Sosok AM Fatwa di Mata ICMI, Berani Melawan Represi Rezim Orba
A
A
A
JAKARTA - Suasana duka menyelimuti kediaman Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Andi Mappetahang Fatwa atau AM Fatwa yang meninggal dunia pada usia 78, Kamis (14/12/2017) pagi.
Kediaman AM Fatwa dipenuhi oleh pihak keluarga dan kerabat. Karangan bunga terpampang di halaman rumah AM Fatwa di Jalan Condet Pejaten, Komplek Bappenas, Jakarta Selatan. Tertulis dari Presiden Indonesia RI ke-3 BJ Habibie.
Semasa hidupnya, AM Fatwa dikenal sebagai sosok yang paling berani melawan represi rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto di dekade 1980-an. Dalam kasus Tanjung Priok, AM Fatwa merupakan penggagas adanya ‘Lembaran Putih’. Isinya, mendesak pemerintah segera membuat tim pencari fakta kasus tragedi pembunuhan Tanjung Priok yang menewaskan puluhan orang.
Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Mohamad Jafa Hafsah mengenang kembali sosok AM Fatwa, saat tiba di rumah duka. "Kita sudah paham peristiwa Tanjung Priok. Karena dia masuk Petisi 50, bagaimana ketidakcocokan beliau dengan pemerintah waktu itu," ujarnya di rumah duka, Kamis (14/12/2017).
Adapun jenazah AM Fatwa rencananya akan dimakamkan di TMP Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan pada Kamis (14/12/2017) ini, usai disalatkan. "Nanti sore dimakamkan di Kalibata," kata salah satu staf Sekretariat DPD RI, Rika.
Saat tiba di rumah duka, keranda jenazah tampak digotong sekitar sepuluh orang. Keranda dilapisi kain hijau bertuliskan bahasa Arab, serta bendera Merah Putih. Jenazah langsung dibawa di Musala Fatwa Al-Hariri, yang letaknya tepat di samping rumah AM Fatwa.
Pantauan di lokasi, terlihat beberapa tokoh mensalatkan jenazah Anggota DPD RI tersebut. Seperti Solahuddin Wahid atau Gus Sholah, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, dan lainnya.
Pihak keluarga, kerabat, serta tetangga terlihat memenuhi musala. Sekitar ratusan orang silih berganti untuk mensalatkan jenazah AM Fatwa. "Dikarenakan tempat terbatas, untuk mensalatkan almarhum, akan digelar secara silih berganti," ujar seorang pria dengan pengeras suara.
Kediaman AM Fatwa dipenuhi oleh pihak keluarga dan kerabat. Karangan bunga terpampang di halaman rumah AM Fatwa di Jalan Condet Pejaten, Komplek Bappenas, Jakarta Selatan. Tertulis dari Presiden Indonesia RI ke-3 BJ Habibie.
Semasa hidupnya, AM Fatwa dikenal sebagai sosok yang paling berani melawan represi rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto di dekade 1980-an. Dalam kasus Tanjung Priok, AM Fatwa merupakan penggagas adanya ‘Lembaran Putih’. Isinya, mendesak pemerintah segera membuat tim pencari fakta kasus tragedi pembunuhan Tanjung Priok yang menewaskan puluhan orang.
Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Mohamad Jafa Hafsah mengenang kembali sosok AM Fatwa, saat tiba di rumah duka. "Kita sudah paham peristiwa Tanjung Priok. Karena dia masuk Petisi 50, bagaimana ketidakcocokan beliau dengan pemerintah waktu itu," ujarnya di rumah duka, Kamis (14/12/2017).
Adapun jenazah AM Fatwa rencananya akan dimakamkan di TMP Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan pada Kamis (14/12/2017) ini, usai disalatkan. "Nanti sore dimakamkan di Kalibata," kata salah satu staf Sekretariat DPD RI, Rika.
Saat tiba di rumah duka, keranda jenazah tampak digotong sekitar sepuluh orang. Keranda dilapisi kain hijau bertuliskan bahasa Arab, serta bendera Merah Putih. Jenazah langsung dibawa di Musala Fatwa Al-Hariri, yang letaknya tepat di samping rumah AM Fatwa.
Pantauan di lokasi, terlihat beberapa tokoh mensalatkan jenazah Anggota DPD RI tersebut. Seperti Solahuddin Wahid atau Gus Sholah, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, dan lainnya.
Pihak keluarga, kerabat, serta tetangga terlihat memenuhi musala. Sekitar ratusan orang silih berganti untuk mensalatkan jenazah AM Fatwa. "Dikarenakan tempat terbatas, untuk mensalatkan almarhum, akan digelar secara silih berganti," ujar seorang pria dengan pengeras suara.
(kri)