Omset Miliaran, Pabrik PCC Sanggup Produksi 1 Juta Butir Sehari
A
A
A
SEMARANG - Pabrik pembuatan pil Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) yang digrebek tim Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bareskrim Mabes Polri, di Jalan Halmahera, Kota Semarang, beromset miliaran rupiah.
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso saat jumpa pers di Semarang, Senin (4/12/2017) menyatakan, untuk mengungkap pabrik pil PCC berskala besar itu, anggotanya melakukan penyelidikan selama lima bulan, dari kasus-kasus sebelumnya.
Setiap hari, pabrik Pil PCC tersebut mampu memproduksi sedikitnya 1 juta butir pil dengan nilai Rp90 juta. Dan dalam satu bulan pabrik tersebut mampu memproduksi 30 juta butir pil PCC.
Produksinya pun sudah cukup canggih dan ruangan yang digunakan sudah kedap suara sehingga orang dari luar tidak mendengar aktivitas apapun di dalamnya.
"Meskipun dibuat skala rumahan, tapi berskala besar. Buktinya alat mereka sudah canggih, dan hasil produksinya jutaan setiap harinya. Pelaku ini menikmati penderitaan anak-anak cucu kita, dengan meracuni, "katanya.
Budi Waseso menyebutkan, peredaran pil PCC tersebut diedarkan ke luar jawa seperti Kalimantan Tengah, Sampit, Sulawesi, dan beberapa daerah lainnya. Peredaran di luar Jawa karena pelaku sudah memiliki pasar yang cukup besar.
Ironisnya, kata dia, sebagian besar pangsa pasarnya adalah anak-anak, dan pengaruhnya seperti tembakau gorila. Kalau berlebihan bisa berhalusinasi. Terbukti, sudah ada korban jiwa akibat penggunaan PCC.
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso saat jumpa pers di Semarang, Senin (4/12/2017) menyatakan, untuk mengungkap pabrik pil PCC berskala besar itu, anggotanya melakukan penyelidikan selama lima bulan, dari kasus-kasus sebelumnya.
Setiap hari, pabrik Pil PCC tersebut mampu memproduksi sedikitnya 1 juta butir pil dengan nilai Rp90 juta. Dan dalam satu bulan pabrik tersebut mampu memproduksi 30 juta butir pil PCC.
Produksinya pun sudah cukup canggih dan ruangan yang digunakan sudah kedap suara sehingga orang dari luar tidak mendengar aktivitas apapun di dalamnya.
"Meskipun dibuat skala rumahan, tapi berskala besar. Buktinya alat mereka sudah canggih, dan hasil produksinya jutaan setiap harinya. Pelaku ini menikmati penderitaan anak-anak cucu kita, dengan meracuni, "katanya.
Budi Waseso menyebutkan, peredaran pil PCC tersebut diedarkan ke luar jawa seperti Kalimantan Tengah, Sampit, Sulawesi, dan beberapa daerah lainnya. Peredaran di luar Jawa karena pelaku sudah memiliki pasar yang cukup besar.
Ironisnya, kata dia, sebagian besar pangsa pasarnya adalah anak-anak, dan pengaruhnya seperti tembakau gorila. Kalau berlebihan bisa berhalusinasi. Terbukti, sudah ada korban jiwa akibat penggunaan PCC.
(pur)