Tiga Warisan Dokumenter Indonesia Jadi Warisan Dunia
A
A
A
JAKARTA - Tiga warisan dokumenter Indonesia mendapat pengakuan Unesco sebagai Memory of the World (MOW). Ketiganya ialah arsip konservasi Borobudur, cerita Panji, dan arsip tsunami. Arsip konservasi Borobudur digagas oleh Balai Konservasi Borobudur yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini dan dapat digunakan untuk menemukan solusi bagi masalah konservasi yang ada,” kata Sekretaris Komite Nasional MOW Indonesia Endang Sri Rusmiyati di Jakarta, kemarin.
Warisan konservasi Borobudur merupakan proyek konservasi terbesar abad ke-20 yang didanai oleh dunia internasional dan proyek pertama yang menggunakan teknik modern untuk konservasi monumen.
Endang menjelaskan, pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini. Cerita Panji berasal dari abad ke-13 yang menandai perkembangan sastra Jawa tanpa dibayangi oleh epos India Ramayana dan Mahabarata. Cerita Panji diusulkan Perpustakaan Nasional secara joint nomination denganMalaysia, Kamboja, Belanda dan Inggris.
Mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro berpengaruh besar atas pengajuan naskah ini sehingga berhasil diakui sebagai ingatan dunia. Adapun arsip tsunami Samudera Hindia juga diusulkan Arsip Nasional secara joint nomination dengan Sri Lanka.
Dia menjelaskan, warisan dokumenter ini terdiri atas satu set arsip dalam berbagai media yang mencatat kejadian tsunami Samudera Hindia, tanggap bencana, serta sebagian besar tentang rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Ini adalah capaian besar bahwa tiga warisan dokumenter mendapat pengakuan internasional. Mengingat tiap negara setiap dua tahun hanya boleh usulkan dua warisan dokumenter saja secara tunggal,” kata Endang.
Warisan dokumenter Indonesia yang sudah diakui dunia yakni La Galigo pada 2011, Babad Diponegoro (2013), Negarakertagama (2013) dan Konferensi Asia-Afrika (2015). Selain MOW sampai saat ini Unesco telah mengakui 29 Warisan Budaya dan Alam Indonesia sebagai warisan dunia. Sedangkan yang terbaru adalah pengakuan terhadap Pinisi, seni pembuatan perahu layar dari Sulawesi Selatan sebagai Warisan Tak Benda Dunia pada 7 Desember lalu.
Kepala Arsip Nasional RI (ANRI) Mustari Irawan mengatakan, pihaknya memiliki program untuk merawat naskah- naskah berharga tersebut. Melalui teknologi tinggi, ANRI berusaha memperbaiki arsip-arsip yang rusak.
Selain itu, untuk menjaga agar tidak kembali rusak naskahnya dijaga dengan suhu ruangan tertentu. Agar naskah dapat dibaca publik pun pihaknya berusaha mengalihmediakan ke bentuk digital.
Pada kesempatan pidato di Sidang Umum Unesco, Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keberagaman budaya, peninggalan sejarah, dan keragaman hayati berlimpah. Karena itu, partisipasi aktif Indonesia pada program-program Unesco akan sangat membantu mempromosikan warisan budaya dan alam Indonesia. (Neneng Zubaidah)
“Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini dan dapat digunakan untuk menemukan solusi bagi masalah konservasi yang ada,” kata Sekretaris Komite Nasional MOW Indonesia Endang Sri Rusmiyati di Jakarta, kemarin.
Warisan konservasi Borobudur merupakan proyek konservasi terbesar abad ke-20 yang didanai oleh dunia internasional dan proyek pertama yang menggunakan teknik modern untuk konservasi monumen.
Endang menjelaskan, pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini. Cerita Panji berasal dari abad ke-13 yang menandai perkembangan sastra Jawa tanpa dibayangi oleh epos India Ramayana dan Mahabarata. Cerita Panji diusulkan Perpustakaan Nasional secara joint nomination denganMalaysia, Kamboja, Belanda dan Inggris.
Mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro berpengaruh besar atas pengajuan naskah ini sehingga berhasil diakui sebagai ingatan dunia. Adapun arsip tsunami Samudera Hindia juga diusulkan Arsip Nasional secara joint nomination dengan Sri Lanka.
Dia menjelaskan, warisan dokumenter ini terdiri atas satu set arsip dalam berbagai media yang mencatat kejadian tsunami Samudera Hindia, tanggap bencana, serta sebagian besar tentang rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Ini adalah capaian besar bahwa tiga warisan dokumenter mendapat pengakuan internasional. Mengingat tiap negara setiap dua tahun hanya boleh usulkan dua warisan dokumenter saja secara tunggal,” kata Endang.
Warisan dokumenter Indonesia yang sudah diakui dunia yakni La Galigo pada 2011, Babad Diponegoro (2013), Negarakertagama (2013) dan Konferensi Asia-Afrika (2015). Selain MOW sampai saat ini Unesco telah mengakui 29 Warisan Budaya dan Alam Indonesia sebagai warisan dunia. Sedangkan yang terbaru adalah pengakuan terhadap Pinisi, seni pembuatan perahu layar dari Sulawesi Selatan sebagai Warisan Tak Benda Dunia pada 7 Desember lalu.
Kepala Arsip Nasional RI (ANRI) Mustari Irawan mengatakan, pihaknya memiliki program untuk merawat naskah- naskah berharga tersebut. Melalui teknologi tinggi, ANRI berusaha memperbaiki arsip-arsip yang rusak.
Selain itu, untuk menjaga agar tidak kembali rusak naskahnya dijaga dengan suhu ruangan tertentu. Agar naskah dapat dibaca publik pun pihaknya berusaha mengalihmediakan ke bentuk digital.
Pada kesempatan pidato di Sidang Umum Unesco, Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keberagaman budaya, peninggalan sejarah, dan keragaman hayati berlimpah. Karena itu, partisipasi aktif Indonesia pada program-program Unesco akan sangat membantu mempromosikan warisan budaya dan alam Indonesia. (Neneng Zubaidah)
(nfl)