbuka. Hasil survei ini selanjutnya menjadi peringatan dini bagi seluruh komponen bangsa dalam menghadapi tahun politik 2018-2019 di mana isu komunisme dan LGBT bisa terus diangkat.

"Data ini menjadi menarik karena komunisme sudah tidak ada sementara masih menajadi rangking pertama kelompok yang paling tidak disukai," ucap Yenny.

Selain komunis dan LGBT, sebanyak 7,1% responden menyatakan tidak suka kepada Yahudi, 3% responden tidak suka Kristen, Ateis (2,5%), Syiah (1,2%), Cina (0,7%), Wahabi (0,6%), Katolik (0,5%), dan Budha (0,5,%).
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8664 seconds (0.1#10.140)