Said Aqil Siroj Kampanyekan Islam Nusantara di Korea Selatan

Sabtu, 02 Desember 2017 - 20:31 WIB
Said Aqil Siroj Kampanyekan Islam Nusantara di Korea Selatan
Said Aqil Siroj Kampanyekan Islam Nusantara di Korea Selatan
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj berkunjung ke Korea Selatan, Sabtu-Minggu (2-3/12/2017). Kunjungan Said Aqil bersama Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen atas undangan Hyun Jin Moon dari Global Peace.

Said Aqil diundang sebagai tamu kehormatan dalam prakarsa Family Peace Associaton, organisasi kemanusiaan yang menginisasi perdamaian dan kesejahteraan di ranah internasional. Organisasi ini didukung oleh pemuka agama, pemimpin politik, dan militer lintas negara.

Dalam pidatonya, Said menegaskan nilai-nilai Islam Nusantara menjadi pintu untuk inisiasi perdamaian. Menurut dia, nilai-nilai tersebut selama ini dikembangkan sekaligus dipraktikkan para kiai dan komunitas pesantren yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU).

"NU mengembangkan konsep persaudaraan: wathaniyyah, Islamiyyah, Insaniyyah. Dengan itu, tidak sedikit pun NU menyediakan celah bagi ekstremisme dan radikalisme," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (12/2/2017).

Said menegaskan betapa agama dan nasionalisme seharusnya terjembatani dalam sebuah konsep perdamaian. "Dengan konsep persaudaraan itu, di Indonesia, agama dan nasionalisme tidak bertentangan, justru bergandengan tangan," kata pengasuh Pesantren Luhur as-Tsaqafah, Jakarta ini.

Dia menjelaskan, para pendiri negeri ini, merumuskan Pancasila sebagai falsafah dasar negara. "Pancasila memungkinkan kebersamaan bagi 1340 suku, 740 bahasa daerah, 6 agama dan banyak aliran kepercayaan," kata Said

Dia menjelaskan, konsep dasar yang dimiliki bangsa Indonesia memiliki peran krusial untuk merajut perdamaian. Menurut dia, Pancasila berdiri kokoh di atas prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi kerakyatan dan keadilan sosial,

Secara ringkas, kata dia, kehidupan di Indonesia direfleksikan sebagai Bhinneka Tunggal Ika. "Ini selaras dengan prinsip Nabi Muhammad ketika membangun Madinah. Madinah dibangun dengan prinsip kewargaan, bukan atas sentimen agama dan etnis," papar Said di hadapan pimpinan politik, pejabat militer, pengamat pertahanan, pengusaha dan pemuka agama di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika.

Ketua Umum Pagar Nusa, M Nabil Haroen yang turut diundang dalam forum ini, menegaskan NU dan Pagar Nusa ikut berperan aktif dalam perdamaian internasional.

"Kiprah para pendekar Pagar Nusa untuk mengawal kiai dan menjaga NKRI sudah terbukti. Kami juga berperan serta menginiasi perdamaian dunia dengan membantu meredamkan konflik di beberapa negara yang sekarang dilanda permusuhan," tuturnya.

Nabil menjelaskan, Pagar Nusa telah bekerja sama dengan Polri, TNI, dan BIN, serta institusi negara di bidang keamanan dan pertahanan negara dalam beberapa kerja sama strategis.

"Saya berharap dengan keterlibatan Nahdlatul Ulama dan Pagar Nusa, dalam Family Peace Association akan memberi kontribusi untuk inisiasi dan perwujudan perdamaian dunia," ungkap Nabil.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5515 seconds (0.1#10.140)