Mengawal Asian Games
A
A
A
SELAIN menjadi tahun sibuk politik, 2018 juga bakal menjadi momen hajatan besar olahraga Asian Games. Event empat tahunan ini dihelat mulai 18 Agustus hingga 2 September di Jakarta dan Palembang. Beberapa venue di Banten dan Jawa Barat juga turut meramaikan Asian Games 2018.
Kita tidak hanya mengusung misi besar menuai banyak medali, tapi salah satu moto utama Indonesia saat menjadi tuan rumah Asian Games adalah sukses dalam penyelenggaraan ajang istimewa ini. Opening ceremony Asian Games tinggal sebentar lagi, tetapi rintangan dan pekerjaan rumah banyak yang belum terselesaikan.
Pemerintah telah mengucurkan dana yang diajukan Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC). Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ikut terlibat dalam penyiapan infrastruktur.
Beberapa venue yang direnovasi dan dibangun ulang di kawasan Gelora Bung Karno memang sudah selesai, bahkan ada yang sudah diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo. Namun tidak semuanya dinilai sudah layak menggelar Asian Games.
Salah satunya cabang renang yang menggelartes event di Stadion Renang Gelora Bung Karno (GBK), 5-15 Desember lalu. Ada banyak keluhan dari atlet maupun penonton yang merasa ada yang kurang dalam venue tersebut seperti masalah tangga di bangku penonton dan kolam renang. Hal itu harus menjadi perhatian khusus sebelum hajatan Asian Games 2018.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan bahwa renovasi semua venue Asian Games 2018 telah mencapai lebih dari 90%. Tapi dia juga mengakui banyak laporan dan kendala, baik itu di lingkup internal maupun terkait dengan daya serap yang terjadi di panitia Asian Games maupun Asian Paragames dalam evaluasi venue di Jakarta maupun Palembang.
Mobilitas kontingen sejak mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sistem transportasi, serta akreditasi juga tak luput dari perhatian. Rencananya bulan ini anggota Komisi X DPR akan melihat secara langsung venue pertandingan, baik yang ada di Jakarta, Palembang maupun Jawa Barat. Termasuk juga venue pelatnas atau venue pelatihan yang bakal menjadi "rumah" atlet-atlet kita.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin berulang kali menjelaskan semua fasilitas yang dibangun dan diperbaiki tidak ada kendala dan berjalan sesuai dengan tahapan. Misalnya pada cabang olahraga menembak dan lokasi venue dayung. Adapun venue boling dan light rapid transit (LRT), Alex menilai akan selesai pada Mei mendatang.
Selain itu perkampungan atlet yang memiliki daya tampung 1.000 peserta juga sudah hampir rampung. Meski begitu, jumlah tersebut belum tentu bisa menampung semua atlet yang akan bertanding di Palembang. Oleh karena itu lima tower rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan rumah susun sederhana milik (rusunami) dipilih sebagai solusi. Properti tersebut bisa menampung 5 orang per kamar dari 40 kamar setiap towernya.
Dalam memenuhi misi mendulang medali, Indonesia memasang target masuk 10 besar di Asian Games. Jangan sampai pemerintah hanya fokus pada masalah dana penyelenggaraan saja, sedangkan kebutuhan persiapan atlet mengalami kendala. Hal itu tentu membuat ambisi untuk bisa mengharumkan Indonesia di Asian Games 2018 terancam gagal.
Kita tidak hanya mengusung misi besar menuai banyak medali, tapi salah satu moto utama Indonesia saat menjadi tuan rumah Asian Games adalah sukses dalam penyelenggaraan ajang istimewa ini. Opening ceremony Asian Games tinggal sebentar lagi, tetapi rintangan dan pekerjaan rumah banyak yang belum terselesaikan.
Pemerintah telah mengucurkan dana yang diajukan Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC). Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ikut terlibat dalam penyiapan infrastruktur.
Beberapa venue yang direnovasi dan dibangun ulang di kawasan Gelora Bung Karno memang sudah selesai, bahkan ada yang sudah diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo. Namun tidak semuanya dinilai sudah layak menggelar Asian Games.
Salah satunya cabang renang yang menggelartes event di Stadion Renang Gelora Bung Karno (GBK), 5-15 Desember lalu. Ada banyak keluhan dari atlet maupun penonton yang merasa ada yang kurang dalam venue tersebut seperti masalah tangga di bangku penonton dan kolam renang. Hal itu harus menjadi perhatian khusus sebelum hajatan Asian Games 2018.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan bahwa renovasi semua venue Asian Games 2018 telah mencapai lebih dari 90%. Tapi dia juga mengakui banyak laporan dan kendala, baik itu di lingkup internal maupun terkait dengan daya serap yang terjadi di panitia Asian Games maupun Asian Paragames dalam evaluasi venue di Jakarta maupun Palembang.
Mobilitas kontingen sejak mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sistem transportasi, serta akreditasi juga tak luput dari perhatian. Rencananya bulan ini anggota Komisi X DPR akan melihat secara langsung venue pertandingan, baik yang ada di Jakarta, Palembang maupun Jawa Barat. Termasuk juga venue pelatnas atau venue pelatihan yang bakal menjadi "rumah" atlet-atlet kita.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin berulang kali menjelaskan semua fasilitas yang dibangun dan diperbaiki tidak ada kendala dan berjalan sesuai dengan tahapan. Misalnya pada cabang olahraga menembak dan lokasi venue dayung. Adapun venue boling dan light rapid transit (LRT), Alex menilai akan selesai pada Mei mendatang.
Selain itu perkampungan atlet yang memiliki daya tampung 1.000 peserta juga sudah hampir rampung. Meski begitu, jumlah tersebut belum tentu bisa menampung semua atlet yang akan bertanding di Palembang. Oleh karena itu lima tower rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan rumah susun sederhana milik (rusunami) dipilih sebagai solusi. Properti tersebut bisa menampung 5 orang per kamar dari 40 kamar setiap towernya.
Dalam memenuhi misi mendulang medali, Indonesia memasang target masuk 10 besar di Asian Games. Jangan sampai pemerintah hanya fokus pada masalah dana penyelenggaraan saja, sedangkan kebutuhan persiapan atlet mengalami kendala. Hal itu tentu membuat ambisi untuk bisa mengharumkan Indonesia di Asian Games 2018 terancam gagal.
(maf)