21 Jamaah Umrah Indonesia Telantar di Bandara Jeddah
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 21 jamaah umrah terlantar di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sejak Senin 18 Desember 2017 pukul 21.00 waktu Arab Saudi.
Jamaah juga tidak mendapatkan layanan makanan dari pihak travel. Padahal, mereka sudah mengeluarkan uang berkisar 18 juta-24 juta. Jamaah akhirnya dievakuasi menuju wisma tamu Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah.
Informasi tersebut disampaikan Staf Teknis I KUH KJRI Jeddah, Ahmad Dumyathi Basori saat bertemu para jamaah di Bandara Jeddah melalui pesan singkat, Selasa 19 Desember 2017 malam.
"Kami benar-benar ditelantarkan," ucap Dumyathi mengutip keluhan salah satu jamaah yang mulai emosi, Urai.
Menurut dia, jamaah ini berangkat dengan travel M yang disponsori oleh travel DKU. Mereka berangkat dari Indonesia tanggal 7 Desember dengan Lion Air menuju Kuala Lumpur. Mereka transit di sana selama enam jam dan hanya mendapatkan minum tanpa makan.
Kemudian, kata dia, jamaah lalu diberangkatkan dari Kuala Lumpur dengan Maskapai Malindo menuju Kolombo pukul 23.25 waktu setempat. Mereka kembali transit selama sembilan jam.
Di Kolombo, lanjut Dumyathi, jamaah diminta membayar visa dengan cara iuran hingga terkumpul SR850. Jamaah akhirnya diperkenankan boarding untuk melanjutkan perjalanan dengan maskapai Flydubai menuju Dubai.
Saat di Kolombo, ada satu koper jamaah atas nama Rasena yang hilang dan tidak tahu bagaimana bisa mengklaimnya. Tiba di Dubai, mereka juga harus transit selama tiga jam.
“Dari Dubai, mereka terbang ke Madinah dan menginap di Hotel Waseel Farj. Jemaah tidak mempermasalahkan layanan hotel di Madinah selama tiga hari,” ucap Dumyathi.
Dari Madinah, mereka berangkat ke Mekkah dan menginap di Hotel Ajwad Assalam. Mereka sedianya hanya lima hari di Makkah.
Namun, jadwal itu molor hingga tujuh hari karena belum ada kepastian tiket pulang. Seharusnya jemaah kembali ke Tanah Air pada 17 Desember pukul 00.25 waktu Arab Saudi.
Seorang jamaah yang tidak bersedia disebutkan namanya menjelaskan sudah minta pemilik travel, HRF yang ikut bersama jamaah untuk pulang lebih dahulu ke Tanah Air guna mengurus tiket kepulangan.
Namun, usulan itu ditolak HRF dengan alasan ingin mendampingi jemaah. Padahal, HRF selalu menjauhi jemaah.
Mendengar informasi ini, KUH segera berkoordinasi dengan pemilik travel untuk mengupayakan kepulangan jemaah.
Hingga hampir 24 jam, belum ada kepastian kepulangan jamaah.
Akhirnya Staf Teknis Haji KUH KJRI memutuskan untuk mengevakuasi jamaah ke wisma tamu KUH agar bisa beristirahat. Apalagi, sebagian dari jemaah terserang demam dan batuk.
“Satu mobil coaster kami gunakan untuk membawa jemaah dan satu mobil boks untuk mengangkut koper-koper mereka,” ujar Dumyathi.
Tiba di wisma, jemaah langsung beristirahat setelah 24 jam terlantar di bandara Jeddah, tanpa mendapat layanan makan dari pihak travel.
Menurut Dumyathi, jamaah ini berasal dari Desa Kibin Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Mereka terdiri atas 12 jemaah wanita dan 10 jamaah laki-laki termasuk pemilik travel.
“Saat Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah mengevakuasi 21 jemaah, HRF raib tidak ditemukan di bandara,” sambungnya.
Menurut Dumyathi, dari kartu identitas (ID Card) jamaah, diketahui mereka mendapat visa dari Balubaid Tour & Travel yang merupakan anggota dari AMPHURI.
Pihaknya sudah menghubungi Direktorat Pelayanan Umrah dan Haji Khusus agar dapat menghubungi pihak provider visa dan membantu pemulangan 21 jamaah tersebut ke Tanah Air.
“KUH berusaha menghubungi HRF selaku owner & tour leader, namun hingga pukul 00.16 waktu jeddah belum dapat tersambung karena selularnya tidak aktif," ucapnya.
Dumyathi menambahkan jamaah sangat kecewa dengan layanan travel ini. Mereka mengungkapkan kekesalan mereka kepada Staf Teknis Haji KUH. "Kami semua sakit Pak, luar dalam," kata Dumyathi mengngkapkan keluhan salah satu jemaah, Wira
Saat ini para jamaah berharap pihak terkait memberikan kejelasan tentang nasib mereka.
Jamaah juga tidak mendapatkan layanan makanan dari pihak travel. Padahal, mereka sudah mengeluarkan uang berkisar 18 juta-24 juta. Jamaah akhirnya dievakuasi menuju wisma tamu Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah.
Informasi tersebut disampaikan Staf Teknis I KUH KJRI Jeddah, Ahmad Dumyathi Basori saat bertemu para jamaah di Bandara Jeddah melalui pesan singkat, Selasa 19 Desember 2017 malam.
"Kami benar-benar ditelantarkan," ucap Dumyathi mengutip keluhan salah satu jamaah yang mulai emosi, Urai.
Menurut dia, jamaah ini berangkat dengan travel M yang disponsori oleh travel DKU. Mereka berangkat dari Indonesia tanggal 7 Desember dengan Lion Air menuju Kuala Lumpur. Mereka transit di sana selama enam jam dan hanya mendapatkan minum tanpa makan.
Kemudian, kata dia, jamaah lalu diberangkatkan dari Kuala Lumpur dengan Maskapai Malindo menuju Kolombo pukul 23.25 waktu setempat. Mereka kembali transit selama sembilan jam.
Di Kolombo, lanjut Dumyathi, jamaah diminta membayar visa dengan cara iuran hingga terkumpul SR850. Jamaah akhirnya diperkenankan boarding untuk melanjutkan perjalanan dengan maskapai Flydubai menuju Dubai.
Saat di Kolombo, ada satu koper jamaah atas nama Rasena yang hilang dan tidak tahu bagaimana bisa mengklaimnya. Tiba di Dubai, mereka juga harus transit selama tiga jam.
“Dari Dubai, mereka terbang ke Madinah dan menginap di Hotel Waseel Farj. Jemaah tidak mempermasalahkan layanan hotel di Madinah selama tiga hari,” ucap Dumyathi.
Dari Madinah, mereka berangkat ke Mekkah dan menginap di Hotel Ajwad Assalam. Mereka sedianya hanya lima hari di Makkah.
Namun, jadwal itu molor hingga tujuh hari karena belum ada kepastian tiket pulang. Seharusnya jemaah kembali ke Tanah Air pada 17 Desember pukul 00.25 waktu Arab Saudi.
Seorang jamaah yang tidak bersedia disebutkan namanya menjelaskan sudah minta pemilik travel, HRF yang ikut bersama jamaah untuk pulang lebih dahulu ke Tanah Air guna mengurus tiket kepulangan.
Namun, usulan itu ditolak HRF dengan alasan ingin mendampingi jemaah. Padahal, HRF selalu menjauhi jemaah.
Mendengar informasi ini, KUH segera berkoordinasi dengan pemilik travel untuk mengupayakan kepulangan jemaah.
Hingga hampir 24 jam, belum ada kepastian kepulangan jamaah.
Akhirnya Staf Teknis Haji KUH KJRI memutuskan untuk mengevakuasi jamaah ke wisma tamu KUH agar bisa beristirahat. Apalagi, sebagian dari jemaah terserang demam dan batuk.
“Satu mobil coaster kami gunakan untuk membawa jemaah dan satu mobil boks untuk mengangkut koper-koper mereka,” ujar Dumyathi.
Tiba di wisma, jemaah langsung beristirahat setelah 24 jam terlantar di bandara Jeddah, tanpa mendapat layanan makan dari pihak travel.
Menurut Dumyathi, jamaah ini berasal dari Desa Kibin Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Mereka terdiri atas 12 jemaah wanita dan 10 jamaah laki-laki termasuk pemilik travel.
“Saat Kantor Urusan Haji KJRI Jeddah mengevakuasi 21 jemaah, HRF raib tidak ditemukan di bandara,” sambungnya.
Menurut Dumyathi, dari kartu identitas (ID Card) jamaah, diketahui mereka mendapat visa dari Balubaid Tour & Travel yang merupakan anggota dari AMPHURI.
Pihaknya sudah menghubungi Direktorat Pelayanan Umrah dan Haji Khusus agar dapat menghubungi pihak provider visa dan membantu pemulangan 21 jamaah tersebut ke Tanah Air.
“KUH berusaha menghubungi HRF selaku owner & tour leader, namun hingga pukul 00.16 waktu jeddah belum dapat tersambung karena selularnya tidak aktif," ucapnya.
Dumyathi menambahkan jamaah sangat kecewa dengan layanan travel ini. Mereka mengungkapkan kekesalan mereka kepada Staf Teknis Haji KUH. "Kami semua sakit Pak, luar dalam," kata Dumyathi mengngkapkan keluhan salah satu jemaah, Wira
Saat ini para jamaah berharap pihak terkait memberikan kejelasan tentang nasib mereka.
(dam)