Pergantian Kabais TNI Diduga untuk Suksesi Pemilu 2019
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kembali merotasi sejumlah perwira TNI yang sebelumnya diputuskan oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebelum lengser.
Salah satunya Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI yang sebelumnya dijabat oleh Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, kini diganti oleh Marsda Kisenda Wiranata Kusuma. Sementara Ilyas kini menjabat sebagai staf khusus Kasad.
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Arief Puyono menilai, pergantian ini adalah strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pilpres 2019. Karena terlihat jelas pergantian mendadak ini terkesan dipaksakan.
"Ini ada semacam subjektifas. Sebab dia baru bekerja selama 3 bulan. Tidak ada kesalahan fatal. Saya menduga ada hubungannya dengan pemilu 2019. Dimana menempatkan Kabais yang nantinya bisa menjalankan perintah Jokowi untuk pemenangan," kata Arief, Kamis (28/12/2017).
Memang pergantian ini kata Arief, adalah haknya Panglima TNI, meski baru menjabat seminggu diganti itu haknya Panglima. Tapi ini terlihat sekali Panglima ini menjalankan misi Jokowi.
"Saya tidak yakin TNI tidak berpihak, karena dia pasti netral dengan sumpah sapta marganya. Saya juga melihat pergantian ini Panglima menggunakan faktor like n dislike dalam pergantian ini. Dan Panglima membuat hangat tubuh TNI, ini berbahaya," jelasnya.
Arief meminta seluruh prajurit tetap tenang dalam menghadapi kegaduhan ini. Dirinya yakin, prajurit TNI netral meski Panglima TNI berpihak ke Jokowi. "Jokowi terlihat ketakutan karena surveinya terus melorot. Saya juga takut Kabais ini akan melakukan operasi senyap," tutupnya.
Di twitter pergantian Kabais ini juga ramai diperbincangkan. Seperti akun J.S. Prabowo (@marierteman). Dia menulis apakah TNI dlm keadaan darurat ? Shg Ka Bais TNI hari ini pkl 13.00 tiba2 sertijab. Pdhl Ka Bais lama, Mayjen TNI Ilyas baru balik dari umroh pkl 10.20. "NB, Mayjen Ilyas baru 2 bln menjabat. Sblmnya saat jd dankolakops TNI Tinombala dinilai berhasil melumpuhkan Santoso di Poso," tulisnya.
Berbagai komentar pun bermunculan. Ada yang mengatakan ini adalah bagian dari strategi Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019. Seperti dituliskan oleh akun @mochag23 "Yg darurat bukan TNI nya pak, tapi yg pengen 2 periode,". @ZAEffendy menulis "Seperti halnya pergantian Panglima TNI yg terkesan mendadak & tergesa-gesa?"
Diketahui jabatan Kabais baru saja dipindahkan dari Mayjen Ilyas Alamsyah, perwira tinggi TNI AD, kepada Marsda Kisenda Wiranata Kusuma, yang merupakan perwira tinggi TNI AU. Keputusan tersebut dikeluarkan pada Selasa (19/12/2017) dengan Nomor Kep/1042/XII/2017.
Panglima Hadi tak banyak bicara soal pilihannya itu. Untuk diketahui, ini kedua kalinya perwira TNI AU menjabat sebagai Kepala Bais. Posisi Kepala Bais pernah disandang oleh perwira tinggi dari tiga matra TNI. Namun selama ini posisi tersebut kebanyakan diisi oleh jenderal angkatan darat
"Penjelasan saya sudah tahu, kan? Profesionalitas dan manned system di jabatan TNI," ujar Marsekal Hadi saat ditanya soal dipilihnya pati TNI AU untuk posisi Kepala Bais.
Hal tersebut disampaikan Hadi di Markas Divisi I/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Rabu (20/12/2017). Sebelum mengeluarkan mutasi soal Kepala Bais, Marsekal Hadi baru saja mengeluarkan surat keputusan untuk menganulir mutasi 16 pati.
Pembatalan tersebut tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982.a/XII/2017 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
"TNI memiliki petunjuk administrasi yang baku dan di situ dilaksanakan mulai bertahap, mulai dari satuan bawah. Artinya mulai dari pembinaan kesatuan sampai dengan masuk kepada Mabes TNI. Jukmin (petunjuk pimpinan) yang baku itu tidak mengenal yang namanya like and dislike," terang Hadi menjelaskan soal anulir mutasi 16 pati.
Salah satunya Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI yang sebelumnya dijabat oleh Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, kini diganti oleh Marsda Kisenda Wiranata Kusuma. Sementara Ilyas kini menjabat sebagai staf khusus Kasad.
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Arief Puyono menilai, pergantian ini adalah strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pilpres 2019. Karena terlihat jelas pergantian mendadak ini terkesan dipaksakan.
"Ini ada semacam subjektifas. Sebab dia baru bekerja selama 3 bulan. Tidak ada kesalahan fatal. Saya menduga ada hubungannya dengan pemilu 2019. Dimana menempatkan Kabais yang nantinya bisa menjalankan perintah Jokowi untuk pemenangan," kata Arief, Kamis (28/12/2017).
Memang pergantian ini kata Arief, adalah haknya Panglima TNI, meski baru menjabat seminggu diganti itu haknya Panglima. Tapi ini terlihat sekali Panglima ini menjalankan misi Jokowi.
"Saya tidak yakin TNI tidak berpihak, karena dia pasti netral dengan sumpah sapta marganya. Saya juga melihat pergantian ini Panglima menggunakan faktor like n dislike dalam pergantian ini. Dan Panglima membuat hangat tubuh TNI, ini berbahaya," jelasnya.
Arief meminta seluruh prajurit tetap tenang dalam menghadapi kegaduhan ini. Dirinya yakin, prajurit TNI netral meski Panglima TNI berpihak ke Jokowi. "Jokowi terlihat ketakutan karena surveinya terus melorot. Saya juga takut Kabais ini akan melakukan operasi senyap," tutupnya.
Di twitter pergantian Kabais ini juga ramai diperbincangkan. Seperti akun J.S. Prabowo (@marierteman). Dia menulis apakah TNI dlm keadaan darurat ? Shg Ka Bais TNI hari ini pkl 13.00 tiba2 sertijab. Pdhl Ka Bais lama, Mayjen TNI Ilyas baru balik dari umroh pkl 10.20. "NB, Mayjen Ilyas baru 2 bln menjabat. Sblmnya saat jd dankolakops TNI Tinombala dinilai berhasil melumpuhkan Santoso di Poso," tulisnya.
Berbagai komentar pun bermunculan. Ada yang mengatakan ini adalah bagian dari strategi Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2019. Seperti dituliskan oleh akun @mochag23 "Yg darurat bukan TNI nya pak, tapi yg pengen 2 periode,". @ZAEffendy menulis "Seperti halnya pergantian Panglima TNI yg terkesan mendadak & tergesa-gesa?"
Diketahui jabatan Kabais baru saja dipindahkan dari Mayjen Ilyas Alamsyah, perwira tinggi TNI AD, kepada Marsda Kisenda Wiranata Kusuma, yang merupakan perwira tinggi TNI AU. Keputusan tersebut dikeluarkan pada Selasa (19/12/2017) dengan Nomor Kep/1042/XII/2017.
Panglima Hadi tak banyak bicara soal pilihannya itu. Untuk diketahui, ini kedua kalinya perwira TNI AU menjabat sebagai Kepala Bais. Posisi Kepala Bais pernah disandang oleh perwira tinggi dari tiga matra TNI. Namun selama ini posisi tersebut kebanyakan diisi oleh jenderal angkatan darat
"Penjelasan saya sudah tahu, kan? Profesionalitas dan manned system di jabatan TNI," ujar Marsekal Hadi saat ditanya soal dipilihnya pati TNI AU untuk posisi Kepala Bais.
Hal tersebut disampaikan Hadi di Markas Divisi I/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Rabu (20/12/2017). Sebelum mengeluarkan mutasi soal Kepala Bais, Marsekal Hadi baru saja mengeluarkan surat keputusan untuk menganulir mutasi 16 pati.
Pembatalan tersebut tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982.a/XII/2017 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
"TNI memiliki petunjuk administrasi yang baku dan di situ dilaksanakan mulai bertahap, mulai dari satuan bawah. Artinya mulai dari pembinaan kesatuan sampai dengan masuk kepada Mabes TNI. Jukmin (petunjuk pimpinan) yang baku itu tidak mengenal yang namanya like and dislike," terang Hadi menjelaskan soal anulir mutasi 16 pati.
(maf)